Militer China Masih Hantui Laut dan Udara Taiwan Pasca Kunjungan Nancy Pelosi

Militer China mengatakan bahwa mereka melanjutkan latihan di laut dan udara di sekitar Taiwan pada Senin (8/8).

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Agu 2022, 12:37 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2022, 12:31 WIB
Ketua DPR AS Nancy Pelosi, depan, kiri tengah, dan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin Pyo, kanan tengah, di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 4 Agustus 2022. ( Lee Jung-hoon/Yonhap via AP)
Ketua DPR AS Nancy Pelosi, depan, kiri tengah, dan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin Pyo, kanan tengah, di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 4 Agustus 2022. ( Lee Jung-hoon/Yonhap via AP)

Liputan6.com, Taipei - Militer China mengatakan bahwa mereka melanjutkan latihan di laut dan udara di sekitar Taiwan pada Senin (8/8).

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan di media sosial Weibo bahwa mereka akan berlatih melakukan serangan anti-kapal selam dan serangan laut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (8/8/2022).

Militer telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut dan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di daerah dekat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.

Latihan itu awalnya dijadwalkan berlangsung empat hari dan berakhir pada hari Minggu.

Sebelumnya, kantor berita negara China Xinhua mengeluarkan laporan singkat yang tidak menyebutkan kesimpulan dari latihan tersebut.

Latihan tersebut menguji "taktik perang sistem di bawah kondisi berbasis informasi, dan mengasah serta meningkatkan kemampuan untuk menghancurkan target pulau penting dengan serangan presisi", tulis Xinhua mengutip perwira angkatan udara Zhang Zhi.

China Beri Sanksi, Nancy Pelosi Tegas Bela Status Quo Taiwan

Pemerintah China mengumumkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi karena kunjungannya ke Taiwan. Kunjungan Pelosi menuai berbagai ancaman dari China.

Dilaporkan Kyodo News, Jumat (5/8/2022), sanksi akan diberikan kepada Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Kementerian Luar Negeri China berkata langkah itu merupakan provokasi.

Pihak Kemlu China belum mengungkap jenis sanksi yang dimaksud.

Sebelum Nancy Pelosi tiba di Taiwan, pemerintah China berkali-kali memberikan pernyataan keras dan ancaman. Namun, perjalanan Nancy Pelosi berjalan lancar dan politisi 82 tahun itu sudah beranjak pergi dari Taiwan.

Pada konferensi pers di Jepang, Nancy Pelosi kembali mengkritik China yang berusaha untuk mengisolasi Taiwan.

"Mereka (China) mungkin mencoba mencegah Taiwan untuk berkunjung atau berpartisipasi di tempat-tempat lain, tetapi dia tidak akan mengisolasi Taiwan dengan mencegah kita mengunjungi Taiwan," ujar Nancy Pelosi pada Jumat ini.

"Kita tidak akan membiarkan mereka mengisolasi Taiwan. Mereka tidak mengatur jadwal travel kita. Pemerintah China tidak melakukan itu. Persaabatn kita dengan Taiwan kuat. Hal itu bipartisan di DPR dan Senat. Ada dkungan besar untuk perdamaian dan status quo di Taiwan," lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pencitraan?

Ketua DPR Nancy Pelosi, kiri, dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu di Taipei. (Kantor Kepresidenan Taiwan)
Ketua DPR Nancy Pelosi, kiri, dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu di Taipei. (Kantor Kepresidenan Taiwan)

Ketika ditanya apakah kunjungan Nancy Pelosi hanya untuk pencitraan tetapi membuat repot Taiwan, politisi senior itu memberikan respons yang pedas terhadap anggapan demikian.

"Itu adalah pernyataan konyol. Maksud saya bukan pertanyaan anda, tetapi inti pertanyaan anda. Taiwan adalah salah satu negara paling bebas di dunia," ujar Pelosi. "Begitulah Freedom House menggambarkannya."

Selain memuji demokrasi Taiwan, Nancy Pelosi juga memuji bisnis Taiwan seperti semiconductor, serta hak LGBTQ di sana. 

"Jadi ini bukan tentang saya. Ini tentang mereka. Ini tentang Taiwan," ucapnya. "Ini tentang mengucapkan: Mari rayakan Taiwan secara semestinya: sebuah demokrasi besar dengan ekonomi yang berkembang, dengan respek ke semua rakyatnya," tegas Nancy Pelosi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Respons Kemlu Soal Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan, Ini Posisi Indonesia

Gedung Pancasila
Gedung Pancasila. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Ketua DPR AS Nancy Pelosi tengah melakukan kunjungan ke Taiwan yang kemudian memicu berbagai respons terutama kegeraman dari China. 

China telah mengeluarkan berbagai responsnya, mulai dari menyebut tindakan AS berbahaya hingga menggunakan kekuatan militer terhadap Taiwan. Sementara itu, pihak Gedung Putih justru mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Nancy Pelosi berhak melakukan perjalanan ke mana saja.  

Terkait kunjungan Nancy Pelosi yang menuai kontroversi, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi yang menyuarakan keprihatinan atas isu ini.

"Indonesia sangat prihatin atas semakin tajamnya rivalitas di antara kekuatan besar," bunyi pernyataan Kemlu RI.

Pernyataan tersebut melanjutkan bahwa jika isu ini tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menciptakan potensi konflik terbuka dan mengganggu stabilitas dan perdamaian yang ada, termasuk di Taiwan Strait.

Lebih jauh lagi, Indonesia mendorong semua pihak melakukan langkah-langkah nyata guna mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi.

"Dunia memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas dapat terjaga," lanjut pernyataan tersebut. 

Secara tegas, Indonesia tetap menganut kebijakan "One China Policy".

Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan Bakal Dominasi Isu Pertemuan Menlu ASEAN

Dalam foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri Taiwan ini, Ketua DPR AS Nancy Pelosi disambut oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu saat tiba di Taipei pada 2 Agustus 2022. (Kementerian Luar Negeri Taiwan via AP)
Dalam foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri Taiwan ini, Ketua DPR AS Nancy Pelosi disambut oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu saat tiba di Taipei pada 2 Agustus 2022. (Kementerian Luar Negeri Taiwan via AP)

Para menteri luar negeri Asia Tenggara (ASEAN) berusaha mencari cara untuk membantu memadamkan kekisruhan diplomatik terkait Taiwan pada pembicaraan regional Rabu (3/8), setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi tiba di pulau itu Selasa malam dan membuat marah Beijing.

Dikutip VOA Indonesia, Kamis (4/8), kabar penerbangan dramatis Pelosi pada larut malam ke Taipei, yang menentang ancaman pembalasan oleh China, mendominasi pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Phnom Penh, yang sebetulnya difokuskan pada usaha untuk mengatasi krisis berdarah di Myanmar. 

Perhatian akan terpusat pada Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, keduanya akan terbang ke ibu kota Kamboja untuk melangsungkan pembicaraan mengenai keamanan regional dengan ASEAN pada Kamis dan Jumat.

Juru bicara ASEAN Kung Phoak, yang menjabat Wakil Menteri Luar Negeri Kamboja, mengatakan pertemuan blok itu akan berusaha membantu meredakan ketegangan.

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa para menteri akan mencoba menemukan cara untuk blok itu agar dapat membantu mengusahakan situasi di Taiwan stabil, tidak mengarah pada konflik dan tidak akan meningkatkan ketegangan politik di antara semua pihak terkait.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya