Liputan6.com, Tokyo- Pihak berwenang Jepang telah mendeteksi 4 kasus varian baru Virus Corona COVID-19, yang dialami oleh para pelancong yang datang dari Brasil.
Temuan kasus varian baru COVID-19 itu diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang pada hari Minggu (10 Januari 2021).
Dilansir US News yang mengutip Reuters, Senin (11/1/2021) seorang pejabat kementerian mengatakan penelitian sedang dilakukan untuk mengetahui kemanjuran vaksin terhadap varian baru Virus Corona. Hingga saat ini, belum terbukti adanya tingkat penularan yang tinggi pada 4 pelancong tersebut.
Advertisement
"Saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan varian baru yang ditemukan pada mereka yang berasal dari Brasil memiliki tingkat penularan yang tinggi," kata Takaji Wakita, kepala Institut Penyakit Menular Nasional.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan telah diberitahu oleh otoritas Jepang bahwa varian baru tersebut memiliki 12 mutasi, dan salah satunya telah diidentifikasi juga pada varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
"Ini menunjukkan potensi penularan virus yang lebih tinggi," katanya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Status Darurat COVID-19 di Tokyo
Dari empat pelancong yang tiba pada 2 Januari 2021 di Bandara Haneda Tokyo, seorang pria berusia sekitar 40-an mengalami masalah pernapasan, seorang perempuan berusia 30-an mengalami sakit kepala dan sakit tenggorokan, sementara seorang pria remaja mengalami demam, juga seorang perempuan remaja lainnya yang tidak mengalami gejala, kata Kementerian Kesehatan Jepang.
Semua pelancong tersebut kini tengah menjalani karantina di bandara Tokyo, kata Kementerian Kesehatan Brasil.
Setelah melihat peningkatan tajam dalam kasus Virus Corona COVID-19, Jepang mengumumkan keadaan darurat untuk Tokyo dan tiga prefektur yang bertetangga dengan ibu kota pada 6 Januari lalu.
Secara nasional, total kasus Virus Corona COVID-19 di Jepang telah mencapai sekitar 289.000 dengan 4.061 kematian, menurut penyiar publik NHK.
Advertisement