Angka Kematian di Malaysia Akibat COVID-19 Tembus 100 Jiwa 2 Hari Berturut-turut

Pada Rabu (3/6) Malaysia mencatat rekor 126 kematian akibat COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Jun 2021, 14:51 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 14:51 WIB
Pemandangan Malam Kuala Lumpur di Tengah Pembatasan Baru COVID-19
Pemandangan malam umum menunjukkan bangunan seperti yang terlihat dari Menara KL di Kuala Lumpur (13/10/2020). Malaysia tengah memerangi lonjakan baru kasus virus corona baru COVID-19. (AFP/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia melaporkan 103 kematian baru akibat COVID-19 pada Kamis (3/6) menandai hari kedua berturut-turut dengan lebih dari 100 kasus meninggal dunia.

Ini menjadikan jumlah kematian Corona COVID-19 di angka 3.096 jiwa, kata direktur jenderal kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah.

Pada Rabu (3/6) Malaysia mencatat rekor 126 kematian, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (4/6/2021).

Malaysia bergulat dengan lonjakan infeksi, dan memasuki penguncian total minggu ini dalam upaya untuk mengekang wabah.

Sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah universitas Amerika telah memproyeksikan bahwa angka kematian COVID-19 Malaysia dapat mencapai 26.000 pada September 2021, jelas Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba.

"(Proyeksi) bukan sesuatu yang mustahil," katanya kepada wartawan saat konferensi pers di Rumah Sakit Canselor Tuanku Muhriz Universiti Kebangsaan Malaysia.

Dr Adeeba Kamarulzaman, anggota Dewan Ilmu Pengetahuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan bahwa proyeksi itu didasarkan pada kondisi saat ini.

Dia mengatakan, penelitian yang dilakukan oleh Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington, juga memproyeksikan bahwa tingkat kematian harian Malaysia dapat mencapai 200 kasus menjelang akhir Agustus 2021.

 

Perpindahan Virus

Menara Kuala Lumpur
Turis dengan mengenakan masker mengambil gambar dari dek obseravsi di Menara Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Rabu (1/7/2020). Malaysia memasuki pelonggaran Perintah Kontrol Gerakan (MCO) setelah tiga bulan pembatasan karena virus corona Covid-19. (AP Photo/Vincent Thian)

Dalam konferensi pers, Dr Adham mengatakan bahwa 60 persen kasus COVID-19 di negara itu terkait dengan pergerakan orang dan 40 persen dari klaster.

"Virus itu mengikuti orang. Kalau orang pindah, virusnya juga pindah," ujarnya.

Dr Adham juga mengatakan bahwa aktivitas selama bulan Ramadhan, kurir serta aktivitas di berbagai sektor menjadi salah satu penyebab klaster komunitas di Malaysia.

Penguncian total dua minggu Malaysia yang diberlakukan pada 1 Juni, bagaimanapun telah menunjukkan tanda-tanda positif dalam perang melawan pandemi, kata Dr Adham.

"Perang melawan pandemi dapat dimenangkan asalkan semua sektor memainkan perannya untuk meredakan tekanan pada sistem perawatan kesehatan nasional," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya