Liputan6.com, Bali - Presiden RI Joko Widodo turut berbicara perdamaian di pembukaan KTT G20 Bali, Selasa (15/11/2022). Ia meminta agar negara-negara menghormati Piagam PBB dan mendukung perdamaian demi generasi muda.
Presiden Jokowi berkata menghormati hukum internasional merupakan bentuk sebagai tanggung jawab. Namun, ia tidak secara eksplisit menyebut Rusia atau Ukraina saat membahas isu perang.
Advertisement
Baca Juga
"Kita punya tanggung jawab tidak hanya kepada rakyat kita, tetapi juga rakyat dunia)," ujar Presiden Jokowi dalam Bahasa Inggris.
"Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, maka akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, maka akan sulit untuk bertanggung jawab untuk generasi sekarang dan generasi selanjutnya," tegas Jokowi.
Kata-kata tersebut diberikan Presiden Jokowi di hadapan para pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Pihak Uni Eropa saat ini berupaya agar ada tekanan kepada Rusia di G20. Mereka juga ingin supaya deklarasi G20 ikut memberika kecaman Rusia dengan cara menyorot pentingnya Piagam PBB di deklarasi tersebut.
Salah satu poin Piagam PBB adalah melarang perebutan batas wilayah negara lain. Aksi Rusia yang menyerang Ukraina, serta menganeksasi wilayah dengan referendum ilegal juga telah dikecam oleh PBB.
Jokowi: 2023 Akan Lebih Suram
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa saat ini dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa. Mulai dari krisis, pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai, rivalitas terus menajam, hingga perang.
Hal ini disampaikan Jokowi saat di depan para pemimpin negara dan lembaga internasional saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Total ada 17 pemimpin negara G20 yang hadir pada KTT ini.
"Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia terutama negara berkembang," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/11).
Untuk itu, dia mengingatkan agar para pemimpin negara tak menyepelekan masalah pupuk. Jokowi menilai tahun 2023 akan lebih suram apabila terjadi ancaman krisis pupuk.
"Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram," jelasnya.
Menurut dia, tingginya harga pangan saat ini dapat semakin buruk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Jokowi menyebut kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia.
"48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan hadapi kondisi yang sangat serius," ujar Jokowi.
Advertisement
Pemimpin Negara
Sebagai informasi, KTT G20 akan berlangsung 15 sampai 16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.
Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese. Ada pula Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden Uni Emirate Arab Muhammad bin Zayed Al Nahyan. Lalu, PM Italia Giorgia Meloni.
Selain itu, Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Jokowi: KTT G20 Harus Berhasil dan Tak Boleh Gagal
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa saat ini mata dunia tertuju pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Untuk itu, dia menekankan bahwa KTT G20 harus berhasil dan tak boleh gagal.
"Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal," kata Jokowi saat menyampaikan pidato pembukaan KTT G20 di Bali, sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/11/2022).
Dia menyampaikan, Indonesia sebagai presiden G20, telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan sangat lebar. Namun, kata Jokowi, keberhasilan KTT G20 akan tercapai apabila semua pihak menyisihkan perbedaan yang ada.
"Keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia," kata dia.
Jokowi menuturkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Oleh sebab itu, Indonesia mendorong semangat demokrasi yang sama dalam KTT G20.
"Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara, pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan wali kota," ujar dia.
"Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20," sambung Jokowi.
Advertisement