Pengamat Korea Selatan Pesimis ASEAN Mampu Selesaikan Masalah Myanmar dengan 5 Poin Konsensus

Lima Poin Konsensus (5PC) yang disepakati dua tahun lalu oleh para pemimpin ASEAN, termasuk junta militer Myanmar, kini dirasa kurang efektif untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Jun 2023, 10:11 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2023, 20:02 WIB
Protes Kudeta Militer, Demonstran Myanmar Tutup Jalur Kereta Api
Demonstran duduk di rel kereta api setelah memblokir rel kereta api selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar (17/2/2021). Para demonstran menuntut junta militer membebaskan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dan tokoh politik berpengaruh lainnya yang ditahan. (AP Photo)

Liputan6.com, Seoul - Jae Hyeok Shin, profesor bidang politik dan hubungan internasional Universitas Korea, mengaku pesimis dengan kondisi Myanmar saat ini, meski ASEAN telah sekuat tenaga untuk membantu mereka.

Lima Poin Konsensus (5PC) yang disepakati dua tahun lalu oleh para pemimpin ASEAN, termasuk junta militer Myanmar, kini dirasa kurang efektif untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik.

"Saya pesimis, karena militer sendiri butuh untuk ‘bertahan’ di Myanmar. Mereka akan melakukan segala sesuatu untuk mempertahankan posisi mereka dan tetap memiliki kekuatan di Myanmar," kata Jae kepada 13 jurnalis yang terpilih dalam program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, di Korea University, Rabu (31/5/2023).

Sejauh ini tidak ada komitmen dari junta. Jae juga mengakui bahwa sejak disepakatinya 5PC tersebut di Jakarta, pada April 2021 lalu, tidak ada komitmen dan kemajuan dari junta sendiri untuk mengimplementasikannya.

“Kenapa? Karena itu akan melukai posisi mereka. Sebaliknya, ASEAN tetap memegang teguh 5PC sebagai acuannya,” ucap Jae lagi.

Sementara itu, lanjut dia, rakyat Myanmar juga mendesak agar junta militer segera turun dari pemerintahan dan meminta agar pemimpin sipil kembali. Namun, hal ini pun belum membuahkan hasil.

Rakyat Myanmar mencoba bertahan di negerinya sendiri Tak hanya mendesak agar junta turun, rakyat Myanmar juga harus melindungi diri mereka., bahkan di saat mereka tinggal di negara mereka sendiri.

“Apa yang dilakukan rakyat Myanmar saat ini hanya bekerja sama dan membangun koalisi dengan kelompok etnis untuk melindungi diri mereka dari serangan junta militer,” tutur Jae.

Upaya Pemerintah Korsel

Pemerintah Korea Selatan mendukung keketuaan Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023, termasuk sepenuhnya mendukung 5 Point Consensus dalam upaya penyelesaian situasi politik di Myanmar (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).
Pemerintah Korea Selatan mendukung keketuaan Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023, termasuk sepenuhnya mendukung 5 Point Consensus dalam upaya penyelesaian situasi politik di Myanmar (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Di sisi lain, pemerintah Korsel menyatakan bahwa mereka mendukung 5PC tetap menjadi acuan ASEAN untuk membantu memulihkan kondisi Myanmar saat ini.

"Tentu saja, pemerintah Korsel sepenuhnya mendukung dengan sangat kuat 5PC ini, dalam penyelesaian situasi di Myanmar," ujar Wakil Direktur Jenderal ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korsel Kim Dong Bae.

Seputar Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea

Indonesian Next Generation Journalist Network (FPCI)
Indonesian Next Generation Journalist Network (FPCI)

Tahun ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation kembali menyelenggarakan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, setelah sukses di tahun sebelumnya.

Program ini merupakan wadah bagi jurnalis profesional di Indonesia untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan Indonesia-Korea yang masih kurang terjamah karena keterbatasan akses informasi.

Pada pembukaan dan workshop pertama Founder and Chairman of FPCI, Dino Patti Djalal menyampaikan sambutannya secara virtual.

Dino Patti Djalal menyambut ke-15 jurnalis terpilih dalam program tahun ini.

"Program ini terselenggara atas kerja sama FPCI bersama Korea Foundation. Tujuan utama program ini adalah membangun kemitraan strategis antara Indonesia-Korea lewat level people to people," kata Dino Patti Djalal, Jumat (26/8/2022).

"Indonesia dan Korea punya potensi luar biasa dan hubungan dekat. Ini jadi kesempatan luar biasa bagi jurnalis Indonesia tahu lebih dalam soal Korea. Ini akan jadi program yang menyenangkan. Nantinya para jurnalis akan mengunjungi Korea, dan peserta tahun sebelumnya telah mengunjungi Korea Selatan."

"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada jurnalis yang terpilih," ujar Dino Patti Djalal.

Infografis Otomotif Indonesia
Indonesia masih juarai penjualan mobil se-ASEAN (liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya