Liputan6.com, Paris - Perusahaan Prancis Danone akan memangkas hingga 2.000 karyawan di seluruh dunia. Keputusan ini diambil untuk menghemat anggaran serta mempercepat proses pengambilan keputusan.
Pengurangan pekerja ini diperkirakan menghemat dana hingga 1 miliar euro (Rp 14,1 triliun). Dana itu termasuk 700 juta euro (Rp 9,9 triliun) biaya general dan administatif.
Advertisement
Baca Juga
Rencana itu adalah bagian dari program "Local First" agar bisnis lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien.
"Simplifikasi dan evolusi ini ... akan diterjemahkan dalam pengurangan sekitar 1.500 hingga 2.000 posisi di markas lokal dan global," ujar pernyataan resmi Danone melalui situs resminya.
Sebagian dana penghematan dari PHK itu akan diinvestasikan untuk mendukung agenda pertumbuhan perusahaan. Danone memprediksi akan menghabiskan sekitar 1,4 miliar euro untuk inisiatif perusahaan selama 2021-2023.
Markas pusat Danone berada di Paris, Prancis.
Financial Times menyebut penjualan Danone terdampak pandemi COVID-19 hingga kontraksi sampai 17 persen. Danone juga tak menjual produk kebersihan yang populer di awal pandemi, selain itu penjualan produk susu bayi juga lesu.
Targetnya, Danone akan kembali tumbuh pada awal 2021. Mereka juga berusaha meraih margin operasi di atas 15 persen, seperti sebelum COVID-19, pada 2022.
(1 euro = Rp 14.151)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Indonesia Jadi Tuan Rumah Dialog Virtual World Economic Forum pada 25 November
Indonesia terpilih menjadi tuan rumah dialog virtual World Economic Forum (WEF) yang membahas pemulihan kesehatan dan ekonomi. Acara akan digelar pada 25 November mendatang.
Forum akan membahas isu yang tengah berkembang di negara tuan rumah, terutama pembangunan ekonomi.
"Forum ini merupakan bagian dari rangkaian Country Strategy Dialogue dari WEF yang mempertemukan pemerintah suatu negara dengan para pelaku bisnis global dan pemangku kepentingan lainnya dalam suatu sesi dialog strategis," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam jumpa pers virtual, Senin 23 November 2020.
Pada 2020, World Economic Forum sedang mengangkat tema The Great Reset Dialogues untuk mengulas tema perubahan geopolitik akibat pandemi COVID-19.
Acara akan digelar secara tertutup dan merupakan bagian dari WEF Country Strategy Dialogue. Pemerintah akan membahas cara Indonesia menangani COVID-19 serta Omnibus Law.
"Pemerintah akan menjelaskan komitmen Indonesia dalam penanganan pandemi COVID yang diseimbangkan dengan upaya-upaya pemulihan ekonomi nasional, salah satunya dengan penerapan Omnibus Law /UU Cipta Kerja," ujar Wamenlu Mahendra Siregar.
Selain Indonesia, ada tiga negara lagi yang menjadi tuan rumah rangkaian acara World Economic Forum, yaitu Jepang, Pakistan, dan China.
Advertisement
Menko Luhut Akan Hadir
Wamenlu menjelaskan bahwa Forum akan terbagi ke dalam 2 (dua) sesi, yaitu Sesi Khusus dengan Presiden RI dan Sesi Diskusi Panel dengan Menko Bidang Perekonomian, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Menteri Luar Negeri.
"Pada kedua sesi, para petinggi perusahaan global akan berkesempatan melakukan dialog interaktif dengan Presiden RI dan para Menteri," jelas Mahendra.
Ada 43 persuahaan global yang akan terlibat dalam forum itu. Mereka bergerak di sektor finansial, infrastruktur, industri strategis, farmasi, jasa kesehatan, TIK dan digital, manufaktur, produksi hilir mineral, dan energi hijau serta terbarukan.
Kemlu berharap forum ini bisa meyakinkan perusahaan global untuk berinvestasi di Indonesia.