Liputan6.com, Labuan Bajo - Pemerintah Indonesia telah selesai melakukan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan beberapa waktu lalu. Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat perlindungan terhadap WNI.
"Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini, jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang, 936 sudah pulang dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Demikian seperti dikutip dari pernyataan pers, Senin (8/5/2023).
Baca Juga
"Ke depan, perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat," tambahnya.
Advertisement
Menurut keterangan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing Jumat (5/5), para WNI dipulangkan lewat empat proses evakuasi pemerintah dan juga evakuasi mandiri. Berikut tanggal keberangkatan mereka ke Indonesia:
- Tahap Pertama (27 April): 385 orang tiba pada 28 April dengan Garuda Indonesia.
- Tahap Kedua (29 April): 363 orang tiba pada 30 April dengan Garuda Indonesia.
- Tahap Ketiga (30 April): 75 orang tiba 1 Mei dengan pesawat TNI AU.
- Tahap Keempat (1 Mei): 100 orang tiba pada 2 Mei dengan Garuda Indonesia.
Selain itu, ada pula 11 orang yang evakuasi secara mandiri.
Ada WNI yang Tak Mau Pulang
Selain itu, masih ada puluhan WNI yang menolak untuk pulang. Kemlu berkata ada WNI yang memilih tetap di Sudan karena alasan keluarga.
"Sementara WNI yang masih berada di Sudan adalah 64 orang termasuk 13 staf KBRI. Sebagian besar, dari 64 dikurangi dari KBRI, adalah warga negara yang memang memilih untuk tinggal karena alasan keluarga," ujar Menlu Retno Marsudi dalam press briefing di Kemlu RI.
Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha menyebut para staf KBRI berada di Port Sudan, bukan di ibu kota Khartoum.
Advertisement