Pembunuh John Lennon Menyesal, Minta Maaf ke Yoko Ono

Pembunuh John Lennon kini menyesali tindakan keji yang ia lakukan hampir 40 tahun lalu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Sep 2020, 15:08 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2020, 15:08 WIB
John Lennon dan pembunuhnya, 6 jam sebelum kematian sang bintang
John Lennon dan pembunuhnya, 6 jam sebelum kematian sang bintang (Wikipedia)

Liputan6.com, New York City - Pelaku pembunuhan penyanyi John Lennon menegaskan dirinya menyesal atas tindakan keji yang ia lakukan. Pria bernama Mark Chapman itu menembak Lennon pada 8 Desember 1980 di New York City.

Di hadapan dewan parole (pembebasan bersyarat) di penjara New York, Mark Chapman mengaku motifnya membunuh hanya karena John Lennon terkenal. Chapman berkata dirinya sangatlah egois.

"Saya hanya ingin menegaskan saya menyesal atas kejahatan saya," ujarnya seperti dilansir BBC, Rabu (23/9/2020).

Mark Chapman waktu itu berusia 25 tahun ketika menembak John Lennon, pelaku kini berusia 65 tahun. Ia mengaku tak punya motif lain. Ia bahkan mengakui John Lennon tak salah apa-apa.

Satu-satunya alasan hanya karena John Lennon terkenal saja.

"Dia sangatlah terkenal ... karena ia sangat, sagnat, sangat terkenal dan itulah satu-satunya alasan, dan saya sangat, sangat, sangat, sangat mencari kejayaan untuk diri sendiri, sangat egois," ia menambahkan.

Pelaku itu juga meminta maaf kepada Yoko Ono, istri John Lennon.

"Saya minta maaf atas rasa sakit yang saya sebabkan ke dirinya," ujar Mark Chapman.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Yoko Ono Tak Ingin Dia Bebas

John Lennon dan Yoko Ono
John Lennon dan Yoko Ono di Amsterdam pada 1969. (Sumber Wikimedia Commons)

Pada 2015, Yoko Ono pernah berkata tak ingin Mark Champan mendapat parole alias bebas bersyarat. Yoko takut bahwa pelaku akan mengulang perbuatannya.

Yoko Ono berada di sebelah John Lennon ketika penembakan terjadi.

Mark Chapman berkata dirinya pantas mendapat hukuman mati, namun hukuman itu telah dihapus di New York. Ia juga mengaku pasrah jika harus dipenjara seumur hidup.

Saat menembak John Lennon, Mark Chapman diketahui membawa buku remaja The Catcher in the Rye. Pelaku mengaku bersimpati pada karakter utama yang merasa kesepian.

Dewan supervisi penjara berkata aksi Mark Chapman telah merenggut John Lennon dari jutaan orang di dunia.

"Tindakan egois itu mencuri kesempatan bagi fans-fans di masa depan untuk merasakan kata-kata inspirasi yang seniman ini berikan kepada jutaan orang," ujar pihak dewan penjara.

"Perilaku kekerasanmu menyebabkan kesedihan besar tak hanya bagi keluarganya dan mantan anggota band, tetapi dunia," lanjut pihak dewan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya