Liputan6.com, Brooklyn - Laporan menunjukkan bahwa delapan hari menuju Pilpres AS pada 3 November 2020, hampir 60 juta suara dilaporkan sudah diberikan. Para pemilih bahkan telah menemukan cara yang menyenangkan untuk mengubah momen membosankan saat antrean panjang menjadi sebuah perayaan.
Seperti diketahui, pemungutan suara awal meningkat di seluruh negeri di tengah pandemi COVID-19 yang belum terlihat akhirnya. Sejumlah negara bagian di AS juga melaporkan rekor jumlah pemilih melalui surat atau secara langsung sebelum momen Pilpres tiba pada 3 November.
Di antara mereka yang mengantre, pemilih asal New York yang bernama Rhonda Le muncul untuk memberikan suara di Barclays Center di Brooklyn pada hari Sabtu. Ia melihat dan merekam video Brooklyn United, sebuah marching band remaja yang lincah. Mereka melakukan arak-arakan di jalan bersama para penari untuk memberikan hiburan kepada para pemilih.
Advertisement
"Para penari pasti membawa semangat dan eneri positif bagi mereka yang telah mengantre berjam-jam. Ada orang yang bertepuk tangan dan menari saat para penari dan band lewat," imbuh Le.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gerakan Joy to The Polls Membuat Para Pemilih Ikut Menari
Dolores McMullan, pemilih asal New York lainnya, mengatakan bahwa antrean sudah ada di memutari blok ketika dia tiba 15 menit sebelum tempat pemungutan suara di Our Lady of Perpetual Help di Brooklyn dibuka Sabtu 24 Oktober pagi waktu setempat.
Selama penantiannya yang hampir satu jam untuk memberikan hak suara, dia melihat sesama warga Brooklyn berada di depannya, menghabiskan waktu menunggu dengan menari sepanjang waktu. Dia lalu membagikan video saat ini secara online.
"Wanita di video saya menunggu selama satu jam penuh, tapi dia memakai earbud, jadi dia menari sendiri," imbuh McMullan.
Di Pennsylvania, barisan pemilih berubah menjadi tarian baris "Cha Cha Slide" di luar TPS di Philadelphia. The Resistance Revival Chorus, yang mengambil bagian dalam perayaan tersebut, memposting video tarian tersebut ke Twitter.
Sekelompok sukarelawan yang memerangi pelecehan dan intimidasi pada pemilih, membawa musik ke pusat pemungutan suara Philadelphia sebagai bagian dari gerakan mereka yang disebut Joy to the Polls.
Program The Frontline merupakan inisiatif baru yang berfungsi sebagai cara untuk melawan penindasan dan intimidasi pada para pemilih di seluruh negeri. Nelini Stamp, Direktur Kampanye Pembela Pemilu menyebut bahwa program ini dilakukan dengan cara memberikan musik.
"Karena kami tahu bahwa upaya penindasan pemilih terutama di komunitas kulit hitam dan cokelat memiliki sejarah panjang di negara ini, dan khususnya hidup dalam pandemi global saat ini. Upaya kami untuk menghadirkan musik kepada orang-orang yang akan menunggu antrean panjang di tempat pemungutan suara agar kami bisa melakukan sesuatu untuk para pemilih," imbuh Stamp.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement