Liputan6.com, Roma - Para arkeolog di Italia telah menemukan sisa-sisa sembilan Neanderthal yang mungkin telah diburu oleh hyena, di sebuah gua prasejarah di tenggara Roma.
Tulang fosil, yang meliputi fragmen tengkorak dan tulang rahang yang patah, ditemukan di Guattari di kota pesisir San Felice Circeo.
Neanderthal, sepupu dekat Homo sapiens, diyakini telah mati sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Advertisement
Namun, jejak kecil DNA mereka masih ada pada manusia modern.
Delapan sisanya berasal dari antara 50.000 dan 68.000 tahun yang lalu, sementara yang tertua bisa berusia 90.000 atau 100.000 tahun, kata kementerian kebudayaan Italia seperti dikutip dari BBC, Senin (10/5/2021).
Para arkeolog yang menggali sisa-sisa tulang-belulang itu di Gua Guattari, sekitar 90km (56 mil) tenggara Roma, mengatakan mereka milik tujuh laki-laki dewasa, seorang wanita dan seorang anak laki-laki.
Mario Rolfo, seorang profesor arkeologi di Universitas Tor Vergata, mengatakan sebagian besar Neanderthal telah dibunuh oleh hyena dan diseret kembali ke sarang gua mereka sebagai makanan.
"Neanderthal adalah mangsa hewan-hewan ini," kata Guardian seperti dikutip Guardian. "Hyena memburu mereka, terutama yang paling rentan, seperti individu yang sakit atau lanjut usia."
Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini menggambarkan penemuan itu sebagai "penemuan luar biasa yang akan dibicarakan seluruh dunia".
"Temuan ini akan membantu memperkaya studi tentang Neanderthal," katanya.
Sejumlah kecil jenazah ditemukan secara kebetulan di Gua Guattari pada tahun 1939, menjadikannya "salah satu tempat paling signifikan di dunia untuk sejarah manusia Neanderthal", kata kementerian itu.
Gua telah ditutup oleh gempa bumi kuno atau tanah longsor, memungkinkan pelestarian isinya.
Simak video pilihan berikut:
DNA Warisan Nenek Moyang Manusia Picu Risiko Infeksi Virus Corona yang Lebih parah
Dahulu kala di selatan Eropa, manusia modern dan Neanderthal memiliki setidaknya satu pertemuan yang menghasilkan keturunan. Tidak ada yang dapat meramalkan betapa suramnya pertemuan tersebut hingga akan berdampak pada dunia 60.000 tahun kemudian.
Dikutip dari science alert, Kamis (01/10/2020), DNA Neanderthal telah menyebar jauh ke seluruh populasi manusia dari generasi ke generasi, bahkan ketika Neanderthal sendiri telah punah. Sekitar 50 persen orang di Asia Selatan dan 16 persen orang di Eropa sekarang membawa DNA tersebut.
Para ilmuwan berpendapat bahwa orang yang memiliki DNA tersebut adalah pihak yang dapat mengalami komplikasi COVID-19 paling parah dibandingkan dengan yang tidak memiliki DNA tersebut.
Advertisement