Liputan6.com, Seoul - Pesawat tempur KF-16 milik Korea Selatan mengalami kecelakaan pada Minggu (20/11). Pihak militer Korea Selatan berkata pesawat mengalami masalah mesin ketika misi penerbangan.
Berdasarkan laporan Yonhap, Senin (21/11/2022), pilot itu sedang terbang di Wonju pada jam 20.05 malam waktu setempat ketika insiden terjadi. Wonju berada di sebelah barat Seoul ketika insiden terjadi.
Baca Juga
Pilot pesawat tempur berhasil melakukan ejection dan selamat. Pilot itu merupakan bagian dari unit 19th Fighter Wing di Korea Selatan.
Advertisement
Pada foto yang ditayangkan Yonhap, tampak sebuah parasut berwarna merah hijau dan putih yang tersangkut di pohon area pegunungan. Parasut itu digunakan pilot untuk menyelamatkan diri.
Parasut itu berada di Yangpyeong yang berada 45 kilometer di timur Seoul.
Angkatan Udara Korea Selatan memilih hemat bicara terkait insiden ini. Mereka hanya menegaskan bahwa pilotnya selamat.
Awalnya, belum diketahui pula apakan pesawat jet itu adalah pesawat single-seat KF-16C atau pesawat double-seat KF-16D. Namun pesawat itu akhirnya diketahui sebagai KF-16C.
"Saat ini, pilot selamat dan kami berusaha memastikan adanya kerusakan kepada warga sipil," ujar pihak Angkatan Udara Korsel melalui pesan singkat kepada media massa.
Latihan Soaring Eagle Ditunda
Lebih lanjut, Angkatan Udara Korea Selatan menunda latihan udara setelah kecelakaan KF-16 tersebut.
Latihan bertajuk Soaring Eagle itu harusnya dimulai pada Senin ini, namu AU memutuskan untuk menjadwal ulang latihan tersebut.
Tak hanya itu, semua operasi pesawat angkatan militer juga disetop dahulu, kecuali untuk pengintaian dan darurat.
Latihan Soaring Eagle pertama digelar pada 2008 di Korea Selatan. Jadwal latihannya adalah dua kali setahun.
Pada Juni 2022, Angkatan Udara juga menggelar latihan ini. Sekitar 200 personel dan 70 pesawat perang terlibat dalam latihan, termasuk F-35A, F-15K, KF-16, F-4Es, F-5, and pesawat peringatan dini dan kendali E-737.
Advertisement
Korea Selatan: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik ke Perairan Wonsan
Sebelumnya dilaporkan, militer Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya pada Kamis (17/11).
Dikutip dari Associated Press, penembakan rudal balistik itu terjadi beberapa jam setelah Korea Utara mengancam akan meluncurkan tanggapan militer yang lebih keras kepada Amerika Serikat yang memperkuat komitmen keamanannya kepada Korea Selatan dan Jepang.
Militer Korea Selatan mendeteksi peluncuran tersebut dari wilayah pesisir timur Wonsan pada pukul 10.48 pagi waktu setempat, menurut keterangan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Dikatakan juga bahwa Korea Selatan telah meningkatkan pengawasannya terhadap Korea Utara sambil mempertahankan kesiapan militer di tengah koordinasi yang erat dengan AS.
Ini menandai penembakan rudal balistik pertama Korea Utara dalam delapan hari dan yang terbaru dalam serangkaian uji coba dalam beberapa bulan terakhir.
Ketegangan di Semenanjung Korea
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hue memperingatkan bahwa kesepakatan KTT AS-Korea Selatan-Jepang baru-baru ini terkait Korea Utara akan membuat ketegangan di Semenanjung Korea "lebih tidak terduga."
"Semakin tajam AS dalam 'mendukung tawaran pencegahan yang diperpanjang' kepada sekutunya dan semakin mereka mengintensifkan kegiatan militer yang provokatif dan menggertak di Semenanjung Korea dan di kawasan, serangan balasan militer (Korea Utara) yang lebih ganas akan secara langsung proporsional untuk itu," ujar Choe Son Hue Choe.
Pernyataan Choe merupakan tanggapan resmi pertama dari Korea Utara terhadap KTT trilateral Presiden AS Joe Biden dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang, di sela-sela pertemuan regional di Kamboja pada 13 November 2022.
Dalam pernyataan bersama mereka, ketiga pemimpin menyampaikan kecaman mereka atas uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini dan sepakat untuk bekerja sama memperkuat pencegahan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menjelaskan bahwa tujuan dari KTT trilateral AS-Korea Selatan-Jepang adalah mengoordinasikan tanggapan bersama untuk mengekang dan mencegah ancaman nuklir dan rudal oleh Korea Utara.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Hong Sik mengatakan kepada wartawan bahwa kerja sama keamanan antara Seoul, Washington dan Tokyo berkontribusi untuk memperkuat penangkalan yang diperluas AS kepada sekutunya.
Advertisement