KTT G20: Uni Eropa Sebut Perang Rusia Merusak Ekonomi Global

Uni Eropa memenuhi janjinya untuk memberikan kecaman kepada perang yang digencarkan Rusia di Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Nov 2022, 14:10 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 14:10 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen di The Apurva Kempinski Bali. (Biro Pers)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen di The Apurva Kempinski Bali. (Biro Pers)

Liputan6.com, Bali - Uni Eropa memenuhi janjinya untuk memberikan kecaman kepada perang yang digencarkan Rusia di Ukraina. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berkata aksi Rusia merusak ekonomi dunia.

"Perang Rusia tak hanya tanpa justifikasi, tanpa provokasi, dan ilegal, ia juga menyebabkan penderitaan besar di Ukraina dan kerusakan ekonomi global," ujar Presiden Ursula von der Leyen dalam sesi tertutup KTT G20 Bali, Selasa (15/11/2022).

Perang Rusia-Ukraina berdampak pada pasokan pangan dan energi. IMF menyebut bahwa masalah pangan dan energi memperparah inflasi global. Ukraina merupakan negara pemasok gandum dan invasi yang terjadi mempersulit pengiriman gandum ke negara yang membutuhkan.

Presiden Ursula von der Leyen berkata mendukung kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan PBB yang memprakarsai Black Sea Grain Initiative yang mendukung pengiriman gandum. Uni Eropa juga menggunakan Solidarity Lanes untuk mendukung ekspor Ukraina menggunakan jalur-jalur darat.

Selain itu, Uni Eropa juga memberikan bantuan finansial untuk bantuan pangan dunia.

"Kami memobilisasi hingga 8 miliar euro dalam tiga tahun ke depan untuk bantuan pangan dan menambah produksi pangan lokal," ujar Presiden Ursula von der Leyen.

Terkait masalah minyak, Presiden Komisi Eropa mendukung price cap untuk minyak Rusia, serta mendukung energi hijau. Uni Eropa pun berkomitmen dalam membantu pembiayaan.

"Dalam lima tahun ke depan, Eropa akan berinvestasi setidaknya 4 miliar euro di energi terbarukan, seperti hidrogen, melalui strategi investasi Global Gateway," ujar Presiden Ursula von der Leyen.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyampaikan hal serupa. 

"Ada tantangan tantangan global seperti perubahan iklim, namun tambahan lain yang terjadi karena keputusan Rusia untuk meluncurkan agresi tanpa justifikasi melawan negara berdaulat lain," ucap Presiden Michel.

Jokowi Sebut Kolaborasi Jalan Terbaik Selamatkan Krisis Dunia

Pembukaan KTT G20 Indonesia di Bali
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi (tengah)berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Kepala negara diketahui duduk di bagian depan sebuah ruangan dengan meja yang disusun bundar. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan pentingnya berkolaborasi sebagai sebuah jalan untuk menyelamatkan dunia. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali.

"Kita tidak ada pilihan lain, paradigma tentang kolaborasi adalah yang sangat-sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia," kata Jokowi seperti dikutip lewat pantauan daring, Selasa (15/11).

Jokowi menggarisbawahi, mengemban tanggung jawab terhadap umat manusia bukan hanya ada di pundak orang per orang, tetapi di seluruh dunia.

"Tanggung jawab berarti menghormati tentang hukum dan prinsip-prinsip yang telah dicanangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Bertanggungjawab juga berarti mencari win-win sollution yang tidak membuat satu dan lain dirugikan," tegas Jokowi.

Dia berharap, KTT G20 dapat menciptakan jawaban atas krisis glonal yang tengah dialami dunia saat ini. Presiden percaya, dengan kekompakan antarpihak pemangku kepentingan, maka hal itu bukan menjadi mustahil.

"Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar. Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia," kata Jokowi.

Bicara Krisis di KTT G20, Jokowi: 2023 Akan Lebih Suram

Pembukaan KTT G20 Indonesia di Bali
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Jokowi terlihat didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sisi kanan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sisi kiri. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa saat ini dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa. Mulai dari krisis, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, rivalitas terus menajam, hingga perang.

Hal ini disampaikan Jokowi saat di depan para pemimpin negara dan lembaga internasional saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11). Total ada 17 pemimpin negara G20 yang hadir pada KTT ini.

"Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia terutama negara berkembang," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/11/2022).

Untuk itu, dia mengingatkan agar para pemimpin negara tak menyepelekan masalah pupuk. Jokowi menilai tahun 2023 akan lebih suram apabila terjadi ancaman krisis pupuk.

"Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram," jelasnya.

Menurut dia, tingginya harga pangan saat ini dapat semakin buruk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Jokowi menyebut kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia.

"48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan hadapi kondisi yang sangat serius," ujar Jokowi.

Pemimpin Negara

Jokowi dan Joe Biden Bertemu Jelang KTT G20 di Bali
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat melakukan pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali (14/11/2022). Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan digelar pada 15-16 November 2022. (AFP/Saul Loeb)

Sebagai informasi, KTT G20 akan berlangsung 15 sampai 16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.

Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese. Ada pula Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden Uni Emirate Arab Muhammad bin Zayed Al Nahyan. Lalu, PM Italia Giorgia Meloni.

Selain itu, Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara
Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya