Jerman Serukan Kebijakan Vaksin Booster Menyusul Lonjakan Kasus COVID-19

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, Jumat (5/11) menyerukan suntikan vaksin COVID-19 tambahan bagi siapa saja yang telah divaksinasi penuh setidaknya enam bulan lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2021, 17:00 WIB
Jerman Kembali Lockdown
Orang-orang berjalan melewati zona pejalan kaki utama di Frankfurt, Jerman, Senin (14/12/2020). Mengurangi sebaran virus corona COVID-19, Jerman akan kembali menutup wilayahnya atau lockdown mulai 16 Desember 2020 mendatang. (AP Photo/Michael Probst)

Liputan6.com, Berlin - Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, Jumat (5/11) menyerukan suntikan vaksin COVID-19 tambahan bagi siapa saja yang telah divaksinasi penuh setidaknya enam bulan lalu.

Kebijakan 'vaksin booster' tersebut muncul ketika negara itu menghadapi gelombang keempat infeksi virus corona, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (7/11/2021).

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan puncak dua hari di Bavaria dengan menteri kesehatan dari 16 negara bagian Jerman, Spahn mengatakan situasi COVID-19 Jerman memasuki periode yang sangat sulit, karena Institut Robert Koch di negara itu melaporkan rekor 37.120 kasus harian baru pada hari Jumat.

Spahn mengatakan "gelombang keempat" COVID-19 bukan saja terjadi, tetapi "sudah terjadi sejak beberapa lama," dan "terus menguat " serta jelas makin cepat."

Menteri itu mengatakan beberapa pemimpin negara bagian Jerman telah memperingatkan negara mungkin memerlukan penutupan wilayah baru jika tindakan mendesak tidak diambil.

 

Lonjakan COVID-19 di Jerman

Jerman Kembali Lockdown
Zona pejalan kaki utama di Frankfurt ramai oleh orang-orang yang melintas di Jerman, Senin (14/12/2020). Kebijakan lockdown di Jerman terpaksa diambil demi menurunkan kasus penularan virus corona covid-19 yang melonjak beberapa waktu terakhir. (AP Photo/Michael Probst)

Lonjakan di Jerman adalah bagian dari peningkatan kasus COVID-19 dan kematian di Eropa yang membuat kawasan itu menjadi pusat pandemi baru, kata Hans Kluge, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Kamis.

Pada pengarahan rutin COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan para ahli lainnya membahas lonjakan di Eropa, di mana kasus telah meningkat 55% dalam empat minggu terakhir, meskipun ada banyak pasokan vaksin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya