Kaleidoskop 2020: Fenomena Strawberry Full Moon hingga Bintang Natal Hiasi Langit

Berikut adalah sejumlah fenomena alam yang terjadi sepanjang tahun 2020.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Des 2020, 10:05 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 10:05 WIB
Ciri-ciri Asteroid
Ciri-ciri Asteroid (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai fenomena langit terjadi sepanjang 2020. Fenomena alam tersebut meliputi gerhana bulan, mendekatnya asteroid hingga fenomena strawberry full moon. 

Hujan meteor dan penampakan sejumlah planet juga menghiasi langit pada 2020.

Gerhana matahari dan konjungsi langka Jupiter dan Saturnus membentuk Bintang Natal juga terjadi di penghujung 2020.

Berikut adalah sejumlah fenomena astronomi yang terjadi sepanjang 2020, terangkum dalam kaleidoskop kanal Global Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Strawberry Full Moon

6 Juni: Strawberry Full Moon. (Istockphoto)
6 Juni: Strawberry Full Moon. (Istockphoto)

Pada 6 Juni lalu, terjadi fenomena Strawberry Full Moon. Selain itu juga Gerhana Bulan Penumbra.

"Puncak fenomena ini (Strawberry Full Moon)  terjadi pada pukul 02.12 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada jarak 369.005 kilometer dari pusat Bumi," demikian menurut informasi dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) seperti dikutip Jumat (6/6/2020).

Purnama ini dapat disaksikan dari arah Barat Daya.

"Purnama ini dinamai demikian karena pada bulan inilah buah stroberi telah masak dan siap untuk dipetik," jelas Pussainsa Lapan di akun Instagram @pussainsa_lapan.

Nama lain dari gerhana bulan ini adalah Hot Moon (Bulan Panas) karena di bulan Juni di belahan utara Bumi tepatnya di Garis Baltik Utara (23,5 derajat lintang Utara) memasukin musim panas.

Baca selengkapnya di sini...

2. Bulan, Jupiter dan Saturnus Berdekatan

ilustrasi bulan.
ilustrasi bulan. (iStockphoto)

Fenomena langit terkait Bulan, Planet Jupiter, dan Saturnus terjadi pada Senin (8/6/2020). Ketiganya terpantau akan berada dalam jarak berdekatan atau pada fase konjungsi.

Fenomena konjungsi antara Bulan dan Jupiter terjadi pada pukul 22.37.05 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan sudut pisah sebesar 2,4 derajat.

"Konjungsi ini dapat teramati dari arah Timur agak ke Tenggara, dengan ketinggian sekitar 60 derajat di atas ufuk," jelas Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) melalui akun Instagramnya.

Selengkapnya di sini...

3. Belasan Asteroid Melintasi Bumi

Asteroid
Ilustrasi Oumuamua, asteroid yang berasal dari 'dunia lain'. (Foto: ESO/M. KORNMESSER)

Badan antariksa Amerika Serikat NASA melaporkan ada belasan asteroid yang bakal melintasi Bumi sepanjang Juni 2020. Beberapa diantaranya termasuk kategori lintasan dekat yang berpotensi bahaya.

Pada 6 Juni lalu, sebanyak 6 asteroid berukuran sebesar rumah hingga pesawat terbang melintasi Bumi dengan jarak antara 1,4 hingga 5 juta kilometer. Mulai 10 Juni hingga 17 Juni mendatang, ada 10 asteroid lagi yang akan melintasi Bumi pada jarak jutaan kilometer, menjadi total 16 asteroid melintas sepanjang Juni.

Dua asteroid berdiameter sekitar 30 meter dan 40 meter, atau seukuran rumah akan melintasi Bumi pada jarak sekitar 4 juta dan 5 juta kilometer dari planet manusia.

Sementara pada 13 Juni, dua asteroid berdiameter sekitar 80 meter, atau sebesar pesawat terbang akan melintasi Bumi pada jarak 6 juta dan 7,5 juta kilometer.

Informasi selengkapnya di sini...

4. Gerhana Matahari Cincin di Indonesia

Gerhana Matahari Cincin di Berbagai Negara
Bulan bergerak di depan Matahari saat berlangsungnya gerhana matahari cincin (Annular Solar Eclipse) yang terlihat dari langit New Delhi, india, Minggu (21/6/2020). Sebagian penduduk Bumi bisa menyaksikan fenomena langka, Gerhana Matahari Cincin. (Jewel Samad / AFP)

Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan terjadi dalam hitungan hari. Tepatnya pada 21 Juni 2020 mendatang.

Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Bulan terlalu jauh dari Bumi sehingga tidak sepenuhnya menutupi Matahari. Ini menghasilkan cincin cahaya di sekitar Bulan yang gelap. Korona Matahari tidak terlihat selama gerhana cincin.

 "Jalur gerhana akan dimulai di Afrika Tengah dan bergerak melalui Arab Saudi, India Utara, China Selatan sebelum berakhir di Samudera Pasifik," jelas Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam akun Instagramnya, Kamis (18/6/2020).

Sementara itu, Gerhana sebagian akan terlihat di sebagian besar Afrika Timur, Timur Tengah dan Asia Selatan.

Baca berita lengkapnya...

5. Asteroid 2011 ES4 Melintasi Bumi

Asteroid (0)
Ilustrasi lintasan asteroid menuju Bumi. (Sumber Pixabay)

Badan Antariksa AS NASA mengungkap adanya asteroid dengan kode 2011 ES4 yang akan terbang melintasi Bumi pada September 2020. Jaraknya jauh lebih dekat daripada Bulan.

Asteroid 2011 ES4 masuk daftar Center for Near-Earth Object Studies (CNEOS) atau Pusat Studi Objek Dekat Bumi di database 'Close Approaches'. Akan terbang melewati Bumi pada 1 September pukul 10.49 AM EDT.

Batuan angkasa itu akan terbang sejauh 0.00048 unit astronomi atau sekitar 44.618 mil dengan kecepatan 18.253 mil per jam.

Asteroid itu disebutkan memiliki diameter 22 meter hingga 49 meter. NASA menganggap asteroid sebagai "Potentially Hazardous Asteroids (PHAs) atau 'Berpotensi Berbahaya', meskipun tidak ada ancaman melihat ukuran diameter asteroid yang sangat kecil.

Baca lebih lengkapnya di sini...

6. Gerhana Bulan Penuh dan Penumbral

Gerhana Bulan Sebagian
Bulan dalam bentuk penuh sebelum terjadinya fenomena gerhana bulan sebagian (parsial) di langit Jakarta pada Rabu (17/7/2019) dini hari. Gerhana bulan terakhir dalam tahun 2019 ini merupakan fenomena jenis gerhana bulan parsial, karena masih ada yang tampak sebagian. (BAY ISMOYO/AFP)

Menurut NASA, pada 30 November, akan ada bulan purnama penuh yang tampak jelas di langit, penampakan itu akan terjadi setelah terjadinya sebuah gerhana. Gerhana itu disebut penumbral, yakni ketika bulan melewati bayangan luar Bumi.

Dikutip dari Livescience, Minggu (29/11/2020), gerhana ini memang hanya terjadi sesaat, tetapi bulan akan tampak purnama selama tiga hari, yakni dari Sabtu 28 November malam hingga Selasa 1 Desember pagi.

Selengkapnya di sini...

7. Hujan Meteor Geminid

Hujan Meteor Geminid
Hujan Meteor Geminid. (NASA)

Hujan Meteor Geminid menjadi salah satu fenomena langit yang terjadi pada penghujung 2020. Diperkirakan, ada 86 hingga 107 meteor per jam menghujani wilayah Indonesia pada 13-14 Desember 2020.

Menurut Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, Hujan Meteor Geminid merupakan hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteor berada di konstelasi rasi bintang Gemini.

"Hujan Meteor Geminid dapat disaksikan sejak pukul 20.00 WIB pada 13 Desember hingga pukul 05.00 WIB pada 14 Desember dengan intensitas berkisar 86 hingga 107 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi mulai 45 derajat (Pulau Rote) hingga 62 derajat (Pulau Weh)," jelas Pussainsa LAPAN di akun instagramnya yang dikutip Senin (7/12/2020).

Baca Selengkapnya...

8. Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Gelap Gulitakan Langit Amerika Serikat
Gerhana matahari parsial terlihat di atas Gateway Arch, Missouri, Senin (21/8). Gerhana Matahari Total tahun ini membuat gelap sebagian wilayah Amerika Serikat yang dilintasi oleh bayangan Bulan. (AP Photo/Jeff Roberson)

Satu-satunya Gerhana Matahari Total di akhir tahun 2020 akan terlihat pada Senin, 14 Desember 2020. Gerhana Matahari total ini akan terlihat di Pasifik Selatan yang meliputi Chile, Argentina, dan Samudra Atlantik selatan.

Sementara gerhana sebagian akan terlihat dari wilayah yang lebih luas di Pasifik. Amerika Selatan bagian selatan dan Antartika juga termasuk di dalamnya.

Dikutip dari laman Space.com, Senin (14/12/2020), Gerhana Matahari terjadi ketika bulan tampak lewat di depan Matahari seperti yang terlihat dari Bumi.

Baca Selengkapnya...

9. Bintang Natal

Potret Jupiter Terbaru. Dok: time.com
Potret Jupiter Terbaru. Dok: time.com

Jelang akhir 2020, fenomena langit yang sangat langka akan terjadi. Posisi planet Jupiter akan sangat dekat dengan Saturnus pada fenomena great conjungtion (konjungsi agung) atau disebut juga Bintang Natal.

Terakhir kali fenomena ini terjadi adalah pada 400 tahun lalu, dan terakhir bisa dilihat dari Bumi pada 800 tahun lalu. Space.com menyebut bahwa konjungsi terjadi ketika planet-planet sangatlah dekat karena mereka sejaja dengan Bumi pada orbitnya masing-masing.

Jupiter dan Saturnus akan mengalami konjungsi pada 21 Desember 2020. Kedua planet itu adalah yang terbesar di tata surya kita.

Baca Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya