Kematian Mahsa Amini yang Ditahan Polisi karena Cara Berhijabnya Dikecam Warga Iran di Australia

Iran tengah bergejolak akibat protes yang kini kian menyebar ke sejumlah penjuru wilayahnya.

diperbarui 23 Sep 2022, 11:58 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2022, 11:05 WIB
Protes kematian Mahsa Amini di Iran.
Protes kematian Mahsa Amini di Iran. Dok: AP Photo

, Melbourne - Iran tengah bergejolak akibat protes yang kini kian menyebar ke sejumlah penjuru wilayahnya.

Mengutip ABC Australia, Jumat (23/9/2022), warga Iran menuduh polisi telah melakukan penyiksaan terhadap seorang perempuan saat di tahan. Oleh karena itulah mereka terus menggelar unjuk rasa agar polisi moral dibubarkan.

Mahsa Amini, 22 tahun, mengalami koma dan kemudian meninggal setelah ditahan di Tehran pekan lalu oleh polisi moral.

Kematian tersebut menimbulkan kecaman juga bagi warga Iran di luar negeri, setelah 'hashtag' di Twitter menjadi viral dalam bahasa Persia #MahsaAmini, yang diunggah hampir mencapai 2 juta orang.

Gelombang unjuk rasa paling besar terjadi di kawasan Kurdistan wilayah Iran, di mana penguasa sebelumnya banyak melakukan penindasan terhadap warga Kurdi yang merupakan minoritas di Iran.

"Protes hari Senin di Kota Divandarreh menewaskan paling sedikitnya dua orang, yakni Fouad Qadimi dan Mohsen Mohammadi, setelah dibawa ke rumah sakit Kosar di Sanandaj dan 15 orang lainnya mengalami cedera," kata Hengaw di Twitter. Tapi pihak berwenang saat itu belum bisa memberikan konfirmasi.

Hengaw juga mengunggah video di Twitter, yang menunjukkan pengunjuk rasa melempar baru ke arah pasukan keamanan di kota Divandarreh di kawasan Kurdi.

Kantor berita Reuters tidak bisa membuktikan apakah video tersebut asli atau tidak.

Sementara di ibu kota Tehran, kantor berita Iran Fars mengatakan mahasiswa berunjuk rasa mendesak adanya penyelidikan mengenai sebab kematian Mahsa dan dibubarkannya polisi moral yang menahan Mahsa.

 

Warga Iran di Australia Ikut Mengecam

Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi (iStock)

Sudah lama komunitas warga Iran di Australia ikut mengecam banyaknya kematian yang terjadi di tangan polisi moral negeri itu.

Asosiasi Perempuan Iran di negara bagian Victoria (IWA) mengatakan kematian Mahsa adalah hal yang tragis dan polisi dianggap telah mengambil masa depan perempuan berusia 22 tahun tersebut.

"Mahsa adalah satu korban lagi dari rejim yang tidak menghormati perempuan di Iran," kata juru bicara IWA, Nos Hosseini."Ini menimbulkan kemarahan kami karena perempuan Iran masih menjadi korban akibat aturan berpakaian yang ketat dan mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan kebebasan dasar seperti yang kami alami di sini [Australia]," katanya.

Amerika Serikat juga turut mengecam, dengan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS berharap adanya "keterbukaan" atas apa yang terjadi pada Mahsa Amini.

"Kematian Mahsa Amini karena cedera yang dialami ketika ditahan polisi karena mengenakan hijab yang dianggap tidak sesuai, adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan prinsip hak asasi," kata jubir Dewan Keamanan.

"Kami menyampaikan pernyataan berduka kepada keluarga Mahsa."

"Perempuan di Iran harus memiliki hak untuk mengenakan apa yang ingin mereka kenakan, bebas dari kekerasan dan pelecehan. Iran harus mengakhiri penggunaan kekerasan terhadap perempuuan yang melakukan tindakan kebebasan pribadinya," kata pejabat tadi.

"Harus ada akuntabilitas atas kematian Mahsa."

 

Polisi Klaim Mahsa Amini Sakit

Ilustrasi bendera Iran (pixabay)
Ilustrasi bendera Iran (pixabay)

Polisi mengatakan Mahsa jatuh sakit ketika sedang menunggu bersama perempuan lain yang ditahan oleh polisi moral.

Ayahnya mengatakan kepada situs berita pro-reformasi Emtedad bahwa putrinya tidak memiliki masalah kesehatan dan ditemukan adanya luka-luka di bagian kakinya. Ia juga minta polisi bertanggung jawab atas kematiannya.

Komandan Polisi Metropolitan Tehran, Hossein Rahimi, mengatakan Mahsa tidak mengalami luka fisik dan polisi sudah berusaha "semaksimal mungkin" merawatnya dalam tahanan.

"Insiden ini sangat kami sesalkan dan kami tidak pernah berharap akan terjadi seperti ini," kata Rahimi dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita Fars.

 

Tak Ada Keterangan Medis

Ilustrasi bendera Iran (unsplash)
Ilustrasi bendera Iran (unsplash)

Polisi mengeluarkan video menunjukkan seorang perempuan yang diidentifikasi sebagai Mahsa masuk ke dalam sebuah ruangan dan duduk bersama yang lain.

Di rekaman berikutnya dia berdiri berbicara dengan seseorang yang memeriksa pakaian yang dikenakannya.

Perempuan dalam rekaman tersebut kemudian mengangkat tangan ke arah kepalanya sebelum jatuh.

Hossein mengatakan paramedis tiba semenit kemudian, tapi ia tidak bisa memberikan komentar mengenai sebab kematian karena menurutnya disebabkan masalah kesehatan.

Infografis Serangan Drone AS Tewaskan Jenderal Top Iran
Infografis Serangan Drone AS Tewaskan Jenderal Top Iran. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya