Liputan6.com, Jakarta - Praktisi urban farming Denzel Mitchell dari Amerika Serikat melakukan mengunjungi Indonesia untuk melihat perkembangan urban farming di kota-kota Indonesia. Salah satu lokasi kunjungan Denzel adalah sebuah kebun warga lokal di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kebun yang berlokasi di KUA Cempaka Putih itu diberdayakan warga setempat untuk menanam sayuran, termasuk dengan cara hidroponik. Ada juga lokasi ternak lele di lokasi tersebut.
Denzel Mitchell merupakan co-founder dari Farm Alliance of Baltimore, sebuah perkumpulan kebun perkotaan. Ia berkunjung ke Indonesia sebagai kunjungan balas setelah sebelumnya menyambut kunjungan dari pihak Indonesia. Kunjungan tersebut difasilitasi oleh Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI).
Advertisement
Denzel pun tampak kagum dan menikmati kunjungannya ke kebun warga di Cempaka Putih tersebut, ia sampai memeriksa tanah setempat, memakan sayuran lokal, dan berbagi pengalaman bersama masyarakat.
Dalam wawancara bersama Liputan6.com, Denzel mengaku banyak belajar dari kunjungannya ke Indonesia. Ia pun menemukan banyak persamaan dalam urban farming di Indonesia dan Amerika Serikat.
"Saya justru menemukan lebih banyak persamaan ketimbang perbedaan. Perbedaannya besarnya di Maryland kami memiliki empat musim berbeda: musim dingin, semi, panas, dan gugur. Di Indonesia, ada musim kering dan hujan. Tapi yang saya lihat banyak produk sayuran yang masyarakat tumbuhkan di Indonesia yang kami juga bisa tumbuhkan," ujar Denzel Mitchell kepada Liputan6.com di KUA Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2023).
Beberapa tanaman yang Denzel sorot adalah pak choi, bayam, jagung, jahe, dan stroberi.
Hal lain yang membuat Denzel terkesima adalah tata ruang urban farming di KUA Cempaka Putih. Ia menyorot bahwa segala ruang digunakan dengan optimal.
"Tiap ruangan digunakan. Banyak ruang yang terintegrasi dengan sayuran, tanaman tahunan, barisan bibit, tapi juga buah seperti mangga, dan pohon buah lainnya. Jadi integrasi dari guna ruang adalah salah satu yang saya pelajari," ucapnya.
Melawan Perubahan Iklim dengan Urban Farming
Denzel juga sempat berkunjung ke Jawa Barat sebelum ke DKI Jakarta. Selain urban farming, ia terkesima karena banyak orang Indonesia yang punya tanaman di luar rumah mereka. Hal itu pun dianggap bisa membantu menyegarkan udara.
Kegiatan urban farming esensinya adalah memproduksi makanan sendiri secara segar. Kegiatan tersebut dianggap berkontribusi melawan perubahan iklim.
"Semakin banyak ruang hijau yang ditanam, sekuestrasi karbon, dan toksin yang ditangkap udara melalui tanaman terkecil ke yang terbesar, maka kita bisa membalikan arah perubahan iklim," jelas Denzel.
Denzel juga sempat berkunjung ke Jawa Barat sebelum ke DKI Jakarta. Saat di Cempaka Putih, ia tampak antusias berbagi cerita dan pengalaman dengan warga setempat.
Berdasarkan keterangan pegawai Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang hadir di lokasi, pihak pemda memberikan dukungan kuat untuk kegiatan urban farming di berbagai lokasi. Kelurahan-kelurahan pun diberikan ruang untuk tempat cocok tanam, meski belum semua lokasi antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Denzel pun menjelaskan bahwa penting agar kegiatan ini diajari ke anak-anak muda, agar mereka paham bahwa berkebun dan memproduksi makanan merupakan pekerjaan yang penting.
"Kami menarik mereka ke urban farming dengan mengkomunikasikan pentingnya pekerjaan ini. Kita harus makan, kita makan beberapa kali sehari, dan kita ingin mengubah pendekatan bahwa berkebun merupakan profesi yang sangat penting dan profesi yang butuh skill tinggi," pungkasnya.
Advertisement