Liputan6.com, Paris - Majalah Prancis Charlie Hebdo menuai kecaman setelah menerbitkan kartun yang mengejek gempa Turki magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2012).
Kartun yang diunggah di Twitter dengan judul "cartoon of the day", menunjukkan bangunan yang hampir runtuh, mobil dalam kondisi terbalik, dan tumpukan puing.
"Gempa di Turki," demikian tulisan di bagian atas kartun tersebut, sementara tulisan di bagian bawahnya berbunyi, "Bahkan tidak perlu mengirimkan tank".
Advertisement
Kartun Charlie Hebdo muncul di tengah upaya pencarian dan penyelamatan penyintas gempa yang masih terus dilakukan di Turki dan Suriah. Proses yang melibatkan banyak negara, termasuk Prancis.
Kecaman disampaikan sejumlah warga Paris. Thomas (24) -bukan nama sebenarnya- mengatakan bahwa Charlie Hebdo berusaha untuk melucu, tapi adalah hal yang rumit jika mengaitkannya dengan tragedi seperti gempa mematikan.
"Saya tidak ingin tertawa sama sekali," ujar Thomas seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (8/2/2023). "Itu sesuatu yang getir untuk ditertawakan."
Benoit, pemuda lainnya yang nama aslinya juga disamarkan, mengatakan bahwa situasi di negara-negara terdampak gempa sangat serius.
"Kita perlu memberikan dukungan yang sangat besar kepada mereka. Kalaupun mau membuat kartun, seharusnya itu menggambarkan dukungan," kata Benoit.
Pemuda itu juga tidak habis pikir bagaimana bisa Charlie Hebdo mengaitkan gempa mematikan dengan tank.
Simone -bukan nama sebenarnya- mengungkapkan kesedihannya bagi para korban. Ia mengkritik humor Charlie Hebdo yang sangat gelap.
Seorang lainnya, Amandine, menuturkan bahwa kartun Charlie Hebdo tampaknya seperti upaya yang buruk untuk menarik perhatian.
"Ini bukan pertama kalinya Charlie Hebdo mencoba membuat orang membicarakan mereka," tambahnya. "Tidak masuk akal masih melihat gambar seperti ini hari ini."
Majalah Charlie Hebdo terkenal kontroversial. Mereka pernah menuai kutukan karena membuat kartun yang menghina Nabi Muhammad.