Uji Rasa Kopi Indonesia Digelar di Finlandia, Ini Pemenangnya

KBRI Helsinki menggelar uji rasa (coffee tasting) untuk memperkenalkan kopi Indonesia di Finlandia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Feb 2021, 17:56 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 17:56 WIB
Uji rasa (coffee tasting) Indonesia di Finlandia.
Uji rasa (coffee tasting) Indonesia di Finlandia. Dok: Kemlu

Liputan6.com, Helsinki - KBRI Helsinki di Finlandia menggelar uji rasa (coffee tasting) memperkenalkan berbagai jenis kopi specialty Indonesia single origin. Acara digelar bersama Mokkamestarit untuk memahami selera minum kopi masyarakat Finlandia pada Senin, 15 Februari 2021.

Mokkamestarit adalah salah satu specialty coffee roastery yang tertua dan terbesar di Finlandia sehingga sudah sangat memahami selera kopi di Finlandia.

Konsumsi kopi di Finlandia tinggi dengan rata-rata 14 kg per orang/tahun. Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Ratu Silvy Gayatri menekankan pentingnya Indonesia mempromosikan berbagai kopi Indonesia yang disesuaikan dengan cita rasa lokal.

Unsur lain yang diperhatikan adalah agar produksi kopi Indonesia memenuhi standar dan nilai-nilai sosial seperti pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat terutama wanita (women empowerment), serta pelestarian lingkungan.

Uji rasa dilakukan terhadap 4 kopi asal Indonesia, yaitu Arabika Gayo Bembeng Family produksi Koperasi Ketiara Aceh, Arabika Umang Super produksi Koperasi Ketiara Aceh, ava Black Honey Preanger dari Koperasi Produsen Kopi Margamulya Jawa Barat dan Arabika Solok Wet Hull Sumatra produksi Roastery Libertad Union Jakarta.

Ini kopi yang unggul:

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Arabika Gayo Bembeng Family

Coffee tasting di Finlandia.
Coffee tasting di Finlandia. Dok: Kemlu

Hasil dari uji rasa ini adalah Arabika Gayo Bembeng Family menjadi kopi yang paling disukai karena memiliki rasa yang fruity, memiliki tingkat keasaman tinggi dan good mouth feel.

"Kopi dari keluarga Bembeng dari Ketiara, Takengon Aceh, unggul dengan rasa dan keasaman yang cemerlang," tulis Mokkamestarit melalui Facebook resmi mereka.

Uji rasa ini dilakukan dengan 2 (dua) alat seduh manual, yaitu Chemex dan Filter Kopi, serta melibatkan para ahli kopi dan pemilik Mokkamestarit, Reija Paakinen dan Mika Hannuniemi.

Mokkamestarit saat ini menjual Kopi Arabika Gayo Indonesia dalam koleksi specialty kopinya. Pihak Mokamestarit berharap kegiatan uji rasa ini dapat dilakukan kembali dengan jenis-jenis kopi lainnya.

Ke depannya, KBRI Helsinki berencana melakukan uji rasa kopi dengan melibatkan para roaster lokal dan jenis kopi lainnya. 

RI Cuma Urutan 9 Negara Eksportir Kopi

Kopi Hitam
Ilustrasi Kopi Hitam Credit: unsplash.com/PTMP

Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah berupaya menaikkan kelas Indonesia sebagai eksportir kopi dunia. Meski saat ini menduduki peringkat keempat sebagai produsen kopi, nyatanya Indonesia saat ini hanya mampu duduk di peringkat kesembilan sebagai eksportir.

Indonesia sebagai negara produsen kopi memiliki keunggulan yang besar berdasarkan varian kopi termasuk speciality maupun komersial. Sayangnya, belum teroptimalkan dengan baik.

"Sampai saat ini kita memang ditantang. Kopi kita memang jadi primadona dunia, tapi kita saat ini menjadi eksportir kesembilan. Kita produsen besar, sayangnya belum teroptimalkan dengan baik," kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Olvy Andrianita, dalam webinar pada Kamis, 28 Januari 2021.

Salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor kopi yaitu menargetkan pasar Jerman. Untuk itu, Kemendag dan KBRI Jerman bekerja sama menggagas strategi uji cocok rasa kopi Nusantara. Proses ini bertujuan untuk menemukan dan menentukan jenis kopi Indonesia yang sesuai untuk pasar Jerman.

Salah satu alasan pemilihan Jerman adalah jumlah populasi besar di Jerman, dan merupakan pasar besar untuk kopi. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, Jerman merupakan pasar terbesar produk kopi di Uni Eropa dengan nilai sekira USD 7,7 miliar.

Jerman sekaligus akan menjadi jembatan Indonesia memperluas ekspor kopi ke pasar European Free Trade Association (EFTA), yang anggotanya Norwegia, dan Swiss.

"Jerman merupakan pemimpin industri dan juga konsumen karena populasinya besar di Eropa. Jerman bisa menjadi jembatan kita kepasar EFTA, ke pasar lain yang lebih besar. Itu yang ingin kita kembangkan," tutur Olvi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya