Kabur dari Wajib Militer, 5 Warga Negara Rusia Terlunta-lunta di Bandara Korea Selatan

Tiga di antara pria Rusia itu tiba di Korea Selatan pada Oktober, sementara dua lainnya pada November.

oleh Hariz Barak diperbarui 29 Jan 2023, 07:06 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2023, 07:06 WIB
Ilustrasi bandara.
Ilustrasi bandara. (iStockphoto)

Liputan6.com, Seoul - Lima pria warga negara Rusia yang melarikan diri dari negaranya setelah perintah mobilisasi militer pada September lalu, terdampar di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, selama berbulan-bulan setelah pihak berwenang menolak menerima mereka. Tiga di antaranya tiba pada Oktober, sementara dua lainnya pada November.

Pengacara mereka, Lee Jong-chan, mengatakan bahwa permohonan mereka untuk mendapat status pengungsi ditolak oleh Kementerian Kehakiman Korea Selatan, membuat mereka terdampar di area keberangkatan bandara sambil menunggu keputusan banding.

"Mereka disediakan makan satu hari sekali, yaitu saat makan siang," ungkap Lee seperti dikutip dari CNN, Minggu (29/1/2023). "Tapi, selain itu mereka hanya makan roti dan minum."

Para pria itu diperbolehkan mandi, tapi harus mencuci baju dengan tangan dan tidak dapat meninggalkan area keberangkatan dan duty free.

"Mereka memiliki akses terbatas ke perawatan medis dan tidak mendapat dukungan bagi kesehatan mental mereka yang penting mengingat situasi genting mereka," tutur Lee.

Mobilisasi sebagian warga untuk bertempur dalam perang Rusia melawan Ukraina telah memicu protes dan eksodus massal. Banyak yang bergegas melintasi perbatasan darat atau membeli tiket pesawat ke luar negeri.

Data kolektif menunjukkan bahwa lebih dari 200.000 orang melarikan diri dari Rusia ke Georgia, Kazakhstan, dan Uni Eropa pada pekan pertama setelah mobilisasi diumumkan.

"Saya tidak mendukung apa yang terjadi, jadi saya memutuskan bahwa saya harus segera pergi," ujar seorang pria yang 'kabur' ke Belarusia kepada CNN. "Banyak teman saya, banyak orang tidak mendukung perang dan mereka merasa terancam oleh apa yang sedang terjadi dan tidak ada cara demokratis untuk benar-benar menghentikan ini, bahkan untuk menyatakan protes Anda."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wajib Militer

Serangan Rudal Rusia Hantam Gedung Apartemen di Dnipro, 12 Orang Tewas
Petugas darurat membersihkan puing-puing setelah rudal Rusia menghantam apartemen di Kota Dnipro, Ukraina, 14 Januari 2023. Rusia meluncurkan gelombang serangan besar untuk memukul infrastruktur energi di Ukraina termasuk sebuah gedung apartemen sembilan lantai di Kota Dnipro yang menyebabkan 12 orang tewas. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Pria hingga usia 60 tahun tanpa catatan kriminal memenuhi syarat untuk wajib militer. Pengalaman militer tidak selalu diperlukan.

Hanya mereka yang dihukum karena kejahatan seks terhadap anak di bawah umur, pengkhianatan, mata-mata atau terorisme yang dibebaskan dari wajib militer.

Sementara itu, tentara-tentara yang menolak untuk berperang dan kembali ke garis depan dilaporkan ditahan di ruang bawah tanah di wilayah pendudukan Ukraina dan menghadapi tuduhan desersi. Demikian informasi dari keluarga mereka seperti dilansir CNN.

 


Tidak Layak untuk Dievaluasi

Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)
Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)

Kementerian Kehakiman Korea Selatan telah menolak aplikasi kelima pria warga negara Rusia tersebut dengan catatan "tidak layak untuk dievaluasi". Alasannya, menolak wajib militer bukanlah alasan untuk mendapat status pengungsi.

"Penolakan mereka untuk bertugas di militer Rusia harus diakui sebagai alasan politik mengingat invasi Rusia ke Ukraina dikutuk oleh hukum internasional," papar Lee.

Kelompok hak asasi telah meminta pemerintah Korea Selatan untuk menerima lima pria Rusia tersebut sebagai pengungsi.

"Mereka yang mengajukan status pengungsi setelah melarikan diri dari penganiayaan politik dan agama dari negara asalnya memiliki hak atas perlindungan di bawah hukum internasional," demikian pernyataan dari kelompok advokasi hak asasi Korea Selatan. "Sangat mungkin bahwa orang-orang itu akan 'ditahan atau dipaksa wajib militer' jika mereka kembali ke rumah. Mereka adalah pengungsi politik yang menghadapi penganiayaan."


Isu Sensitif

Jelang Jin BTS Berangkat Wajib Militer Korea Selatan
Tentara Korea Selatan berjaga-jaga sebelum member grup K-Pop BTS, Jin memasuki wajib militer untuk bertugas di depan kamp pelatihan tentara di Yeoncheon, Selasa (13/12/2022). Para penggemar berkumpul di dekat lokasi wajib milier Jin BTS untuk mengucapkan selamat tinggal kepada idola mereka tersebut. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Kelima pria warga negara Rusia itu telah mengajukan banding atas penolakan mereka. Tiga dari mereka akan menghadapi putusan pertama pada 31 Januari, di mana pengadilan akan memutuskan apakah kasus mereka layak untuk dievaluasi.

Jika keputusan pengadilan mendukung mereka, Kementerian Kehakiman Korea Selatan kemudian harus meninjau aplikasi status pengungsi pria tersebut.

Wajib militer adalah masalah sensitif di Korea Selatan, di mana dinas militer wajib untuk semua pria berbadan sehat antara usia 18 dan 35 tahun. Bahkan, atlet atau superstar K-pop pun tidak dibebaskan dari wajib militer.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia?
INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya