Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencopot dua jenderal berbintang karena dianggap "anti-hero". Dua jenderal Ukraina itu adalah pimpinan departemen keamanan internal, serta pimpinan layanan keamanan di daerah Kherson.
Langkah itu diumumkan Presiden Zelensky saat berpidato pada Kamis malam (31/3).
Advertisement
Baca Juga
"Terkait para anti-hero, sekarang saya tidak punya waktu untuk mengurus semua pengkhianat, tetapi secara bertahap mereka akan dihukum," ujar Presiden Volodymyr Zelensky dikutip situs pemerintah Ukraina, Ukrinform, Jumat (1/4/2022).
Zelensky tidak mendetail apa kesalahan dua jenderal tersebut, namun ia mengingatkan bahwa perwira yang melanggar sumpah militer dan tak setia dengan negara akan dicopot dari jabatan militer.
Ia pun memberikan apresiasi kepada para pahlawan di dalam pasukan keamanan di tengah invasi Rusia.
"Ada benar-benar banyak pahlawan di antara para prajurit. Kami bersyukur kepada mereka," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
NATO: Rusia Tambah Kekuatan Militer di Ukraina
Pasukan Rusia di Ukraina berkumpul kembali untuk menggandakan kekuatan militer mereka di timur negara itu, menurut sekretaris jenderal NATO Jens Stoltenberg.
"Rusia sedang mencoba untuk berkumpul kembali, memasok dan memperkuat," kata Stoltenberg.
Dilansir BBC, Jumat (1/4/2022), Inggris mengatakan Rusia membawa antara 1.200 dan 2.000 tentara dari Georgia sebagai bala bantuan.
Moskow mengatakan bahwa mereka akan mengurangi aktivitas militer di Ukraina utara dan fokus pada "membebaskan" wilayah Donbas di tenggara.Â
"Kami melihat pengeboman kota yang terus berlanjut dan kami melihat bahwa Rusia memposisikan kembali beberapa pasukan, memindahkan beberapa dari mereka, kemungkinan besar untuk memperkuat upaya mereka di wilayah Donbas," katanya.
"Pada saat yang sama, Rusia mempertahankan tekanan pada Kiev dan kota-kota lain. Jadi kita bisa mengharapkan tindakan ofensif tambahan, membawa lebih banyak penderitaan."
Advertisement