Joe Biden Hadiri KTT COP26 di Tengah Desakan Dunia Atasi Isu Iklim

Presiden AS Joe Biden didesak untuk mengatasi permasalahan iklim.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Okt 2021, 15:35 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 15:34 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Joe Biden menghadapi tantangan besar untuk menegaskan kembali kredibilitas Amerika saat ia bertolak untuk menghadiri KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia. 

Joe Biden yang telah berjanji untuk mengatasi krisis iklim yang dia gambarkan sebagai "ancaman eksistensial" bagi peradaban, akan disambut dalam KTT COP26 dengan perasaan lega menyusul keputusan pendahulunya, Donald Trump yang menarik negaranya keluar dari perjanjian iklim Paris yang penting dan mencemooh ilmu iklim sebagai "omong kosong". Demikian seperti dikutip dari laman The Guardian, Jumat (29/10/2021). 

“AS masih merupakan ekonomi terbesar di dunia, negara-negara lain memperhatikannya, dan kami belum pernah memiliki presiden yang lebih berkomitmen pada aksi iklim,” kata Alice Hill, yang merupakan penasihat iklim untuk Barack Obama.

“Tapi ada skeptisisme yang diungkapkan oleh negara lain. Mereka melihat perubahan dramatis kita dari Obama ke Trump dan kekhawatirannya adalah kita akan berbalik lagi. Kurangnya konsistensi adalah masalahnya.”

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prioritas Isu Iklim oleh AS

FOTO: Joe Biden Resmi Akhiri Perang Amerika Serikat di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). Biden mengatakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan merupakan pilihan terbaik. (AP Photo/Evan Vucci)

Laurence Tubiana, seorang diplomat Prancis yang merupakan penggagas utama perjanjian Paris, mengatakan bahwa Biden telah menempatkan iklim “di atas agendanya” dan bahwa diplomasi AS telah membantu meningkatkan beberapa kemajuan dari negara-negara seperti Arab Saudi, Afrika Selatan, dan India. 

Namun dia menambahkan AS memiliki "masalah kredibilitas iklim historis" dan bahwa para pemimpin lain khawatir tentang disfungsi politik domestik dan komitmen jangka panjangnya.

“Kami khawatir, karena itu pernah terjadi sebelumnya dan bisa terjadi lagi,” katanya. 

“AS adalah penghasil emisi terbesar di dunia dan tidak pernah meloloskan undang-undang iklim yang signifikan. [Biden] masih harus menempuh jalan panjang untuk menebus tahun-tahun Trump yang hilang.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya