Liputan6.com, Jakarta PM Italia Mario Draghi, Kamis (21/7) mengundurkan diri setelah gagal dalam upayanya menyatukan fraksi-fraksi dalam pemerintah persatuannya.
Kantor Presiden Sergio Mattarella mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa presiden telah menerima pengunduran diri Draghi tetapi memintanya untuk bertahan dalam posisi sebagai presiden sementara.
Dengan perkembangan ini, Italia akan menggelar pemilihan legislatif dalam beberapa bulan mendatang, bukannya pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung tahun depan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (22/7/2022).
Advertisement
Baca Juga
Draghi menjadi perdana menteri pada tahun 2021 sewaktu Italia menghadapi dampak pandemi virus corona dan ekonomi yang lesu.
Mattarella menolak pengunduran dirinya pekan lalu, dan mendesak Draghi untuk mengimbau para anggota parlemen agar tetap mempertahankan koalisi berkuasa.Tetapi beberapa partai utama memboikot mosi tak percaya, mendorong Draghi untuk kembali mengajukan pengunduran dirinya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Italia Mario Draghi telah memberitahu kabinetnya bahwa ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden. Upaya ini dilakukan setelah penolakan sekutu koalisinya untuk mendukung sebuah rancangan undang-undang pemerintah.
"Mayoritas persatuan nasional yang telah menopang pemerintahan ini sejak pembentukannya sudah tidak ada lagi," kata Draghi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantornya seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (15/7/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Ditolak
Mantan kepala Bank Sentral Eropa telah memimpin pemerintahan Italia sejak Februari 2021.
Dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan BBC, PM Italia itu mengatakan pakta kepercayaan yang telah menopang pemerintah persatuan telah hilang.
Namun, presiden menolak untuk menerima pengunduran dirinya.
Presiden Sergio Mattarella menunjuk Mario Draghi untuk memimpin pemulihan pandemi pasca-COVID-19 Italia, dan menyelamatkan negara dari ketidakstabilan endemik. Dia sekarang telah meminta Draghi untuk berbicara di parlemen untuk memberikan gambaran yang jelas tentang situasi politik.
Pengaruh intervensi Presiden Mattarella tersebut sejauh ini belum diketahui arahnya. Sementara PM Draghi diperkirakan bakal ke parlemen Rabu depan - dan dengan dukungan yang cukup bisa tetap menjabat.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Menang Mosi
Sebelumnya pada hari Kamis, mengutp VOA Indonesia, PM Draghi memenangkan mosi tidak percaya di Senat, namun masa depan pemerintahan persatuan pandeminya diragukan setelah Partai Gerakan Bintang Lima yang populis memboikot pemungutan suara, memicu krisis dalam koalisinya.
Pemungutan suara untuk rancangan undang-undang yang akan membantu warga Italia menghadapi lonjakan harga energi itu dimenangkan dengan hasil 172-39. Namun para senator dari Partai Bintang Lima tidak hadir setelah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan ikut serta.
Di luar gedung Senat, anggota Parlemen Eropa dari Partai Forza Italia Antonio Tajani mengatakan bahwa Partai Gerakan Bintang Lima telah menyebabkan “konsekuensi yang tidak dapat diprediksi dan terbayangkan, yang dipicu oleh pilihan partai politik yang tidak bertanggung jawab, yang hanya merugikan warga Italia.”
Presiden Sergio Mattarella akan memutuskan apakah akan menerima atau menolak permohonan pengunduran diri Draghi.
Namun apabila krisis pemerintahan tidak bisa dituntaskan dengan segera, maka Mattarella dapat membubarkan parlemen dan menyiapkan penyelenggaraan pemilu secepatnya pada bulan September.
PM Italia Mario Draghi Positif COVID-19, Kunjungan Kerja Dibatalkan
Sebelumnya, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dinyatakan positif COVID-19, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/4).
Mario Draghi (74) yang divaksinasi lengkap, "tidak menunjukkan gejala," menurut pernyataan itu.
Jadwalnya telah dibatasi, termasuk rencana perjalanan ke Angola dan Republik Kongo yang dijadwalkan pada 20-21 April, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (19/4/2022).
Pernyataan itu mengatakan, Draghi akan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dan Menteri Transisi Ekologi Roberto Cingolani untuk perjalanan dinasnya.
Tes positif Draghi datang ketika tingkat infeksi virus corona di Italia meningkat dibandingkan dengan posisi terendah baru-baru ini dari awal Maret, meskipun tingkat kematian dan rawat inap tetap rendah.
Data terbaru, mulai Minggu (17/4), menunjukkan hampir 52.000 infeksi baru secara nasional, hari keenam berturut-turut dengan lebih dari 50.000 kasus baru.
Advertisement