Swiss Akan Referendum demi Larang Penggunaan Pestisida

Dampak pestisida pada air dan serangga membuat resah warga Swiss.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Jun 2021, 18:37 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2021, 18:00 WIB
Penampakan Gunung Sinabung Semburkan Awan Panas
Seorang petani menyemprotkan cairan pestisida pada tanaman saat unung Sinabung memuntahkan abu ke langit, seperti terlihat dari Karo, Sumatera Utara, Selasa (2/3/2021) . Saat ini, Gunung Sinabung, berada pada Level III atau Siaga. (AFP/Bahari Tarigan)

Liputan6.com, Zurich - Pemerintah Swiss menggelar referendum larangan pestisida pada Minggu (13/6/2021) waktu setempat. Langkah ini tak mendapat sambutan hangat dari petani di Swiss yang bisnis mereka bakal terdampak negatif.

Dilaporkan BBC, pendukung pelarangan ini khawatir terhadap level pestisida di air, serta kerusakannya terhadap tanaman, hewan, dan serangga.

Ada proposal yang meminta agar mengakhiri subsidi bagi petani yang memakai pestisida, dan ada juga yang meminta seluruh pestisida dilarang dalam tempo 10 tahun ke depan.

Jika referedum ini berhasil, maka Swiss akan menjadi negara kedua di dunia yang melarang pestisida setelah Bhutan pada 2013.

Pelarangan Swiss juga bakal lebih signifikan, sebab negara ini merupakan markas dari Syngenta, pemanufaktur pesitisda terbesar di dunia.

Swiss merupakan negara demokrasi langsung, sehingga semua keputusan besar diambil via referendum.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Didukung Pemuda, Ditolak Petani

FOTO: Aksi Pria Swiss yang Masih Mendaki Ketinggian di Usia 98 Tahun
Pendaki gunung veteran asal Swiss Marcel Remy (98) memanjat dinding dalam ruangan di Villeneuve, tepi timur Danau Jenewa, Swiss, 31 Mei 2021. Mendaki selalu menjadi bagian utama dari kehidupan Remy. (STEFAN WERMUTH/AFP)

Proposal-proposal untuk melarang pestisida ini mendapat dukungan dari anak-anak muda.

Asosiasi Petani Zurich telah menyuarakan protesnya terkait isu ini. Ia menyindir banyak orang-orang kota yang sok tahu tentang farming.

"Jadi ketika mereka punya dua tomat di taman di depan jendela mereka, mereka berpikir sudah paham mengenai farming dan tahu cara melakukan organic farming," ujar Martin Haab, presiden Asosiasi Petani Zurich.

Pihak petani Swiss berkata mereka sudah patuh terhadap aturan-aturan terketat di Eropa. Pekerjaan dan pendapatan mereka pun sudah turun dalam 20 tahun terakhir.

Lobi-lobi petani di Swiss pun kuat dan kemungkinan unggul di referendum ini.

Selain referendum mengenai pestisida, masyarakat Swiss juga akan mengambil keputusan terkait pajak bahan bakar fosil dan pendanaan darurat COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya