Xi Jinping Bersiap Jabat Periode Ketiga, Taiwan Perkuat Pasukan Antisipasi Perang

Taiwan memutuskan untuk memperkuat pasukannya demi mempertahankan wilayahnya di depan China.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Okt 2022, 19:10 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2022, 19:10 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (AFP)

Liputan6.com, Taipei - Taiwan bertekad untuk memperkuat pertahanannya dan menguatkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan perang dengan China.

Langkah ini dilakukan ketika pemimpin Xi Jinping tengah bersiap untuk mengambil masa jabatan ketiganya, dan mencoba untuk mencapai apa yang belum pernah dilakukan pendahulunya dengan mengambil alih pulau itu.

Dikutip Channel News Asia, Rabu (12/10/2022), Xi tidak merahasiakan keinginannya untuk menjadikan Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok. Upaya tersebut akan dilakukannya secara damai jika memungkinkan tetapi bisa saja menggunakan kekuatan jika diperlukan. Hal ini dilakukannya untuk memperkuat sosoknya sendiri sebagai seorang pemimpin. 

Latihan perang China di dekat Taiwan pada Agustus lalu mendorong ketegangan ke level tertinggi dalam beberapa dasawarsa. Kegiatan tersebut kembali menimbulkan kekhawatiran konflik yang telah membayangi sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke pulau itu pada 1949, setelah kalah perang saudara dari komunis Mao Zedong.

Presiden Tsai Ing-wen dalam pidato hari nasionalnya pada Senin (10 Oktober) mengatakan perang "sama sekali bukanlah pilihan", yang menurut suatu sumber mengatakan sebagian ditujukan pada kongres Partai Komunis China yang berkuasa.

Dia juga menguraikan langkah-langkah untuk meningkatkan militer termasuk dengan produksi massal rudal presisi dan kapal perang.

"Melalui tindakan kami, kami mengirimkan pesan kepada komunitas internasional bahwa Taiwan akan bertanggung jawab atas pertahanan diri kami sendiri, bahwa kami tidak akan menyerahkan apa pun pada nasib," tambahnya.

Pemerintahan Xi Jinping

Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road

Xi secara luas diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiganya di kongres partai satu setiap lima tahun.

Meskipun Taiwan telah hidup dengan ancaman invasi China selama lebih dari tujuh dekade dan tidak ada tanda-tanda ketakutan selama ini, sejumlah para pejabat pemerintah kini bersikap lebih waspada

"Sekarang kita harus meninggalkan ilusi kita dan bersiap untuk bertarung. Kita benar-benar harus siap untuk bertarung,” kata seorang sumber Taiwan yang mengetahui kebijakan pemerintah China. Ia berbicara dengan syarat anonim, karena dia tidak berwenang untuk membahas penilaian intelijen dengan media.

Perkuat Persenjataan

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Tsai telah menjadikan modernisasi angkatan bersenjata sebagai prioritasnya. Hal ini ia lakukan demi mengembangkan"kemampuan perang asimetris yang komprehensif" dengan senjata presisi kecil yang sangat mobile seperti rudal anti-kapal yang dapat diluncurkan dari belakang truk dan dipindahkan ke keamanan setelah menembak.

Xi telah menunjukkan bahwa dia telah mengabaikan pepatah mendiang pemimpin reformis Deng Xiaoping tentang "menyembunyikan kekuatan dan menunggu waktu", kata Lin Fei-fan, wakil sekretaris jenderal Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan.

Upaya Keras Xi Jinping

Presiden China Tiba di Hong Kong
Presiden Cina Xi Jinping seusai berbicara kepada awak media di Bandara Internasional Hong Kong, Kamis (29/6). Selama sepekan terakhir, Kepolisian Hong Kong sudah melakukan berbagai antisipasi terkait kunjungan Presiden Xi Jinping. (AP Photo/Kin Cheung)

Xi berusaha untuk mendorong pengaruh global China dan mencapai tujuan yang tidak berhasil dicapai oleh para pendahulunya, termasuk dengan membawa Hong Kong, kata Lin kepada Reuters di markas besar partai di pusat kota Taipei.

"Ketika kami mengatakan prestasi, untuk Taiwan itu jelas bukan pertanda baik, itu bukan hal yang baik," kata Lin.

"Saya pikir dalam lima tahun ke depan akan lebih intens untuk hubungan lintas-selat, itu akan lebih tidak stabil dan juga ketegangan di Selat Taiwan akan meningkat ke tingkat yang berbeda."

Perang apa pun dapat menghancurkan ekonomi global, mengingat peran kunci Taiwan sebagai produsen semikonduktor, dan berpotensi menyeret Amerika Serikat. Hal ini semakin mengkhawatirkan setelah Presiden Joe Biden berjanji bulan lalu untuk membela Taiwan jika terjadi "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya" oleh China.

Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya