Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti dari Institut Sains dan Teknologi Daegu Gyeongbuk (DGIST) Korea Selatan berhasil menciptakan baterai logam litium inovatif yang memiliki elektrolit polimer padat tiga lapis.
Disebutkan, baterai ini mampu memadamkan api dan mempertahankan kinerja yang kuat, bahkan setelah banyak siklus pengisian daya.
Baca Juga
Disitat dari Carscoops, baterai polimer pada litium dapat membentuk struktur yang lebih kecil dan mirip dengan pohon yang disebut dendrit selama pengisian dan pengosongan daya.
Advertisement
Sementara itu, dendrit sendiri justru dapat merusak sambungan internal dalam baterai. Sehingga dapat meningkatkan risiko kebakaran dan ledakan secara signifikan.
Tantangan yang sudah berlangsung lama ini telah mempersulit upaya dalam memaksimalkan potensi baterai logam litium hingga saat ini.
Tim DGIST sendiri telah merinci struktur elektrolit tiga lapis inovatif yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan kinerja baterai.
Desain cerdas ini mencakup lapisan luar yang lembut dan dapat memastikan kontak yang baik dengan elektroda, sementara lapisan tengah yang kuat diklaim dapat meningkatkan integritas struktural pada baterai tersebut.
Elektrolit tersebut semakin diperkuat dengan hadirnya zat pemadam api (decabromodiphenyl ethane), konsentrasi garam litium yang tinggi, dan zeolit, yang memperkuat keseluruhan kekuatannya.
Meskipun spesifikasinya mungkin terdengar sangat teknis, hasilnya baterai menjadi lebih aman dan lebih andal.
Lamboghini Bongkar Hyundai Ioniq 5 N untuk Bekal Bikin Mobil Listrik
Lamborghini tengah mempersiapkan mobil listrik pertamanya. Bahkan, jenama asal Italia ini, kedapatan telah membongkar Hyundai Ioniq 5 N, untuk bekal membuat kendaraan bertenaga baterainya tersebut.
Disitat dari Carscoops, sebuah video yang baru-baru ini muncul dari faslitas produksi Lamborghini di Sant'Agata Bolognese, Italia, yang direkam oleh youtuber Carryx, yang memperlihatkan gambar terkait pengujian mobil performa tinggi dari jenama asal Korea Selatan ini.
Sejatinya, membandingkan keunggulan mobil dari merek lain adalah hal yang wajar. Namun, tidak untuk Lamborghini kali ini, yang biasanya melakukan studi terhadap model-model yang menjadi kompetitor langsung, seperti Ferrari dan McLaren.
Hyundai Ioniq 5 N sendiri, memang banyak mencuri perhatian pecinta otomotif sejak kemunculannya. Mobil listrik, memiliki tenaga 641 tk, dan mobil tercepat yang pernah dibuat Hyundai dan dijual secara umum.
Mobil listrik ini, dianggap sebagai penemuan baru untuk sebuah kendaraan listrik, karena tidak hanya cepat tapi juga menarik. Dengan begitu, masuk akal rasanya jika Lamborghini ingin mengetahui apa yang membuat model ini memiliki performa yang luar biasa.
Supercar listrik saat ini tidak begitu laku di pasaran. Model seperti Aspark Owl, Hispano Suiza Carmen, dan Nio EP9 tidak ada yang benar-benar diterima publik secara luas. Bahkan, Rimac Nevera, yang dinilai tinggi pun tidak memiliki banyak peminat seperti yang diharapkan.
Dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan, Lamborghini perlu memastikan bahwa model listrik pertamanya, Lanzador yang akan hadir sebelum akhir dekade ini, akan layak sebagai model pertama ramah lingkungannya.
Advertisement