Liputan6.com, Singapura - Pengembangan sektor digital adalah agenda negara yang menjadi prioritas Singapura saat ini. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) di Singapura turut menyorot pentingnya melibatkan berbagai pihak dalam pengambil keputusan, termasuk anak-anak muda.
Terkait hal tersebut, pejabat Kominfo Singapura menjelaskan bahwa pemerintah tidak memiliki semua jawaban. Maka dari itu, pemerintah melibatkan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
"Ini mengganti pemahaman bahwa pemerintah yang paling tahu, bahwa pemerintah punya semua jawaban," ujar Deputi Direktur Kominfo Singapura, Wilson Loke, kepada media, Rabu (3/8/2022).
"Jadi kita berubah ke arah membuat jalur-jalur supaya mendengar langsung dari rakyat," lanjut Loke.
Salah satu program Kominfo Singapura adalah Sunlight Alliance for Action yang melibatkan akademisi, organisasi masyarakat, perusahaan teknologi, hingga anak-anak muda dan pelajar demi melawan kejahatan online.
Menkominfo Singapura saat ini adalah Josephine Teo yang berusia 54 tahun. Pada awal Juli lalu, Teo baru saja menemui para diaspora Singapura, termasuk yang bekerja di perusahaan teknologi AS seperti Google.
Ia juga baru-baru ini berdiskusi dengan para pegiat media sosial untuk mencari cara melawan penipuan online yang marak.
"Kami ingin mendengar dari pengguna media sosial itu sendiri tentang saran-saran dari mereka," ujar Josephine Teo via Instagram.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kominfo RI vs. Netizen
Baru-baru ini, Kementerian Kominfo RI justru sedang mengalami konflik dengan para netizen akibat aksi blokir sejumlah platform Steam dan Paypal. Netizen bahkan memakai tagar #BlokirKominfo karena geram.
Adapun delapan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang memicu kontroversi karena diblokir antara lain Yahoo search engine, Steam, Dota2, Counter-Strike, Epic Games, Origin.com, Xandr.com, dan Paypal.
Sebelumnya, Kemkominfo menegaskan bakal memblokir sejumlah layanan penyedia platform yang sudah menerima surat peringatan, tapi belum melakukan pendaftaran hingga batas terakhir, yakni Jumat 29 Juli 2022 pukul 23:59 WIB.
Platform atau PSE ini merupakan penyedia layanan dalam daftar 100 trafik terbesar yang sudah diumumkan Kemkominfo pada pekan lalu.
Ketika itu, Direktur Jenderal Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan menyebutkan pihaknya akan mengirimkan surat peringatan pada platform-platfom tersebut.
Bersama surat peringatan tersebut, Kemkominfo memberikan tenggat waktu lima hari kerja bagi platform memberikan tanggapan. Apabila dalam lima hari kerja setelah surat dikirimkan dan tidak ada respons, Kemkominfo akan mulai melakukan pemblokiran.
Untuk itu, Semuel kini mengungkap daftar layanan berpotensi diblokir, apabila masih belum mengurus pendaftaran hingga batas yang ditentukan.
"Nah, dari 12 yang kemarin yang sudah disurati, ada 10 yang masih kami menunggu dan dua sudah mendaftar," tuturnya dalam konferensi pers, Jumat (29/7).
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kemkominfo Nyaris Dilempar Kencing Netizen
Blok Politik Pelajar sempat berupaya untuk menyerang kantor Kemkominfo dengan air seni. Pelemparan botol berisi air seni masuk ke dalam rangkaian unjuk rasa yang digelar pada Senin (1/8).
"Kami Blok Politik Pelajar mengurungkan untuk melakukan aksi dengan seruan “Ramai-Ramai Lempar Botol Pipis ke Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI)” yang sedianya dilakukan pada Senin, 1 Agustus 2022," tulis rilis Blok Politik Pelajar seperti dikutip, Senin.
Blok Politik Pelajar menyampaikan, pertimbangan pembatalan pelemparan botol berisi air seni antara lain menghargai proses advokasi yang sedang dilakukanoleh Koalisi Advokasi Permenkominfo 5/2020. Pertemuan audiensi antara koalisi dengan Kemkominfo dalam waktu dekat. Meski blok Politik Pelajar sebenarnya tidak tergabung ke dalam koalisi tersebut.
"Blok Politik Pelajar lebih baik memutuskan untuk mengurungkan aksi ini daripada dilihat sebagai penyulut kegagalan advokasi di kemudian hari," ucapnya.
Perwakilan Blok Politik Pelajar tetap akan bertanggung jawab atas situasi di lokasi dengan tetap hadir di lokasi.
"Kami juga menyebarkan informasi ini kepada publik yang tidak mengetahui informasi terbaru dan telah hadir di lokasi, serta upaya menghindari adanya penangkapan oleh kepolisian," ujar dia.
Steam Sudah Dibuka
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan telah melakukan normalisasi atau pembukaan kembali sejumlah situs yang sebelumnya diblokir akibat telat melakukan registrasi Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).
Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/8), Kominfo mengatakan telah berhasil berkomunikasi dengan pengelola Yahoo, serta Valve selaku induk dari Steam, CS:GO, dan Dota.
"Akses terhadap keempat Sistem Elektronik tersebut telah dilakukan normalisasi sejak pukul 08.30 WIB hari ini. Pengguna secara bertahap mulai dapat mengakses layanan keempat PSE tersebut," kata Kominfo.
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, platform distribusi game Steam sudah dapat dibuka saat artikel ini ditulis, begitu pula dengan Yahoo. Catatan, saya tidak menggunakan VPN atau mengubah DNS.
Sementara untuk PayPal, dalam pernyataan resminya, Dedy Permadi, Juru Bicara Kemkominfo juga menyebut mereka telah berhasil melakukan komunikasi dengan perusahaan asal Amerika Serikat itu.
"Pihak Paypal telah menyampaikan komitmen untuk melakukan pendaftaran dalam waktu dekat. Kami optimis Paypal akan segera melakukan pendaftaran dalam waktu dekat," tulis Kominfo.
Meski begitu, Kominfo belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai Epic Games dan Origin.
Berdasarkan penelusuran, Epic Games Store belum dapat diakses dengan baik sementara platform Origin milik EA masih menampilkan pemberitahuan blokir Kominfo.
Advertisement