Dugaan Bom Picu Pesawat EasyJet dari Polandia ke Inggris Mendarat Darurat di Ceko

Penerbangan EasyJet dari Polandia ke Inggris dialihkan ke Republik Ceko setelah "kemungkinan bom" dilaporkan di pesawat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Des 2022, 19:10 WIB
Diterbitkan 05 Des 2022, 19:10 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi pesawat lepas landas. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Praha - Penerbangan EasyJet dari Polandia ke Inggris dialihkan ke Republik Ceko setelah "kemungkinan bom" dilaporkan di pesawat.

Menurut laporan BBC, Senin (5/12/2022), penerbangan dari Krakow ke Bristol itu mendarat darurat dengan selamat setelah dialihkan ke Bandara Praha pada Minggu 4 Desember 2022 malam waktu setempat.

Polisi Ceko mengatakan teknisi piroteknya mendatangi tempat kejadian untuk menyelidiki.

Bandara Praha kemudian mentweet: "Tidak ada benda berbahaya yang ditemukan di pesawat setelah pemeriksaan piroteknik."

Penerbangan - EZY6276 - sudah terbang selama satu jam dari 2,5 jam waktu perjalanan ketika pesawat Airbus A320 mendarat di Bandara Vaclav Havel Praha.

Pejabat Bandara Praha mentweet: "Pada pukul 22.50 sebuah pesawat yang dialihkan mendarat dengan selamat di rute Bandara Praha Krakow-Bristol.

"Dilaporkan ada kemungkinan bom di dalam pesawat. Semua tindakan untuk memastikan keselamatan penumpang dan semua lalu lintas udara saat ini dilakukan oleh Kepolisian Republik Ceko."

 

 

Terima Ancaman Bom, Pesawat Ryanair Mendarat Darurat di Berlin

Sementara itu, sebelumnya sebuah pesawat penumpang Ryanair melakukan pendaratan darurat di Berlin akibat ancaman bom.

Menurut polisi Jerman pada Minggu 30 Mei 2021 malam tanpa merilis rincian lebih lanjut, setelah itu pesawat melanjutkan perjalanannya ke Polandia.

"Penerbangan dari Dublin ke Krakow membuat pengalihan tak terduga setelah ancaman bom yang dilaporkan," kata surat kabar Jerman Bild Zeitung seperti dikutip dari France 24, Senin 11 Mei 2021.  

Dengan 160 orang di dalamnya, penerbangan tersebut tiba di Bandara Berlin-Brandenburg pada Minggu 30 Mei tak lama setelah pukul 08.00 malam (18.00 GMT), tetap berada di landasan hingga Senin 31 Mei pagi.

Seorang juru bicara kepolisian Berlin mengatakan bahwa petugas telah menyelesaikan pemeriksaan keamanan mereka "tanpa ada bahaya yang terdeteksi".

"Para penumpang akan melanjutkan perjalanan mereka ke Polandia dengan menggunakan pesawat cadangan," kata jubir tersebut kepada AFP, tanpa memberikan rincian peringatan yang lebih tepat.

Penerbangan itu dikosongkan dengan bagasi juga digeledah, media Jerman melaporkan.

"Pesawat Ryanair yang melakukan pendaratan darurat melaporkan keadaan darurat udara, dan oleh karena itu segera diberi izin pendaratan di BER," kata juru bicara bandara Jan-Peter Haack kepada Bild.

"Pesawat itu saat ini dalam posisi aman," kata juru bicara polisi kepada surat kabar tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ancaman Bom ke Pesawat Singapore Airlines SQ33 Picu Pengawalan Jet Tempur, 1 Orang Ditangkap

Singapore Airlines
Singapore Airlines mengoperasikan pesawat Airbus A350-900ULR (Ultra Long Range) terbaru untuk penerbangan terpanjang. (dok. Singapore Airlines/Dinny Mutiah)

Bicara soal ancaman bom, seorang pria berusia 37 tahun ditangkap karena diduga membuat ancaman bom di atas pesawat Singapore Airlines (SIA) dari San Francisco yang mendarat di Singapura pada Rabu 28 September 2022 dini hari.

Menurut The Straits Times yang dikutip Kamis (29/9/2022), pria yang ditangkap terkait ancaman bom itu adalah warga negara asing.

Penerbangan SQ33, yang meninggalkan San Francisco pada pukul 22.26 pada Senin 26 September (Selasa 27 September pukul 13.26 waktu Singapura) dengan 209 penumpang dan 17 awak di dalamnya, dikawal oleh dua jet tempur RSAF sebelum mendarat di Bandara Changi pada Rabu 28 September sekitar pukul 05.50. Demikian menurut Angkatan Udara dan polisi Republik Singapura dalam sebuah pernyataan.

