KJRI Jeddah Gelar Pelayanan Terpadu untuk Amankan Hak Gaji PMI

KJRI Jeddah menggelar pelayanan terpadu untuk mengamankan hak gaji para PMI.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Sep 2021, 09:02 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2021, 09:02 WIB
KJRI Jeddah menggelar “Pelayanan Terpadu" di Kota Khamis Musheit, yang terletak di Barat Daya Arab Saudi sekitar 700 km dari Jeddah (27-28/08/2021).
KJRI Jeddah menggelar “Pelayanan Terpadu" di Kota Khamis Musheit, yang terletak di Barat Daya Arab Saudi sekitar 700 km dari Jeddah (27-28/08/2021). (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mempermudah akses pelayanan dan pelindungan konsuler bagi para WNI di Arab Saudi, KJRI Jeddah menggelar “Pelayanan Terpadu" di Kota Khamis Musheit, yang terletak di Barat Daya Arab Saudi sekitar 700 km dari Jeddah (27-28/08/2021).

Dalam kegiatan tersebut, petugas juga berhasil membantu agar seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak kehilangan hak upahnya.

Kepada petugas, PMI berinisial AIO  mengaku telah bekerja selama 14 tahun di Kota Abha. Namun, dia baru menerima 9.600 riyal selama bekerja. Anehnya, saat mengajukan penggantian paspor, petugas AIO telah membubuhkan tanda tangan dan sidik jari sebagai bukti gaji telah dibayar lunas.

Petugas akhirnya menanyakan kapan lembar pembayaran itu ditandatangani. AIO mengaku melakukannya beberapa saat sebelum mendatangi lokasi Pelayanan Terpadu.

Akhirnya, sang majikan dipanggil untuk menjelaskan fakta yang sebenarnya dan menyelesaikan kewajibannya secara kekeluargaan.

Beruntung majikan AIO melunak dan mengakui yang sebenarnya. Pria yang disebut-sebut berprofesi tentara itu akhirnya bersedia membuat surat pernyataan akan segera melunasi sisa gaji AIO. 

Tangani Hak Gaji WNI

KJRI Jeddah menggelar “Pelayanan Terpadu" di Kota Khamis Musheit, yang terletak di Barat Daya Arab Saudi sekitar 700 km dari Jeddah (27-28/08/2021). (Dok: Kemlu RI)
KJRI Jeddah menggelar “Pelayanan Terpadu" di Kota Khamis Musheit, yang terletak di Barat Daya Arab Saudi sekitar 700 km dari Jeddah (27-28/08/2021). (Dok: Kemlu RI)

Tim petugas segera menghubungi perwakilan BNI di Arab Saudi agar segera menerbitkan rekening pribadi atas nama AIO.

“Dalam menangani perkara sengketa gaji, posisi KJRI Jeddah jadi lemah kalau PMI telah menandatangani atau membubuhkan sidik jari pada lembar pembayaran. Syukur kalau majikan jujur dan mau mengakui. Jika tidak, kan PMI jadi kehilangan haknya. Bicara hukum, bicara bukti," ujar Konsul Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono.

Dalam kesempatan tersebut, Tim Yandu juga berhasil mengupayakan kenaikan upah bagi 13 PMI yang telah bekerja bertahun-tahun sebagai ART dan masih digaji di bawah standar.

Kenaikan nilai upah tersebut berhasil diperjuangkan setelah negosiasi alot dengan para majikan.

Kesepakatan tersebut kemudian dikuatkan dalam Perjanjian Kerja (PK) dalam dua bahasa (Indonesia dan Arab) yang ditandatangai oleh majikan dan ART-nya.

Di sela kegiatan Yandu tersebut, Tim juga menyalurkan bantuan COVID-19 berupa 15 paket sembako kepada PMI yang kehilangan pekerjaan, tidak digaji atau pengurangan gaji karena dirumahkan setelah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya