Liputan6.com, Apeldoorn - Tepat di tanggal hari ini pada tahun 2009, terjadi sebuah serangan pada keluarga kerajaan Belanda yang sedang melakukan parade hari libur nasional Queen's Day.
Namun, serangan dari mobil yang melaju kencang itu gagal untuk menabrak bus beratap terbuka, yang membawa Ratu Beatrix dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Melainkan, mobil itu menerobos kerumunan orang dan menabrak monumen batu.
Baca Juga
Polisi mengatakan pengemudi mobil, yang diidentifikasi oleh media Belanda sebagai Karst Tates, sempat mengaku berusaha menyerang keluarga kerajaan tak lama setelah mobilnya berhenti.
Advertisement
Tetapi dia tidak memberikan motif dan tak lama setelah itu meninggal, menyisakan misteri yang belum terselesaikan.
Dirangkum dari berbagai sumber, serangan parade ini mengakibatkan 7 kematian dan 17 orang lainnya luka-luka.
Orang yang meninggal di antaranya ada lima warga yang saat itu sedang menonton parade, seorang pengemudi polisi militer yang hari itu bertugas, dan Karst Tates sendiri.
"Roel Nijenhuis (pengemudi polisi militer usia 55 tahun) sedang bertugas selama pawai hari Kamis," kata pernyataan dari komandan dinas, Letnan Jenderal Dick van Putten. "Dia telah mengendarai band polisi militer ke pawai dan sedang menonton perayaan ketika dia ditabrak."
Beberapa orang lainnya terluka setelah pria itu menabrakkan mobil kecil hitamnya menembus barikade polisi.
“Sekarang sangat sulit karena kami tidak lagi memiliki tersangka untuk merekonstruksi apa motivasi di balik ini,” kata Fred de Graaf, walikota Apeldoorn tempat insiden itu terjadi.
Kronologi Kejadian
Mobil hitam merek suzuki itu menerobos kerumunan parade di kota Apeldoorn pada tanggal 30 April, 2009.
Ratu Maxima, yang sedang menjabat pada tahun itu, menyaksikan peristiwa ngeri ketika kendaraan melaju beberapa meter melewati bus kerajaan.
Orang-orang terlempar ke udara saat mobil berbelok melintasi barikade polisi, tempat ratusan orang menunggu untuk melihat sang Ratu.
Rekaman menunjukkan mobil yang rusak itu terus melaju dengan kecepatan tinggi setelah menabrak anggota kerumunan.
Peter von de Vorst, seorang saksi, mengatakan kejadian itu seperti menonton film Hollywood. "Itu adalah hari yang sangat menyenangkan. Kemudian Anda mendengar ledakan. Semua orang melihat ke atas dan Anda melihat orang benar-benar terbang di udara," katanya. "Ini pasti sebuah lelucon aneh. Lalu tiba-tiba Anda panik dan menyadari bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi."
Sampai sekarang tidak jelas bagaimana mobil itu berhasil memasuki area parade yang telah ditutup polisi beberapa jam sebelumnya.
Advertisement
Motivasi Pelaku
Media Belanda yang mengutip dari tetangga pelaku, mengatakan Tates baru-baru ini dipecat dari pekerjaannya sebagai satpam dan akan diusir dari rumahnya di kota kecil Huissen karena dia tidak mampu lagi membayar sewa.
Polisi mengatakan dia tidak memiliki riwayat penyakit mental atau catatan polisi.
Para tetangganya pun menggambarkan dia sebagai orang yang ramah, tetapi suka menyendiri.
Jaksa mengatakan kematian tersangka mengakhiri penyelidikan kriminal terhadapnya, tetapi mereka terus menyelidiki apakah pelaku bertindak sendiri.
Sejalan dengan undang-undang privasi Belanda, jaksa belum merilis namanya saat itu. Namun media Belanda sudah mengungkap identitas pelaku.
"Sejauh ini tidak ada indikasi" ada orang lain yang terlibat, kata jaksa dalam sebuah pernyataan tahun 2009.
Polisi yang menggeledah rumah pria itu "tidak menemukan senjata, bahan peledak atau indikasi tersangka lain," kata jaksa penuntut. "Tidak ada kaitan dengan terorisme atau kelompok ideologi."
Monumen Peringatan
Setahun setelah kejadian, tahun 2010, Ratu Beatrix memulai perayaan 30 April dengan membuka monumen bagi para korban serangan "Queen's Day" tahun lalu.
Di bawah perlindungan ekstra, sang ratu menyapa warga dan pengunjung desa kecil Wemeldinge di bagian selatan negara untuk merayakan 30 tahun masa pemerintahannya.
Dengan kejadian tahun lalu yang mendorong pejabat untuk meninjau pengaturan keamanan saat penampilan publik keluarga kerajaan, sekitar 1400 polisi Belanda mengamankan jalan-jalan Wemeldinge.
Selain itu, hanya tamu undangan dan warga negara yang telah lolos pemeriksaan keamanan yang diperbolehkan berada di dekat prosesi kerajaan.
Sedangkan sorenya di pusat kota Apeldoorn, tempat penyerangan tahun lalu, Ratu Beatrix meluncurkan sebuah monumen dalam upacara untuk para korban serangan parade yang terjadi tahun lalu.
Sebuah pernyataan dari keluarga kerajaan mengatakan tugu peringatan baru itu melambangkan campuran dari "kerentanan, kemeriahan, dan duka."
Advertisement