Liputan6.com, Tennessee - Di Pulaski, Tennessee, AS, pada 24 Desember 1865, sekelompok Confederate veteran berkumpul untuk membentuk perkumpulan rahasia yang mereka namakan "Ku Klux Klan" (KKK).
KKK dengan cepat tumbuh dari persaudaraan sosial rahasia menjadi kekuatan paramiliter yang bertekad untuk membalikkan kegiatan-kegiatan Era Rekonstruksi progresif pemerintah federal di Selatan, terutama kebijakan yang meningkatkan hak-hak penduduk keturunan Afrika Amerika setempat.
Baca Juga
Dikutip dari History.com, nama Ku Klux Klan berasal dari kata Yunani kyklos, yang berarti "lingkaran" dan kata "klan" dalam bahasa Gaelik-Skotlandia, yang mungkin dipilih karena alasan aliterasi.
Advertisement
Di bawah platform filosofi superioritas rasial kulit putih, kelompok rasisme tersebut menggunakan kekerasan sebagai sarana untuk mendorong kembali rekonstruksi dan pencabutan hak kepada orang Afrika-Amerika.
Aktivitas mereka sangat menonjol di negara bagian AS yang memiliki jumlah ras yang setara. KKKÂ melakukan upaya teror terhadap orang Afrika-Amerika dan kaum Republikan kulit putih di malam hari.
Upaya teror mereka terdiri dari intimidasi, perusakan properti, penyerangan dan pembunuhan untuk mencapai tujuan dan pengaruh pemilu mendatang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Surutnya Ku Klux Klan
Di beberapa negara bagian Selatan AS, Republik mengorganisir unit milisi untuk membubarkan Klan. Pada tahun 1871, Ku Klux Act disahkan oleh Kongres, yang memberi wewenang kepada Presiden Ulysses S. Grant untuk menggunakan kekuatan militer menekan KKK.
Undang-undang Ku Klux mengakibatkan sembilan daerah di Carolina Selatan ditempatkan dalam darurat militer dan terjadi ribuan penangkapan. Pada tahun 1882, Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa Ku Klux Act inkonstitusional, tetapi pada saat itu rekonstruksi telah berakhir dan KKK surut untuk sementara waktu.
Abad ke-20 menyaksikan dua kebangkitan KKK, yang pertama adalah kemunculan sebagai tanggapan terhadap maraknya imigrasi di tahun 1910-an dan 1920-an, serta satu lagi adalah sebagai tanggapan atas gerakan hak-hak sipil Afro-Amerika tahun 1950-an dan 1960-an.
Berbagai kemunculan KKK masih terjadi di abad ke-21. Kekerasan supremasi kulit putih juga kembali meningkat di Amerika.
Beberapa kasusnya seperti penembakan di gereja Charleston 2015, penembakan sinagoge Pittsburgh 2018 dan penembakan di El Paso pada tahun 2019. Semua insiden tersebut dipicu oleh supremasi kulit putih dan rasisme.
Â
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement