Liputan6.com, Jakarta - Tim operasi SAR Angkatan Laut Diraja Malaysia telah tiba di lokasi pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 pada Minggu 25 April 2021.
Mereka akan memulai operasi SAR menggunakan kapal MV Mega Bakti setelah menerima briefing dari TNI-AL, demikian dikutip dari laman Twitter resmi, Minggu (25/4/2021).
Pelayaran tim Malaysia ke lokasi pencarian disebut lebih cepat 3 jam 45 menit dari yang dijadwalkan, setelah melakukan keberangkaan pada 22 April 2021.
Advertisement
Pihak TNI mengatakan bahwa lokasi pencarian KRI Nanggala yang semula berfokus di 9 titik akan ditambah hingga 16 titik menyusul kedatangan alutsista tambahan dari dalam dan luar negeri.
Pada Kamis 22 April pagi, Angkatan Laut Diraja Malaysia mengirimkan MV Mega Bakti untuk membantu pencarian Kapal Selam KRI Nanggala 402, serta melaksanakan salat hajat agar kapal segera ditemukan.
MV Mega Bakti itu berangkat dari kota Kinabalu dan diprediksi tiba ke lokasi SAR pada 25 April 2021 jam 15.00.
Operasi SAR ini melibatkan 54 kru yang terdiri dari tujuh pegawai dan anggota Royal Malaysian Navy, serta dan tiga pegawai dan staf kedokteran Angkatan Tentara Malaysia, serta 44 kru MV Mega Bakti. Operasi ini diketuai oleh Komander Mohd Hairul Fahmy bin Yob dari Royal Navy selaku Coordinator Rescue Force (CRF).
Simak video pilihan berikut:
Menanti Keajaiban?
Tim SAR gabungan terus bekerja keras mencari dan menyelamatkan awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021). Pada hari keempat pencarian, kapal selam milik TNI AL itu telah dinyatakan subsunk atau tenggelam di perairan Bali.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, TNI AL telah menemukan bukti-bukti otentik tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 saat latihan penembakan torpedo.
"TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala," kata Hadi saat konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Dia pun menuturkan, seluruh tim sudah bekerja keras melakukan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang sudah menghilang lebih dari tiga hari ini. Apalagi Sabtu kemarin merupakan batas akhir ketersediaan oksigen di kapal selam tersebut.
"Pagi dini hari tadi (24/4) merupakan batas akhir life support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam," jelas Hadi.
Advertisement