Liputan6.com, Jakarta - Majelis Umum PBB, pada 14 Desember 2022 lalu secara bulat mengadopsi resolusi tentang "Meningkatkan peran parlemen dalam mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)".
Resolusi tersebut diusulkan oleh Uzbekistan selama sesi ke-75 Majelis Umum PBB pada tahun 2020 lalu.
Baca Juga
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, dalam siaran persnya, Rabu (21/12/2022) menjelaskan, resolusi tersebut disponsori bersama oleh 80 Negara Anggota PBB termasuk Indonesia.
Advertisement
"Pemerintah Indonesia dalam kaitan ini Kemlu secara intensif berkomunikasi dengan kami di BKSAP untuk memberikan masukan ke resolusi tersebut dari perspektif DPR. Masukan kami yang dititipkan ke Kemlu berhasil diakomodasi," ungkap politisi Partai Gerindra itu.
Fadli Zon menyampaikan, resolusi tersebut menekankan pentingnya keterlibatan parlemen dalam komitmen terbarukan terhadap persatuan, solidaritas, dan kerja sama multilateral. Kehadiran Parlemen akan sangat berarti dalam mendukung pemulihan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh dari pandemi COVID-19 serta mempercepat aksi satu dekade ke depan untuk mewujudkan TPB tanpa meninggalkan siapa pun.
"Diakomodasinya masukan DPR itu di forum PBB merupakan bentuk pengakuan dunia atas inisiatif DPR dalam upaya berkontribusi lebih besar untuk merealisasikan TPB," tegas Fadli.
Masukan DPR yang diakomodasi resolusi itu termaktub dalam paragraf pembuka kedelapan yang berbunyi "Mempertimbangkan Pertemuan Parlemen Global pertama untuk Mencapai Tujuan Pembanguna Berkelanjutan, yang diselenggarakan oleh Inter-Parliamentary Union dan DPR RI pada September 2021, tentang "Mengubah Tantangan Pandemi COVID-19 Menjadi Peluang Mencapai TPB."
Sebagaimana diketahui, DPR sendiri telah sukses menyelenggarakan The First Global Parliamentary Meeting on Achieving the SDGs yang bertajuk ‘Mengubah Tantangan Pandemi COVID-19 Menjadi Peluang Mencapai SDGs’ pada 30 September 2021. Pertemuan yang diselenggarakan secara fisik dan daring ini menggalang parlemen-parlemen dunia untuk berperan lebih banyak lagi dalam mencapai TPB.
'Naga' di Indonesia
Hal lain yang juga disorot dunia adalah sejumlah hewan hanya bisa ditemukan di Indonesia. Salah satunya Badak jawa, atau badak bercula-satu (Rhinoceros sondaicus)Â
Pada 2011, International Rhino Federation mendeklarasikan hewan tersebut telah punah -- hanya menyisakan sekitar 50 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon.
Meski dilindungi, keberadaan badak bercula satu juga menghadapi ancaman berupa kekeringan, aktivitas gunung berapi aktif, dan aktivitas manusia.
Spesies ini nyaris musnah sama sekali pada 1883 ketika Gunung Krakatau meletus memicu tsunami setinggi 40 meter yang menewaskan 37.000 orang saat itu. Tsunami menyapu ratusan desa, termasuk Ujung Kulon.
Badak Jawa adalah hewan yang soliter, tak hanya terhadap makhluk lain, juga pada sesamanya sendiri.
Hewan lain yang hanya ada di Indonesia adalah Komodo (Varanus komodoensis), yang menghuni Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, Flores, dan Komodo di Nusa Tenggara Timur.
Reptil raksasa itu aslinya berasal dari Australia, mereka hidup di Benua Kanguru itu jutaan tahun lalu sebelum bermigrasi dan mencapai wilayah Indonesia sekitar 900 ribu tahun lalu.
Komodo selamat dari berbagai gonjang-ganjing alam: zaman es, kenaikan permukaan laut, gempa bumi, juga tsunami dahsyat yang terjadi di Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda Islands).
International Union for Conservation of Nature Red List melabelinya sebagai hewan yang terancam punah.
Publikasi pertama soal 'naga terakhir di muka bumi' itu dikeluarkan pada 1910, dari ekspedisi Belanda ke Pulau komodo -- di mana hewan itu ditembak lalu kulitnya dibawa ke Jawa.
Konon, legenda naga Tiongkok ada kaitannya dengan komodo.Â
Advertisement
Diakui Dunia, Wali Kota Risma Raih Peringkat 3 Ajang World Mayor
Satu lagi pemimpin daerah di Indonesia mendapat pengakuan dunia. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, berada di peringkat 3 atau runner-up kedua ajang World Mayor 2014.
Peringkat pertama diberikan kepada Naheed Nenshi, Wali Kota Calgary, Kanada. "Yang dianugerahi penghargaan 2014 World Mayor Prize," demikian Liputan6.com kutip dari situs World Mayor.
Runner-up pertama Daniel Termont, Wali Kota Ghent, Belhia mendapatkan penghargaan World Mayor Commendation for Services to European Cities.
Dan, "Sebagai runner-up kedua Wali Kota Tri Rismaharini akan menerima penghargaan sebagai World Mayor Commendation for services to the City of Surabaya, Indonesia."
Pemenang ajang World Mayor 2014 akan dipilih berdasarkan jumlah nominasi, terkait dengan besarnya wilayah yang dipimpin. "Namun, yang lebih penting adalah pendekatan dan pengakuan dalam testimoni yang diterima selama World Mayor Project tahun ini," demikian penjelasan pihak World Mayor.
Ini salah satu testimoni warga tentang sosok Risma. "Ibu Risma tak hanya bekerja dengan otak, tapi juga dengan hatinya," demikian tulis HS, asal Jakarta.
Sebelumnya, pada ajang yang sama tahun 2012 lalu, Joko Widodo alias Jokowi juga mendapatkan peringkat ketiga.
Jokowi berada di bawah Inaki Azkuna, Wali Kota Bilbao, Spanyol, yang dinobatkan sebagai yang terbaik dunia, dan Lisa Scaffidi, Wali Kota Perth, Australia yang didaulat di posisi kedua.
"Posisi ketiga World Mayor Project diraih Joko Widodo, Wali Kota Surakarta, Indonesia, yang pada Juli 2005 menjadi walikota pertama yang dipilih secara langsung. Pada 2012 ia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, ibukota Indonesia," demikian pengumuman di situs worldmayor.com, Selasa 8 Januari 2012.