Polisi diberitahu tentang ancaman itu pada hari Rabu sekitar pukul 2.40 pagi, tambah pernyataan itu.

Seorang juru bicara SIA dalam menanggapi pertanyaan mengatakan SQ33 menuju ke bagian terisolasi dari bandara untuk pemeriksaan keamanan setelah mendarat, dan kemudian ditarik ke Terminal 3 setelah pemeriksaan keamanan selesai.

Defence Ministry (Mindef) atau Kementerian Pertahanan Singapura dalam sebuah posting Facebook pada hari Rabu mengatakan: "“Tim dari Kelompok Pertahanan Kimia, Biologi, Radiologi dan Bahan Peledak Angkatan Darat Singapura dan Divisi Polisi Bandara berada di lokasi untuk memverifikasi klaim tersebut."

"Ancaman itu kemudian diverifikasi sebagai palsu, dan orang yang mencurigakan telah ditangkap."

Menteri Pertahanan Ng Eng Hen dalam sebuah posting Twitter mengatakan angkatan udara mengaktifkan dua jet tempur F-16 untuk mengawal penerbangan pesawat SQ33.

Pernyataan polisi mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa penumpang diduga mengklaim bahwa ada bom di tas jinjing, dan telah menyerang kru.

"Dia ditahan oleh kru, dan kemudian ditangkap … karena dicurigai mengonsumsi obat-obatan terlarang. Penyelidikan polisi sedang berlangsung," tambah polisi.

Sambungannya di sini...


Pesawat Malaysia Airlines Dapat Ancaman Bom di Bandara Bangladesh

Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)

Sebelumnya, pihak berwenang Bangladesh menyisir pesawat Malaysia Airlines setelah mendarat di Bandara Internasional Hazrat Shahjalal Dhaka, di tengah laporan dugaan ancaman bom di dalam pesawat.

Meski demikian, pencarian tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, Otoritas Penerbangan Sipil Bangladesh mengumumkan pada konferensi pers pada Kamis (2/12/2021) dini hari.

Penerbangan menuju Dhaka dari Kuala Lumpur mendarat di bandara Shahjalal sekitar pukul 21.48 pada Rabu 1 Desember.

Pesawat kemudian digiring ke taxiway di mana regu penjinak bom Angkatan Udara melakukan pencarian menyeluruh terhadap pesawat setelah mengevakuasi penumpangnya, demikian dikutip dari laman bdnews24.com.

"Informasi itu ternyata tidak berdasar tetapi kami tidak menganggapnya enteng," kata Kapten Grup AHM Touhid-ul Ahsan, direktur bandara kepada wartawan.

"Kami melakukan pencarian rinci setelah pesawat mendarat. Pertama, kami menurunkan penumpang dan menggeledah mereka sesuai dengan Standar Prosedur. Tapi kami tidak menemukan bahan berbahaya atau mirip bom."

Touhid-ul mengatakan, pihaknya menerima petunjuk dalam panggilan telepon dari nomor Malaysia tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang masalah tersebut.

Klik di sini sambungan artikelnya...


Pesawat Air France Terima Ancaman Bom, Jet Rafale Kawal Pendaratan

Pesawat
Ilustrasi kabin pesawat. (dok. unsplash.com/angelacompagnone)

Sebuah pesawat milik Air France yang terbang ke Paris pada Kamis 3 Juni 2021 menerima ancaman bom di udara.

Hal ini lantas menyebabkan ketakutan dan peningkatan keamanan dengan memanggil jet tempur Rafale yang bergegas melakukan pengawalan ke bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis.

Air France yang melakukan perjalanan dari N'Djamena, Chad itu digeledah setelah mendarat di ibu kota Prancis.

Namun, tidak ada perangkat mencurigakan yang ditemukan, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengumumkan di Twitter, demikian dikutip dari laman Hindustan Times, Jumat (4/6/2021).

Seorang juru bicara angkatan udara mengatakan kepada AFP bahwa pilot pesawat telah memberi tahu kontrol lalu lintas udara bahwa ia telah menerima ancaman bom melalui radio selama penerbangan.

"Ancaman jenis ini tidak biasa dan akan mengarah pada penyelidikan," kata juru bicara itu.

Jet tempur Rafale dikerahkan untuk mengawal pesawat ke Bandara Charles de Gaulle di mana semua penumpang diturunkan dengan selamat.

Sebuah sumber pihak bandara mengatakan, Air France diparkir di area khusus yang disediakan untuk operasi keamanan, dan pencarian di area tempat duduk serta ruang bagasi pun dilakukan.

Sambungan artikelnya di sini...

Infografis survei kecelakaan pesawat 2018 (kredit: Aviation Safety Network)
Infografis survei kecelakaan pesawat 2018 (kredit: Aviation Safety Network)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya