Liputan6.com, Jakarta - Ada sosok warga negara Indonesia (WNI) dalam daftar BBC 100 Women 2021. Adalah aktivis Mia Krisna Pratiwi.
Mengutip situs BBC, Selasa (7/12/2021), Mia Krisna Pratiwi disebutkan sebagai aktivis lingkungan yang bekerja untuk menyelesaikan krisis sampah plastik di pulau Bali, Indonesia melalui Griya Luhu nirlaba.
Bersama dengan masyarakat setempat, organisasinya mengembangkan "bank sampah digital", sebuah sistem berbasis aplikasi untuk mengumpulkan dan memproses sampah dengan lebih baik, dan untuk mengumpulkan data guna mendukung perubahan lebih lanjut dalam pengelolaan sampah.
Advertisement
Baca Juga
Lulusan gelar sarjana teknik lingkungan dari Institut Teknologi Bandung, Mia Krisna Pratiwi, bekerja sebagai manajer operasi. Ia bertugas mengawasi kegiatan sehari-hari bank sampah setempat.
Dalam daftar BBC 100 Women itu, Mia dari Indonesia masuk kategori science and health (fokus di bidang pengetahuan dan kesehatan) bersanding dengan 21 perempuan dari sejumlah negara.
Sementara dari total 100 wanita dalam daftar tersebut, Mia yang merupakan WNI menempati urutan ke-46.
BBC 100 Women adalah serial multi-format BBC yang dibentuk pada tahun 2013. Serial ini menampilkan peran perempuan pada abad ke-21 dan melibatkan beberapa kegiatan yang berlangsung di London dan di Meksiko.
Di dalamnya terdapat 100 wanita yang dianggap memiliki peran penting bagi dunia. Tahun ini terdapat lima bidang yang membagi para kandidat dalam daftar BBC 100 Women 2021. Berikut ini di antaranya:
- Afghanistan
- Culture & Education
- Entertainment & Sport
- Politics & Activism
- Science & Health
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Analis
Mia Krisna Pratiwi juga disebutkan sebagai seorang analis lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, Indonesia.
Dalam artikel yang dimuat BBC, sebuah kutipan melekat pada sosok Mia.
"Dalam semangat filosofi Bali Tri Hita Karana, mari kembalikan keseimbangan dan harmoni ke Bumi Pertiwi kita. Mungkin kita adalah penyebab masalah polusi, tapi kita juga bisa menjadi solusinya," demikian tulis BBC.
Advertisement