Liputan6.com, Lima - Sedikitnya 27 orang tewas dalam kebakaran tambang emas di Peru selatan pada Sabtu (6/5/2023). Insiden tersebut tercatat sebagai kecelakaan pertambangan terburuk di negara itu dalam beberapa dekade.
Para pejabat mengatakan dua orang berhasil diselamatkan dari kobaran api, tetapi diperkirakan tidak ada lagi korban selamat yang ditemukan.
Baca Juga
Kebakaran di tambang emas La Esperanza di wilayah Arequipa itu diduga terjadi akibat korsleting listrik. Diyakini bahwa para penambang bekerja setidaknya sekitar 80 hingga 100 meter di bawah permukaan ketika kobaran api terjadi. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (8/5).
Advertisement
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah daerah mengatakan kantor polisi terdekat berjarak sekitar 90 menit dari lokasi terpencil dan beberapa jam dari kota terdekat. Fakta tersebut mempersulit tanggap darurat.
Surat kabar Peru, La República, melaporkan bahwa kerabat dari para penambang yang hilang tiba di lokasi pada Minggu pagi, tetapi akses ke lokasi ditolak.
Perusahaan pertambangan sendiri belum mengomentari bencana tersebut.
Salah Satu Produsen Emas Terbesar
Peru adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia, menambang lebih dari 100 ton per tahun atau sekitar 4 persen dari seluruh pasokan tahunan dunia.
Belasan kematian dalam setahun disebut tidak jarang terjadi di industri pertambangan Peru. Lazimnya tersebar pada insiden-insiden kecil.
Advertisement