Gempa Turki: Bayi Kembar 'Ajaib' Bertahan Hidup 40 Jam di Bawah Puing Bangunan Runtuh

Bocah kembar menjadi salah satu korban yang tertimpa puing bangunan roboh akibat gempa Turki.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Feb 2023, 10:42 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 10:42 WIB
Gempa Magnitudo 7,8 Turki, Warga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban dari Reruntuhan Bangunan
Orang-orang mencari korban selamat melalui puing-puing bangunan setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,8 di Diyarbakir, pada 6 Februari 2023. Setidaknya 284 orang tewas di Turki dan lebih dari 2.300 orang terluka dalam salah satu gempa terbesar di Turki dalam setidaknya satu abad, saat pekerjaan pencarian dan penyelamatan berlanjut di beberapa kota besar. (AFP/Ilyas Akengin)

Liputan6.com, Ankara - Gempa Turki 6 Februari 2023 berguncang dengan dahsyat, banyak bangunan runtuh juga di Suriah selain di negara pusat lindu.

Bocah kembar menjadi salah satu korban yang tertimpa puing bangunan roboh akibat gempa Turki. Kendati demikian mereka selamat bertahan hidup melewati masa melelahkan selama 40 jam,  di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep, Turki. Mereka dalam kondisi hidup saat diselamatkan oleh polisi pada Selasa, 7 Februari.

Menurut Anadolu Agency (AA) yang dikutip Rabu (8/2/2023), beredar rekaman yang dirilis oleh Kepolisian Turki menunjukkan kedua anak itu dibawa keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.

"Anak kembar itu diselamatkan sekitar 40 jam setelah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep," kata polisi, menambahkan bahwa keduanya adalah "kembar ajaib".

Korban tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan banyak gempa susulan mendekati 6.000 di Turki pada Rabu pagi, menurut media pemerintah Anadolu Agency.

Korban Gempa Turki Bikin Video di Bawah Reruntuhan, Minta Tolong Lewat Media Sosial

Sementara itu, sejumlah korban gempa Turki yang masih terperangkap di antara reruntuhan dilaporkan memanfaatkan media sosial untuk meminta pertolongan dengan menunjukkan lokasi mereka kepada tim penyelamat.

Firat Yayla, YouTuber yang dikenal sebagai Charmquell, adalah salah satunya.

Dikutip dari Al Jazeera, Firat Yayla mengunggah sebuah video di Instagram Stories pada Selasa 7 Februari pagi. Melalui video itu ia mengatakan, dirinya terjebak di bawah reruntuhan di Distrik Antakya, Provinsi Hatay.

Ia memohon kepada para followers-nya untuk membantu menyelamatkannya.

"Teman-teman, kita terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa," katanya dalam video tersebut.

"Ibu! Apakah kamu baik-baik saja? Ibu! Katakan padaku kau bersembunyi di suatu tempat. Tolong bantu!," tambahnya sebelum mengakhiri video dengan memberi tahu alamat rumahnya.

Ia kemudian melakukan update di Instagram-nya dengan mengatakan dia telah diselamatkan, tetapi ibunya masih berada di bawah reruntuhan. 


Minta Bantuan Lewat Video

Foto Udara Kehancuran Kota Hatay Jadi Saksi Dahsyatnya Gempa Turki
Foto udara menunjukkan kehancuran di pusat kota Hatay, Turki selatan, Selasa (7/2/2023). Korban tewas akibat gempa dahsyat Turki melonjak di atas 5.000 dan diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat terus mencari korban tewas dan korban selamat di puluhan bangunan yang runtuh di seluruh wilayah. (IHA via AP)

Seorang remaja laki-laki lainnya juga melakukan langkah serupa. Dalam video yang menunjukkan dirinya terjebak di antara puing-puing di Distrik Iskenderun di Hatay, pria itu turut membagikan alamatnya dan mengatakan, "Jika Anda mencintai Tuhan Anda, tolong datang dan selamatkan kami."

Video itu pun dibagikan secara luas di Twitter.

Hatay adalah salah satu provinsi Turki yang paling parah terdampak gempa.

Pasca gempa, bandaranya rusak dan ditutup. Ini kemudian mempersulit tim bantuan dan penyelamat untuk mencapai kota yang sudah luluh lantak tersebut. 


Korban Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah 6 Februari 2023 Mencapai 7.826 Jiwa

Gempa Turki dan Suriah
Petugas penyelamat dan keluarga mencari di antara reruntuhan bangunan setelah gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang bagian tenggara negara itu, Kahramanmaras, Turki, Selasa (7/2/2023). Jumlah korban tewas gabungan telah meningkat menjadi lebih dari 5.000 orang di Turki dan Suriah setelah gempa terkuat di wilayah tersebut dalam hampir satu abad terakhir. (OZAN KOSE/AFP)

Korban tewas akibat gempa Turki magnitudo 7,8 yang terjadi pada Senin (6/2/2023) mencapai 7.826 jiwa. Angka tersebut merupakan gabungan dari 5.894 kematian yang terjadi di Turki dan 1.932 kematian yang dilaporkan di Suriah. Demikian dikutip dari The Guardian, Rabu (8/2).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memperkirakan bahwa angka kematian akibat korban gempa Turki dan Suriah bisa melampaui 20.000 jiwa.

"Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut sehingga kami sering melihat peningkatan delapan kali lipat dari jumlah awal," ungkap petugas darurat senior WHO untuk Eropa Catherine Smallwood.

Melihat skala kehancuran yang terjadi sejak gempa utama hingga gempa susulan, otoritas Turki telah mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi.

Upaya pencarian dan penyelamatan para korban gempa saat ini dilaporkan terhambat oleh beberapa situasi, termasuk cuaca dingin.

Di Suriah utara, negara yang sudah menderita akibat perang saudara, tim sukarelawan mengatakan mereka kekurangan bahan bakar dan sejumlah perbekalan paling dasar yang diperlukan untuk mengevakuasi korban yang masih terperangkap di reruntuhan.


Seorang Bayi Baru Lahir Berhasil Diselamatkan

Bayi perempuan yang baru lahir selamat dari gempa Turki.
Bayi perempuan yang baru lahir di Suriah berhasil diselamatkan dari gempa Turki. (Dok. AP/Ghaith Alsayed)

Sementara itu, seorang bayi perempuan yang baru lahir berhasil diselamatkan dari reruntuhan di sebuah rumah di Suriah utara pasca gempa Turki 6 Februari 2023. Bayi yang masih terikat dengan tali pusar ibunya yang sudah meninggal itu ditemukan oleh salah seorang kerabatnya, Khalil al-Suwadi.

Bayi itu adalah satu-satunya yang selamat ketika gempa bermagnitudo 7,8 meratakan bangunan yang dihuni keluarganya di Kota Jindayris yang dikuasai pemberontak.

"Kami mendengar suara saat sedang menggali," kata Suwadi kepada AFP, Selasa (7/2), seperti dikutip dari The Guardian.

"Kami membersihkan debu dan menemukan bayi dengan tali pusar (utuh), jadi kami memotongnya dan sepupu saya membawanya ke rumah sakit."

Bayi perempuan tersebut saat ini menerima perawatan di rumah saki anak di Kota Afrin. Dokter anak Hani Maarouf mengatakan kepada AFP bahwa kondisi bayi tersebut stabil tetapi terdapat memar, luka robek, dan hipotermia.

Suwadi menuturkan bahwa keluarga bayi tersebut tinggal di gedung apartemen lima lantai.

  

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya