Perangi COVID-19 Lebih Keras, Jerman Perpanjang Lockdown Sampai 14 Februari

Masa lockdown terkait Corona COVID-19 di Jerman sejatinya dijadwalkan berakhir pada 31 Januari 2021, namun kini telah diperpanjang hingga 14 Februari 2021.

diperbarui 21 Jan 2021, 10:23 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 09:27 WIB
Krematorium di Jerman Berjuang dalam Pandemi Corona
Peti mati dipindahkan untuk dikremasi ke dalam tungku di krematorium saat pandemi virus corona sedang berlangsung di Meissen, Jerman timur pada 13 Januari 2021 Sebagian besar almarhum, yang akan dikremasi di sini, meninggal karena atau terkena COVID-19. (Foto oleh JENS SCHLUETER / AFP)

Berlin - Perang melawan Virus Corona COVID-19 di Jerman sepertinya masih bergolak keras. Terlihat melalui perpanjangan masa lockdown guna melawan penyebaran virus tersebut.

Laporan DW Indonesia yang dikutip Selasa (21/1/2021) menyebut Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pemimpin 16 negara bagian pada Selasa 19 Januari sepakat untuk memperpanjang lockdown dan menerapkan aturan yang lebih keras guna melawan penyebaran Virus Corona COVID-19.

Sebelumnya, masa lockdown di Jerman dijadwalkan berakhir pada 31 Januari, namun kini telah diperpanjang hingga 14 Februari. Sebagian besar toko, sekolah, dan bisnis non-esensial, seperti pusat kebugaran dan olahraga, akan tetap tutup.

Langkah-langkah baru tersebut mencakup aturan yang lebih ketat tentang jenis masker yang harus dikenakan di tempat umum tertentu, dan tanggung jawab yang lebih besar pada pemilik perusahaan untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.

 

Meskipun kasus harian baru COVID-19 telah menurun dalam beberapa hari terakhir dan tekanan terhadap unit perawatan intensif sedikit berkurang, ahli virologi khawatir bahwa varian baru Virus Corona COVID-19 yang lebih menular, seperti yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan dapat menyebar di negara Uni Eropa (UE).

Merkel mengatakan kepada wartawan usai mengadakan pertemuan dengan para perdana menteri negara bagian, bahwa "Sekaranglah waktunya untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap ancaman virus ini". 

"Tentu berat harus menerapkan aturan semacam ini, tetapi prinsip kehati-hatian adalah prioritas kami, dan kami harus memperhitungkannya sekarang, dan kami telah memperhitungkannya hari ini," imbuhnya. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Ini:

Apa Aturan Barunya?

Kelab Malam di Berlin Jadi Pusat Pengujian Covid-19
Antrean orang-orang untuk melakukan tes usap (swab test) COVID-19 di luar kelab malam KitKatClub yang legendaris di Berlin, Jerman, Jumat (4/12/2020). Ditutup selama delapan bulan terakhir karena pembatasan virus corona, kelab malam itu diubah menjadi pusat pengujian Covid-19. (Tobias SCHWARZ/AFP)
  • Orang-orang di toko dan transportasi publik akan diharuskan memakai masker filter seperti respirator FFP2, yang tidak hanya melindungi orang lain tetapi juga melindungi pemakainya.
  • Pemilik perusahaan harus, sebisa mungkin, mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah hingga 15 Maret. 

Apa Aturan yang Sudah Ada?

Semua toko dan layanan yang tidak esensial ditutup.

Pusat penitipan anak ditutup, tetapi orang tua dapat mengambil hari libur berbayar untuk menjaga anak-anak mereka.

Pemilik perusahaan atau pemberi kerja didorong untuk mengizinkan karyawan bekerja dari rumah.

Orang tidak diperbolehkan membeli dan minum alkohol di depan umum.

Acara keagamaan di gereja, sinagog, dan masjid diizinkan berlangsung jika mengikuti protokol kesehatan, tetapi nyanyian keagamaan secara bersama-sama tidak diperbolehkan.

Kontak di pertemuan pribadi dibatasi hanya untuk satu orang lain yang tidak tinggal dalam satu rumah.Sebagian besar sekolah ditutup dan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh.

Sementara itu, Kanselir Merkel mendesak negara-negara UE untuk berkoordinasi dalam tindakan melawan penyebaran mutasi baru Virus Corona COVID-19.

Merkel memperingatkan bahwa pemeriksaan perbatasan harus diberlakukan.

"Jika masing-masing negara memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda ... maka harus siap untuk mengatakan bahwa kami harus menerapkan kembali kontrol perbatasan. Kami tidak ingin itu, kami ingin menemukan kesepakatan dengan mitra kami, tetapi kami tidak dapat membiarkan (Infeksi) itu muncul hanya karena negara lain mengambil langkah berbeda," katanya.

Jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Jerman mengalami kenaikan 11.369 menjadi total 2,05 juta kasus, demikian menurut lembaga pengendalian penyakit menular Robert Koch Institute (RKI) yang dilaporkan pada hari Selasa (19/01). Jumlah kematian naik 989 menjadi 47.622 di seluruh negeri.

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya