Liputan6.com, Suzhou - Seorang pemain akrobat asal Tiongkok jatuh hingga tewas saat sedang beraksi di udara.
Melansir CNN, Jumat (20/4/2023), tragedi mengerikan ini memicu protes dan kritik di media sosial mengenai kurangnya prosedur keamanan.
Wanita pemain akrobat dengan marga Sun itu jatuh dan mendarat di atas panggung pada Sabtu 15 April. Ia melakukan pertunjukannya bersama sang suami.
Advertisement
Pertunjukan digelar di sebuah desa dekat Kota Suzhou di Provinsi Anhui, China.
Pemerintah Distrik Tongqiao dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa wanita itu segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi sayang nyawanya tetap tak terselamatkan, lukanya parah.
Sebuah rekaman tersebar luas di dunia maya. Terlihat bahwa pasangan suami istri itu ditarik ke udara di atas panggung luar ruangan yang besar.
Wanita itu berpegangan kepada suaminya dengan lengan sang suami terlilit pada dua potong kain yang tergantung di derek.
Sewaktu mereka berdua berayun, sang istri melingkarkan lengannya ke kepala suaminya dan menggantung kepadanya selama melakukan gerakan transisi.
Namun, malangnya, wanita itu kehilangan cengkeramannya dan terjun bebas ke atas panggung yang keras berlatar teriakan penonton yang kaget.
Sang suami terlihat sempat berusaha menangkap menggunakan kakinya, tetapi gagal.
Video kecelakaan mengenaskan itu viral di media sosial Tiongkok, penonton dibuat ngeri dan kaget.
Adegan mengerikan yang terekam dalam unggahan itu memicu banyak kritikan dari warganet.
Keselamatan Pemain Terancam
Warganet jelas mempertanyakan mengapa sang pemain akrobat wanita tidak mengenakan sabuk pengaman.
Bahkan di video itu pun tidak terlihat ada jaring atau matras pelindung yang terpasang di bawahnya. Tidak ada tindakan antisipasi jika suatu hal buruk terjadi.
Warganet juga menyerukan peraturan yang lebih ketat pada industri akrobatik dan perlindungan yang lebih baik bagi para pemain.
Patut dipertanyakan bagaimana acara pertunjukan tanpa prosedur keamanan dan keselamatan itu bisa terlaksana.
“Pertunjukan akrobatik di udara seperti ini sangat berbahaya,” komentar seorang netizen, “Setidaknya letakkan jaring pengaman di bawahnya, ini penting untuk melindungi pemain jika terjatuh."
“Tidak peduli seberapa terampil pemainnya, akan selalu ada kesalahan. Kenapa tidak ada langkah-langkah keamanan?” tulis komentar di platform Weibo yang mirip Twitter di China.
Sebuah pernyataan yang dirilis Selasa 18 April oleh pemerintah setempat menyebut bahwa penyelidikan oleh pihak berwenang memutuskan tragedi itu sebagai kecelakaan.
Advertisement
Pemain Akrobatik Harus Pentingkan Keselamatan
Perusahaan penyelenggara acara sebelumnya gagal mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang sebelum pertunjukan.
Investigasi juga menemukan bahwa mereka juga telah gagal dalam memberikan perlindungan keselamatan yang sangat penting dan tindakan darurat selama pertunjukan.
Rupanya, penggunaan crane atau derek dalam pertunjukan itu juga merupakan pelanggaran peraturan.
Pernyataan dari pemerintah juga menyebut bahwa perusahaan telah mencapai kesepakatan tentang kompensasi dengan keluarga pemain akrobat dan akan dihukum sesuai peraturan.
Asosiasi Akrobat China mengatakan ikut memberikan responsnya. Mereka menyatakan “hancur dan terkejut” mendengar tragedi itu.
Badan tersebut juga menyerukan kelompok dan pemain akrobatik untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan.
The Paper, situs berita negara, melaporkan bahwa saat pertunjukan seorang pembawa acara membual kepada penonton.
Bualan itu seperti mencari alasan atas tindakan pengamanan yang sama sekali tidak ada.
Sang pembawa acara mengatakan bahwa untuk membuat pertunjukan terlihat lebih nyata, para pemain tidak dilengkapi dengan pengaman apa pun.
Pemain akrobat wanita yang telah tewas itu meninggalkan suaminya dan dua anaknya.
Kecelakaan Kerja di Tambang Emas China, 9 Orang Tewas
Prosedur keselamatan tidak hanya penting bagi pertunjukan akrobat, tetapi bagi seluruh pekerjaan. Keselamatan para pekerja adalah yang paling utama. Kecelakaan kerja lainnya di China juga pernah terjadi, dengan korban yang lebih banyak.
Sembilan penambang China ditemukan tewas sehari setelah 11 rekan mereka diselamatkan setelah terjebak selama dua minggu di tambang emas di provinsi Shandong.
Wali Kota kota Yantai mengkonfirmasi kematian tersebut, nemun diketahui satu orang penambang masih hilang.
Mengutip BBC, Selasa (26/1/2021), seorang lainnya meninggal minggu lalu setelah mengalami koma.
Para penambang terjebak di tambang Hushan ketika pintu masuk terowongan runtuh setelah terjadi ledakan pada 10 Januari.
"Dari Minggu sore hingga sore ini, petugas penyelamat tidak berhenti mencari, dan menemukan sembilan penambang lagi yang terperangkap, sayangnya semuanya meninggal," kata Walikota Yantai Chen Fei dalam sebuah penjelasan pada hari Senin.
"Bersama dengan seorang penambang yang meninggal pada hari Kamis, jenazah sembilan penambang yang meninggal semuanya diangkat dari tambang."
Advertisement