Atlet Panah India Terpaksa Jual Gorengan Guna Bertahan Hidup Saat Pandemi COVID-19

Meski memiliki prestasi yang gemilang, atlet panah India ini terpaksa jual gorengan di tengah pandemi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 18:00 WIB
Aksi Anak-Anak Latihan Memanah di Tengah Pandemi Covid-19
Seorang anak laki-laki berpartisipasi dalam latihan memanah yang diadakan SAN Archery Club di Desa Ciater, Tangerang Selatan (9/8/2020). SAN Archery Club dibuka kembali bagi anggotanya untuk berlatih kembali dengan mengikuti protokol kesehatan di tengah wabah COVID-19. (Agung Kuncahya B./Xinhua)

Liputan6.com, Ranchi Untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi COVID-19, pemanah tingkat nasional India serta pemenang medali emas di tingkat junior dan sub-junior pada tahun 2010 dan 2014, Mamta Tuddu, terpaksa berhenti dan menjual makanan di desanya, Damodarpur, di Dhanbad.

Putri seorang pensiunan karyawan Bharat Coking Coal Limited (BCCL), Tuddu menjalani pelatihan di Center of Excellence for Archery di Ranchi dari tahun 2018. Dia kembali ke rumahnya dari akademi ketika lockdown nasional diberlakukan karena pandemi.

Dilansir dari The Telegraph, atlet itu memutuskan untuk tinggal di rumah bersama keluarganya untuk mendukung penghasilan mereka ketika dia kembali dari akademi.

Dia berkata, "Saya anak tertua di antara tujuh bersaudara. Penghasilan keluarga saya bergantung pada pendapatan dari toko tempat kami menjual bahan makanan."

Tuddu mengklaim bahwa kelambanan pihak berwenang bertanggung jawab atas kondisinya saat ini.

Md Shamshad, yang merupakan pelatihnya di Pusat Pengumpan Divisi Jharia Tata Steel dari 2009 hingga 2011, berkata, "Dia adalah salah satu atlet pemanah paling berbakat di pusat kami. Sejak saya meninggalkan akademi, saya kehilangan kontak dengannya tetapi kami baru-baru ini bertemu. Ketika saya mengetahui bahwa dengan enggan dia harus menjual gram dan pakoras di desanya untuk menafkahi keluarga, hal itu menghancurkan hati saya. "

Asosiasi Panahan Dhanbad, Sekretaris Distrik Jubair Alam berkata, "Meskipun tidak ada permintaan bantuan keuangan apa pun yang dikirim oleh dia atau ayahnya, kami akan mengunjunginya atas perintah akademi dan mencari tahu alasan di balik kemiskinannya, dan mencoba menolongnya dari kesengsaraan."

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

Pegulat Profesional Kehilangan Nyawanya Karena COVID-19

[Bintang] Ajaib! 4 Ilustrasi Atlet Olimpiade Ini Dibuat dari Cipratan Air
Atlet lempar lembing. (Via: boredpanda.com)

Sementara itu, cerita pilu datang dari pegulat profesional yang masih berusia remaja. Cameron Wellington, remaja berusia 19 tahun ini, tiba-tiba jatuh sakit saat tertular COVID-19 pada November lalu. Namun, ia tidak berhasil melawan virus tersebut.

Saat pertama kali terinfeksi, kondisi Cameron terus memburuk dari hari ke hari, mengeluhkan gejala-gejala COVID-19 dan terus merasa kesulitan bernafas setiap berbicara.

Sang ibu langsung bergegas membawa Cameron ke Rumah Sakit Glenfield di Leicester dan ia pun harus menerima bantuan oksigen. Namun sayang, Cameron tidak selamat dari COVID-19.

Setelah ditelusuri, Cameron ternyata tertular COVID-19 dari sang ayah yang lebih  lebih dulu dinyatakan positif COVID-19. Sedangkan Jane, Ibu dari Cameron, juga dinyatakan positif namun kondisinya sudah membaik.

Sang ibu masih tidak percaya di usia Cameron yang masih terbilang muda , dalam kondisi sehat dan bugar, terenggut oleh COVID-19 dalam waktu singkat.

 

Reporter: Lianna Leticia

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya