Liputan6.com, Bangkok - Puluhan ribu pelancong diperkirakan tiba di Thailand hari ini ketika negara itu dibuka kembali untuk turis asing, setelah 18 bulan ditutup akibat pembatasan COVID-19.
Dikutip dari laman BBC, Senin (1/11/20210, turis yang divaksinasi dari lebih dari 60 negara dengan kategori "risiko rendah" diizinkan memasuki Thailand dan menghindari karantina hotel.
Advertisement
Jumlah wisatawan diperkirakan akan melonjak hingga 15 juta tahun depan, dan menghasilkan lebih dari $30 miliar (Rp 400 T).
Namun, sebagian besar negara masih menghadapi pembatasan, dengan hanya sekitar 42% dari populasi yang divaksinasi lengkap.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pariwisata Thailand Paling Terdampak
Pandemi virus corona memukul ekonomi Thailand, yang sebelumnya menarik 40 juta wisatawan per tahun.
Tahun lalu, kedatangan wisatawan turun hingga lebih dari 80%. Bandara yang melayani Bangkok dan Phuket termasuk di antara yang dibuka ke negara-negara termasuk Inggris, China, Jepang, AS, dan sebagian besar Eropa.
Pemerintah Thailand memperkirakan pendapatan akan pulih ke tingkat pra-pandemi pada tahun 2023, meskipun banyak pakar industri mengatakan penutupan perbatasan China yang sedang berlangsung akan menghambat pemulihan sektor tersebut.
Sebelum pandemi, turis China merupakan turis terbesar, dengan sekitar 12 juta pengunjung datang dari China pada 2019.
Thailand masih mencatat hampir 10.000 infeksi COVID-19 setiap hari.
"Ini seperti melihat cahaya yang sangat redup di ujung terowongan - kami tidak bisa bekerja dalam dua tahun," kata pemandu wisata Chaiyagorn Boonyapak kepada BBC.
Tapi dia dan rekan-rekan pemandu wisatanya belum dihubungi oleh pelanggan dan perusahaan tur dan itu bisa memakan waktu satu bulan sampai tur kembali aktif dan berjalan lagi.
"Kami tidak tahu apakah [pemerintah] benar-benar dapat membuka negara dengan lancar, tetapi saya harap mereka dapat melakukannya. Kami sangat ingin kembali bekerja lagi."
Advertisement