Populasi Dunia Capai 8,5 Miliar pada 2040, Tapi Diprediksi Menurun Drastis Setelahnya

Analisis tersebut menggunakan sepuluh wilayah dunia seperti Afrika Sub-Sahara, China, dan Amerika Serikat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi populasi
Ilustrasi (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Populasi manusia di dunia bisa mencapai 8,5 miliar pada tahun 2050. Namun setelahnya akan mengalami penurunan drastis hingga menjadi 7 miliar pada tahun 2100.

Hal itu diprediksi menurut sebuah studi terbaru dari Earth4All for Global Challenges Foundation, dengan menggunakan model baru untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan penduduk.

Riset itu juga menemukan bahwa investasi dalam pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan dapat membantu mengurangi pertumbuhan penduduk, demikian seperti dikutip dari CNBC, Minggu (1/4/2023).

Para peneliti mengeksplorasi dua skenario: pertama, di mana dunia terus berkembang secara ekonomi seperti yang terjadi dalam 50 tahun terakhir (dengan kebijakan 'terlalu sedikit, terlalu terlambat'). Kedua, di mana terdapat investasi signifikan dalam pengentasan kemiskinan ('lompatan besar').

Dalam skenario terakhir, jika negara mengadopsi kebijakan yang berhasil untuk pembangunan ekonomi, para peneliti memperkirakan bahwa populasi dapat mencapai puncaknya pada 8,5 miliar sekitar tahun 2040 dan menurun menjadi sekitar 6 miliar orang pada akhir abad ini.

Dalam situasi itu, kemiskinan ekstrem juga bisa berakhir pada tahun 2060.

Dengan investasi "yang belum pernah terjadi sebelumnya" di bidang pendidikan dan kesehatan, serta pemerataan sumber daya, kemiskinan ekstrem dapat berakhir pada tahun 2060, menurut prediksi model tersebut

Per Espen Stoknes, pemimpin proyek penelitian, percaya jika akses pendidikan, kesehatan, dan ketersediaan energi bersih semakin luas, populasi akan turun menjadi sekitar 6-7 miliar pada 2100. Penurunan populasi itu diartikan sebagai sesuatu yang baik, dampak dari kebijakan 'lompatan besar'

"Kami tahu perkembangan ekonomi yang pesat di negara-negara berpenghasilan rendah berdampak besar pada tingkat kesuburan," ujar Stoknes seperti dikutip dari Mirror.

"Tingkat kesuburan turun karena anak perempuan mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan lebih baik dan perempuan diberdayakan secara ekonomi," tambahnya. 

"Faktanya… peningkatan efisiensi sumber daya memungkinkan standar hidup yang lebih baik dapat dicapai dalam skala global.”

Saat ini, pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di beberapa negara di Afrika, seperti Angola, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, serta beberapa negara Asia seperti Afghanistan.

Bahkan, salah satu proyeksi baru-baru ini dari Juli 2022 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan bahwa populasi dunia dapat mencapai 8,5 miliar jauh lebih awal yaitu pada tahun 2030 itu sendiri. Proyeksi PBB juga memperkirakan bahwa populasi dunia akan mencapai puncaknya sekitar 10,4 miliar pada tahun 2080-an. 

Penting untuk dicatat bahwa riset tersebut masih merupakan kertas kerja dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Manfaat Penurunan Populasi

FOTO: China Izinkan Warganya Punya Tiga Anak
Anak-anak bermain selama Hari Anak Internasional di sebuah mal di Beijing, China, Selasa (1/6/2021). Dengan melonggarkan batas kelahiran anak, China berharap dapat memperlambat penuaan cepat populasinya yang menambah beban ekonomi dan masyarakat. (AP Photo/Ng Han Guan)

Tim peneliti juga menyimpulkan kelebihan populasi bukanlah salah satu masalah terburuk yang dihadapi planet ini. Karena, populasi yang lebih besar mengkonsumsi lebih banyak sumber daya tak terbarukan dan menyebabkan lebih banyak polusi.

Oleh karenanya, penurunan populasi bisa bermanfaat.

Ada potensi bagi seluruh penduduk untuk mencapai kondisi kehidupan di luar tingkat minimum PBB, kata mereka.

"Kondisi Bumi yang mendukung kehidupan yang layak adalah di mana setiap orang dapat keluar dari kemiskinan ekstrem dan memiliki akses ke makanan, tempat tinggal, energi, dan sumber daya lainnya dengan distribusi sumber daya yang merata," jelas para persiet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya