Liputan6.com, Lahore - Penarikan militer asing pimpinan AS dari Afganistan hampir selesai dilakukan. Menjelang akhir proses tersebut, Pakistan akan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik terkemuka Afganistan di sebuah konferensi, dalam rangka mempercepat proses perdamaian intra-Afganistan.
Mengutip VOA Indonesia, Kamis (15/7/2021), inisiatif diplomatik Pakistan itu dilakukan setelah gerilyawan Taliban dengan cepat membuat kemajuan teritorial dengan merebut sejumlah distrik baru Afganistan di seluruh negeri yang dilanda perang itu, sejak awal Mei, ketika pasukan sekutu AS dan NATO secara resmi memulai proses penarikan.
Baca Juga
Kondisi keamanan yang berkurang diduga telah memicu kekhawatiran bahwa kekosongan yang ditinggalkan oleh pasukan asing, justru mengubah konflik menjadi perang saudara besar-besaran. Selain itu juga memungkinkan kelompok teroris transnasional menemukan lebih banyak ruang di Afganistan, untuk menyerang target mereka masing-masing di negara-negara tetangga dan sekitarnya.
Advertisement
Sumber-sumber resmi yang ditempatkan di Islamabad, Rabu 14Â Juli mengatakan kepada VOA bahwa konferensi itu dijadwalkan "17 hingga 19 Juli". Sejumlah pemimpin Afganistan telah mengkonfirmasi partisipasi mereka.
Beberapa di antara yang telah mengonfirmasi kehadiran kepada VOA adalah; utusan khusus presiden Afganistan untuk Pakistan, Mohammad Omer Daudzai dan mantan menteri keuangan Omar Zakhilwal.
Â
Tanggal Masih Diperdebatkan
Namun, Daudzai, mengatakan "tanggal pertemuan masih diperdebatkan."
Hamid Karzai, mantan presiden Afganistan, Salahuddin Rabbani, mantan menteri luar negeri, Omar Zakhilwal, mantan menteri keuangan, Haji Mohammad Mohaqiq, pemimpin senior komunitas etnis minoritas Hazara, Gulbuddin Hekmatyar, mantan kepala suku yang beralih menjadi politikus, dan Ahmad Wali Masoud, termasuk di antara para undangan, kata sumber resmi yang tak disebutkan.
Islamabad telah mengusulkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan itu, karena negosiasi damai yang ditengahi AS antara Taliban dan perwakilan pemerintah Afganistan selama berbulan-bulan belum menghasilkan apapun.
Advertisement