Korea Selatan Berharap Indonesia Lunasi Proyek Pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX

Senior Manager and Chief KFX Joint Development Management Team, Lee Sung Il, berharap Indonesia melanjutkan komitmennya terhadap proyek KF-21 Boramae ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Jun 2023, 12:45 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 12:02 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae- In saat peluncuran protipe KF-21 KFX/IFX 9 April 2021. (Republic of Korea Embassy Jakarta)
Presiden Korea Selatan Moon Jae- In saat peluncuran protipe KF-21 KFX/IFX 9 April 2021. (Republic of Korea Embassy Jakarta)

Liputan6.com, Busan - Senior Manager and Chief KFX Joint Development Management Team, Lee Sung Il, berharap Indonesia bisa melanjutkan komitmennya terhadap proyek KF-21 Boramae.

“Kami harap pemerintah Indonesia bisa segera membayar dan terus berkomitmen dengan proyek ini,” kata Lee kepada 13 jurnalis yang terpilih dalam program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, di Busan, Jumat (2/5/2023) di KAI, Sacheon, Jumat (2/6/2023).

Seperti diketahui Indonesia turut ambil bagian dalam pengembangan pesawat tempur KFX/IFX bersama Korea Selatan (Korsel) dengan nama resmi KF-21 Boramae.

Total investasi dari proyek ini tercatat mencapai 8,8 triliun Won atau setara dengan Rp100 triliun. Dalam skema join ini, 20 persen pembayarannya dari Indonesia, 60 persen dari pemerintah Korsel dan 20 persen dari perusahaan pembuat pesawat, Korea Aerospace Industries (KAI).

Namun, Indonesia belum membayar lagi sejak Januari 2019 dan baru kembali membayar pada November 2022

Sementara itu, dikutip dari Korea Joongang Daily, Indonesia disebut akan memberitahu Korsel soal pembayaran lanjutan tersebut pada akhir bulan Juni 2023 ini.

“Indonesia memberitahu soal rencana pembayaran selanjutnya ini setelah terakhir membayar untuk proyek KF-21 pada November lalu, pertama kalinya dalam hampir 4 tahun,” ungkap Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korsel, Eom Dong Hwan.

 

Proyek Diharapkan Rampung pada 2026

FOTO: Mengunjungi Singapore Airshow 2022
(Depan ke belakang) Model skala pesawat tempur KF-21 yang sedang dalam pengembangan, pesawat tempur ringan FA-50, pesawat latih KT-1 dan pesawat lain yang diproduksi oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dipamerkan pada Singapore Airshow 2022, Singapura, Selasa (15/2/2022). (ROSLAN RAHMAN/AFP)

Proyek KFX/IFX ini sendiri telah dimulai sejak 2015 dan dijadwalkan bakal rampung pada 2026.

“Untuk memastikan rencana pembayaran berjalan dengan normal bulan ini, kepala proyek kami dijadwalkan akan segera mengunjungi Indonesia untuk melakukan pembicaraan dengan pihak terkait soal rinciannya,” ucap Eom lagi.

“Kami berencana untuk menindaklanjuti ini agar tidak mengganggu pengembangan dari KF-21,” lanjut dia.

Seorang pilot TNI Angkatan Udara, Kolonel Sugiyanto, pertama kali mencoba menerbangkan prototype nomor 4 KF-21 pada 16 Mei 2023 kemarin, dari Pangkalan Udara Sacheon, Korsel.

Penerbangan tandem ini diawaki oleh pilot KAI Jim Tae Bom yang duduk di kursi depan dan Kolonel Sugiyanto duduk di kursi belakang untuk menguji sistem komunikasi, navigasi dan identifikasi pesawat ini, dengan didampingi jet F-16 milik Angkatan Udara Korsel.

Seputar Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea

Indonesian Next Generation Journalist Network (FPCI)
Indonesian Next Generation Journalist Network (FPCI)

Tahun ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation kembali menyelenggarakan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, setelah sukses di tahun sebelumnya.

Program ini merupakan wadah bagi jurnalis profesional di Indonesia untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan Indonesia-Korea yang masih kurang terjamah karena keterbatasan akses informasi.

Pada pembukaan dan workshop pertama Founder and Chairman of FPCI, Dino Patti Djalal menyampaikan sambutannya secara virtual.

Dino Patti Djalal menyambut ke-13 jurnalis terpilih dalam program tahun ini.

"Program ini terselenggara atas kerja sama FPCI bersama Korea Foundation. Tujuan utama program ini adalah membangun kemitraan strategis antara Indonesia-Korea lewat level people to people," kata Dino Patti Djalal, Jumat (26/8/2022).

"Indonesia dan Korea punya potensi luar biasa dan hubungan dekat. Ini jadi kesempatan luar biasa bagi jurnalis Indonesia tahu lebih dalam soal Korea. Ini akan jadi program yang menyenangkan. Nantinya para jurnalis akan mengunjungi Korea, dan peserta tahun sebelumnya telah mengunjungi Korea Selatan."

"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada jurnalis yang terpilih," ujar Dino Patti Djalal.

Infografis Hasil Utama KTT Korea Utara Korea Selatan
Hasil Utama KTT Korea Utara-Korea Selatan adalah Perang Korea Berakhir (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya