Liputan6.com, Antartika - Sebuah stasiun penelitian ilmiah Belgia di Antarktika sedang dihadapi oleh wabah COVID-19, meskipun para pekerja telah divaksinasi sepenuhnya dan berbasis di salah satu daerah paling terpencil di dunia.
Sejak 14 Desember, setidaknya 16 dari 25 pekerja di Stasiun Kutub Princess Elisabeth, Antarktika telah terjangkit virus tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Para pejabat mengatakan, kasus tetap ringan sejauh ini, demikian dikutip dari laman BBC, Minggu (2/1/2021).
"Situasinya tidak dramatis," Joseph Cheek, seorang manajer proyek untuk International Polar Foundation, mengatakan kepada BBC.
"Meskipun merepotkan karena harus mengkarantina anggota staf tertentu yang tertular COVID-19, itu tidak secara signifikan memengaruhi pekerjaan kami di stasiun secara keseluruhan," kata Cheek.
"Seluruh penghuni stasiun ditawari kesempatan untuk berangkat dengan penerbangan terjadwal pada 12 Januari 2022. Namun, mereka semua peneliti menyatakan keinginannya untuk tinggal dan melanjutkan pekerjaan mereka," tambahnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Pertama Sejak 14 Desember 2021
Tes positif pertama dicatat pada 14 Desember, di antara tim yang telah tiba tujuh hari sebelumnya.
Mereka dan orang lain yang dinyatakan positif ditempatkan di lokasi karantina tetapi virus terus beredar.
Staf yang tiba di stasiun harus divaksinasi dan diuji virusnya.
Stasiun Princess Elisabeth dioperasikan oleh International Polar Foundation dan mulai beroperasi pada tahun 2009.
Ini bukan pertama kalinya stasiun penelitian di Antarktika terkena dampak wabah virus corona.
Tahun lalu, sejumlah personel militer Chili yang berbasis di stasiun penelitian Bernardo O'Higgins terinfeksi setelah pelaut di lokasi dinyatakan positif terkena virus.
Advertisement