Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus melakukan perjalanan pertamanya pada Sabtu, 3 Oktober 2020 sejak penguncian virus Corona di Vatikan.
Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Assisi, Italia, tempat kelahiran Santo Senama, di mana ia akan menandatangani ensiklik barunya - sebuah dokumen yang memaparkan pandangan paus tentang masalah-masalah utama - yang disebut "Fratelli tutti", tentang pentingnya persaudaraan, khususnya dalam masa pandemi Corona COVID-19 ini.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (3/10/2020) Vatikan mengatakan itu akan menjadi kunjungan pribadi untuk mengurangi risiko kesehatan -- baik bagi umat Katolik yang biasanya berkerumun di jalan-jalan, menggendong bayi untuk dicium, dan untuk paus itu sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Ketika virus telah menewaskan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, mulai menyebar ke seluruh dunia awal tahun ini, Paus Fransiskus menjangkau umat melalui siaran langsung massal, yang dilakukan sendirian di Lapangan Santo Petrus.
"Kegelapan yang pekat telah berkumpul di atas alun-alun kami, jalan-jalan kami, dan kota-kota kami", katanya dalam pidato Maret yang bersejarah.
Paus Fransiskus (83) menunjukkan sedikit rasa takut ketika virus itu menyebar di Italia pada akhir Februari 2020, hingga dia terpaksa menghindari praktik berjabat tangan yang biasa ia lakukan.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan di bawah ini:
Kondisi Paus Fransiskus Baik
Meskipun sempat menderita flu kala itu, kesehatannya tetap baik. Staf Vatikan telah bekerja keras untuk melindungi paus.
"Semua orang bekerja di kantornya atau dari kamarnya, menggunakan teknologi. Semua orang bekerja; tidak ada pemalas di sini," kata paus dalam wawancara dengan penulis biografi kepausan Austen Ivereigh pada bulan April.
Para pendeta diingatkan bahwa misi bisa dilakukan melalui media sosial atau video call. Sementara penguncian di Italia dan Vatikan secara bertahap dicabut mulai Mei, meski begitu Paus Fransiskus tetap tinggal di ruangan.
Sebaliknya, para pembantu terdekatnya, kepala diplomasi Kardinal Pietro Parolin dan Uskup Agung Paul Gallagher, pergi ke luar negeri untuk menggantikannya.
Advertisement