Delegasi Parlemen Uni Eropa Temui Tsai Ing-wen, Sinyal Kuat Dukung Taiwan?

Beijing telah mengintensifkan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengisolasi Taiwan di panggung internasional.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Nov 2021, 16:35 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 16:35 WIB
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016 (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Liputan6.com, Taipei - Delegasi Parlemen Uni Eropa tiba di Taiwan pada Rabu (3/11) sebagai bagian dari upaya untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pulau itu, meskipun ada peringatan dari China.

Kunjungan itu dilakukan selama ketegangan tinggi antara Taiwan dan China yang mengklaim pulau itu memiliki pemerintahnya berjanji untuk mengambilnya suatu hari, dengan paksa jika diperlukan.

Beijing telah mengintensifkan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengisolasi Taiwan di panggung internasional, demikian dikutip dari laman France24, Rabu (3/11/2021).

Kelompok beranggotakan tujuh orang yang dipimpin oleh MEP Prancis Raphael Glucksmann akan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan pejabat tinggi lainnya selama perjalanan tiga hari itu, kata kementerian luar negeri Taiwan.

Hal ini menggambarkan kunjungan tersebut sebagai delegasi "resmi" pertama dari parlemen Uni Eropa.

"Kami menantikan diskusi yang bermanfaat tentang pertahanan demokrasi, kebebasan, supremasi hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dengan mitra Eropa kami yang berpikiran sama," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Respons China Atas Aktivitas Taiwan

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Glucksmann, seorang kritikus vokal China, termasuk di antara lima anggota parlemen yang dikenai sanksi oleh Beijing.

"Baik ancaman maupun sanksi tidak akan membuat saya terkesan. Tidak pernah. Dan saya akan terus, selalu, untuk berdiri bersama mereka yang memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia. Jadi saya akan pergi ke Taiwan," tweetnya.

Misi China di Brussels telah memperingatkan sebelumnya bahwa kunjungan ke Taiwan oleh anggota parlemen akan "merusak kepentingan inti China dan merusak perkembangan yang sehat dari hubungan China-Uni Eropa".

Beijing bereaksi dengan kemarahan ketika sekelompok senator Prancis melakukan perjalanan ke Taiwan bulan lalu, dan kunjungan menteri luar negeri Taiwan Joseph Wu baru-baru ini ke Slovakia dan Republik Ceko.

Hubungan China-Taiwan telah merosot sejak pemilihan Tsai sebagai presiden pada 2016, karena ia memandang pulau itu sebagai negara berdaulat de facto dan bukan bagian dari "Satu China".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya