Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mempermudah akses pelayanan dan pelindungan konsuler bagi para WNI di Arab Saudi, KJRI Jeddah menggelar “Pelayanan Terpadu" di Kota Khamis Musheit, yang terletak di Barat Daya Arab Saudi sekitar 700 km dari Jeddah (27-28/08/2021).
Dalam kegiatan tersebut, petugas juga berhasil membantu agar seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak kehilangan hak upahnya.
Kepada petugas, PMI berinisial AIOÂ mengaku telah bekerja selama 14 tahun di Kota Abha. Namun, dia baru menerima 9.600 riyal selama bekerja. Anehnya, saat mengajukan penggantian paspor, petugas AIO telah membubuhkan tanda tangan dan sidik jari sebagai bukti gaji telah dibayar lunas.
Advertisement
Petugas akhirnya menanyakan kapan lembar pembayaran itu ditandatangani. AIO mengaku melakukannya beberapa saat sebelum mendatangi lokasi Pelayanan Terpadu.
Akhirnya, sang majikan dipanggil untuk menjelaskan fakta yang sebenarnya dan menyelesaikan kewajibannya secara kekeluargaan.
Beruntung majikan AIO melunak dan mengakui yang sebenarnya. Pria yang disebut-sebut berprofesi tentara itu akhirnya bersedia membuat surat pernyataan akan segera melunasi sisa gaji AIO.Â
Tangani Hak Gaji WNI
Tim petugas segera menghubungi perwakilan BNI di Arab Saudi agar segera menerbitkan rekening pribadi atas nama AIO.
“Dalam menangani perkara sengketa gaji, posisi KJRI Jeddah jadi lemah kalau PMI telah menandatangani atau membubuhkan sidik jari pada lembar pembayaran. Syukur kalau majikan jujur dan mau mengakui. Jika tidak, kan PMI jadi kehilangan haknya. Bicara hukum, bicara bukti," ujar Konsul Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono.
Dalam kesempatan tersebut, Tim Yandu juga berhasil mengupayakan kenaikan upah bagi 13 PMI yang telah bekerja bertahun-tahun sebagai ART dan masih digaji di bawah standar.
Kenaikan nilai upah tersebut berhasil diperjuangkan setelah negosiasi alot dengan para majikan.
Kesepakatan tersebut kemudian dikuatkan dalam Perjanjian Kerja (PK) dalam dua bahasa (Indonesia dan Arab) yang ditandatangai oleh majikan dan ART-nya.
Di sela kegiatan Yandu tersebut, Tim juga menyalurkan bantuan COVID-19 berupa 15 paket sembako kepada PMI yang kehilangan pekerjaan, tidak digaji atau pengurangan gaji karena dirumahkan setelah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
Advertisement