Liputan6.com, Sana'a - Tepat 11 tahun lalu, seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya pada latihan parade militer di ibu kota Yaman, Sana'a.
Aksi bom bunuh diri militer gadungan itu menewaskan lebih dari 101 orang dan disebut sebagai salah satu serangan paling mematikan di kota itu dalam beberapa tahun.
Baca Juga
Melansir The Guardian, pengebom itu diketahui menyamar dengan mengenakan pakaian militer.
Advertisement
Ia berjalan ke belakang parade militer, jaraknya hanya 200 meter dari istana kepresidenan di Sana'a, sebelum meledakkan bahan peledak yang diikatkan di dadanya.
Ledakannya kecil, tetapi kedekatan pelaku bom bunuh diri dengan orang-orang di sekitarnya membuatnya sangat mematikan.
“50 orang tewas di tempat,” kata Kolonel Mohammed al-Kibsi.
Sang kolonel pun mendapat sebuah bekas luka yang menghitam akibat bom, tangan dan seragamnya berlumuran darah.
“Ini adalah pembantaian,” katanya. “Para prajurit pemberani di tanah air kita mati pagi ini dengan kejam.”
Selain korban tewas di tempat, menjelang malam, 90 orang lainnya menyusul karena luka-luka mereka.
Korban terluka pun mencapai lebih dari 220 orang, dengan sebagian besarnya dalam kondisi kritis, mengutip CNN.
Selama beberapa tahun sebelumnya, insiden ini disebut sebagai yang paling berdarah di kota itu.
Insiden itu jadi pukulan serius bagi transisi politik yang sedang berlangsung setelah satu tahun pergolakan politik yang kejam yang menggulingkan diktator Yaman, Ali Abdullah Saleh, setelah 33 tahun menjabat.
Pers Arab lokal melaporkan, kelompok Al Qaeda mengaku sebagai dalang dari serangan tersebut. Namun, belum ada anggota senior kelompok itu yang memverifikasi klaim tersebut.
Bom Bunuh Diri Pejalan Kaki Pertama
Pengeboman tersebut merupakan serangan bom bunuh diri pejalan kaki pertama di Sana'a sejak April 2010.
Pawai itu merupakan latihan untuk upacara yang akan diadakan pada Selasa untuk merayakan ulang tahun ke-22 penyatuan negara utara dan selatan.
Seorang juru bicara kementerian dalam negeri menegaskan bahwa pawai akan tetap dilanjutkan hari itu seperti yang direncanakan.
Presiden Yaman yang baru dilantik, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang dijadwalkan menghadiri perayaan tersebut, menanggapi serangan bom tersebut dengan memecat dua komandan senior.
Keduanya diketahui merupakan sekutu dari presiden pendahulunya, Saleh. Salah satunya bahkan adalah keponakan Saleh yang menjabat sebagai kepala keamanan nasional, sebuah unit intelijen elit yang bekerja sama dengan CIA.
“Angkatan bersenjata dan pasukan keamanan kita akan menjadi lebih keras dan lebih gigih dalam membasmi teroris,” kata Hadi dikutip dari kantor berita negara, Saba.
Saba juga melaporkan, Al-Zayani, sekretaris jenderal Dewan Kerjasama Teluk, menekankan bahwa Negara-negara GCC tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk mendukung Yaman guna mencapai stabilitas dan pembangunan yang diinginkan.
Advertisement
Serangan Terorisme Menghantui
Lokasi penyerangan, jalan raya 10 jalur yang biasanya dipenuhi dengan lalu lintas yang padat menjadi kacau dan semrawut.
Tentara dengan darah di seragam mereka berdiri dalam kebingungan di antara jari, kaki, dan topi tentara yang berserakan.
Daerah itu segera ditutupi pita kuning dan tim forensik memeriksa lokasi itu malam harinya.
Banyak yang menduga bahwa pengeboman itu adalah unjuk kekuatan oleh organisasi teroris untuk serangan besar-besaran yang diluncurkan minggu lalu.
Serangan yang dilakukan oleh unit-unit tentara Yaman yang dilatih AS untuk mencoba menumbangkan Ansar al-Sharia dan Al Qaeda.
Puluhan militan, tentara dan warga sipil telah tewas dalam sepekan terakhir ketika pasukan Yaman, yang didukung oleh artileri berat dan pesawat tempur, bergerak ke timur dari kota pelabuhan Aden, menggunakan tank dan roket untuk mencoba mengusir al-Qaida dari pegunungan Abyan.
Berlindung di antara penduduk di desa-desa setempat, para militan melakukan perang gerilya, menggunakan artileri yang disita dalam penggerebekan di pos-pos tentara untuk mencegah gerak maju tentara.
12 Orang Tewas Usai Bom Mobil Meledak di Dekat Bandara Aden Yaman
Dua tahun lalu, Yaman juga sempat mengalami serangan bom mobil.
Sedikitnya 12 warga sipil, termasuk anak-anak, tewas hari Sabtu dalam insiden ledakan bom mobil di dekat bandara Aden, ibu kota sementara pemerintah Yaman, ujar pejabat keamanan.
“Dua belas warga sipil tewas dalam ledakan" di sekitar bandara Aden dan "ada juga yang mengalami luka serius", kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Dilansir dari laman France24, Minggu (31/10/2021), pejabat keamanan lainnya mengonfirmansi jumlah korban.
Seorang juru bicara dari Dewan Transisi Selatan (STC) - bagian dari pemerintah Yaman - mengatakan ledakan itu disebabkan oleh ledakan bom mobil.
"Sebuah bom mobil diledakkan, menewaskan sejumlah warga kami yang damai, termasuk anak-anak, dan melukai sejumlah warga sipil lainnya," kata juru bicara STC Ali al-Kathiri dalam sebuah pernyataan.
Ledakan itu terjadi hampir tiga minggu setelah enam orang tewas dalam serangan bom mobil yang menargetkan gubernur Aden, yang selamat.
Advertisement