Ribuan Warga Sipil Terjebak di Kota Severodonetsk Ukraina, Persediaan Makanan Hampir Habis

Ribuan warga sipil terjebak di salah satu kota Ukraina dengan penuh kekhawatiran karena persediaan makanan hampir habis.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Jun 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2022, 10:00 WIB
Severodonetsk di wilayah Donbas timur Ukraina pada Senin 13 Juni 2022, menjadi sasaran pasukan Rusia, daerah terakhir yang masih di bawah kendali Ukraina di wilayah Luhansk. (Aris Messinis/AFP)
Severodonetsk di wilayah Donbas timur Ukraina pada Senin 13 Juni 2022, menjadi sasaran pasukan Rusia, daerah terakhir yang masih di bawah kendali Ukraina di wilayah Luhansk. (Aris Messinis/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga sipil terjebak di kota Severodonetsk di Ukraina dengan persediaan kebutuhan pokok hampir habis, PBB memperingatkan.

Dilansir BBC, Kamis (16/6/2022), banyak dari mereka berlindung di bunker di bawah pabrik kimia Azot di kota itu.

Jembatan terakhir yang menuju ke luar kota hancur dalam pertempuran awal pekan ini - secara efektif menjebak 12.000 penduduk yang tersisa di dalamnya.

Selama berminggu-minggu, Rusia memiliki tujuan militer utama yakni merebut Severodonetsk, yang sekarang menguasai sebagian besar kota.

"Kurangnya air dan sanitasi adalah kekhawatiran besar. Ini menjadi perhatian besar bagi kami karena orang tidak dapat bertahan lama tanpa air," kata juru bicara kantor Urusan Kemanusiaan PBB Saviano Abreu kepada BBC.

Abreu menambahkan bahwa persediaan makanan dan kesehatan juga hampir habis di Severodonetsk, yang berada di wilayah Luhansk timur Ukraina.

PBB berharap dapat memberikan bantuan kepada mereka yang terperangkap di kota itu, tetapi pertempuran yang terus berlanjut membuat badan-badannya tidak dapat memperoleh akses atau jaminan untuk menjangkau warga sipil yang masih ada di sana dengan aman, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.

Peringatan itu menyusul janji Rusia untuk membuka koridor kemanusiaan pada Rabu pagi untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di bawah pabrik Azot.

Namun sejauh ini belum ada konfirmasi bahwa rute aman yang direncanakan - yang akan mengevakuasi warga sipil ke wilayah yang dikuasai Rusia di utara kota - benar-benar berjalan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Upaya Evakuasi Warga Sipil

Satu Bulan Invasi Rusia ke Ukraina, Tiga Juta Orang Mengungsi
Tank tentara Rusia bergerak menyusuri jalan di pinggiran Mariupol, Ukraina, 11 Maret 2022. Tepat pada hari ini, Kamis, 24 Maret 2022, invasi Rusia ke Ukraina sudah terhitung genap satu bulan penuh. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Pada hari Rabu seorang pejabat separatis pro-Rusia menuduh pasukan Ukraina "benar-benar menggagalkan" evakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik kimia.

"Di Azot, militan mencoba mengganggu evakuasi! Dari wilayah pabrik, militan mulai menembakkan mortir dan tank," Rodion Miroshnik, "duta besar" untuk Moskow dari Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri, katanya di Telegram.

Outlet media Rusia juga menyalahkan pasukan Ukraina atas fakta bahwa warga sipil terjebak bersama para pejuangnya di pabrik - menuduh mereka menggunakan penduduk setempat sebagai "perisai manusia".

NTV milik Gazprom memperkirakan mungkin ada sebanyak 1.200 orang, termasuk anak-anak, terperangkap di bawah pabrik.


Rusia Minta Ukraina Menyerah

Melihat Kota Mariupol Usai Digempur Rusia
Kendaraan yang rusak terlihat di Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina (19/4/2022). (AP Photo/Alexei Alexandrov)

Severodonetsk, kota di Ukraina berpenduduk 100 ribu lebih sebelum perang, kini menjadi pusat dari pertempuran yang disebut Rusia sebagai "the battle of Donbas". Ukraina mengakui, sebanyak 100 hingga 200 tentaranya tewas setiap hari dan ratusan orang lainnya terluka dalam pertempuran tersebut.

Rusia pun meminta pasukan Ukraina yang bertahan di pabrik kimia di Sievierodonetsk untuk meletakkan senjata mulai Rabu (15/6/2022) pagi waktu setempat.

Para petempur harus "menghentikan perlawanan mereka yang sia-sia dan meletakkan senjata" mulai pukul 08.00 waktu Moskow (12.00 WIB), kata Mikhail Mizintsev, Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia. Warga sipil akan diizinkan keluar melalui koridor kemanusiaan, Mizintsev menambahkan.

Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak di dalam pabrik Azot itu, ketika tentara mereka berusaha menahan serangan.


Banyak Kawasan Hancur

Satu Bulan Invasi Rusia ke Ukraina, Tiga Juta Orang Mengungsi
Tentara Ukraina berlindung dari tembakan artileri yang masuk di Irpin, pinggiran Kyiv, Minggu, 13 Maret 2022. Tepat pada hari ini, Kamis, 24 Maret 2022, invasi Rusia ke Ukraina sudah terhitung genap satu bulan penuh. (AP Photo/Felipe Dana)

Pengeboman dan serangan Rusia selama berminggu-minggu telah menghancurkan banyak kawasan di Sievierodonetsk. Serangan di pabrik Azot serupa dengan kejadian sebelumnya di pabrik Azovstal di kota pelabuhan Mariupol bulan lalu.

Ratusan petempur dan warga sipil berlindung dari serangan Rusia di pabrik baja itu. Mereka kemudian menyerah pada pertengahan Mei dan menjadi tawanan Rusia.

Serangan di Azot begitu intens sehingga "orang-orang tak bisa lagi bertahan di tempat perlindungan" dan kondisi psikologis mereka memburuk, kata Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya