Liputan6.com, Jakarta - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bakal menggelar Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2023, konferensi iklim tahunan sebagai ruang pertemuan bersama bagi menteri, pejabat, diplomat, aktivis, musisi, selebritas, pemuda, masyarakat sipil, dan berbagai kalangan lainnya untuk membicarakan isu iklim, khususnya di Indonesia, serta untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi mereka terkait pencapaian net-zero emission Indonesia.
Inisiatif ini dimaksudkan untuk menghimpun dan mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menyelamatkan masa depan bangsa dari krisis iklim.
Baca Juga
"Ini yang kedua kalinya, tahun lalu sudah terjadi menjadi climate forum terbesar di Indonesia dari jumlah pesertanya, dan ini juga lebih besar pesertanya, offline sekitar 5.000 orang sudah daftar," ujar Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dalam media briefing Indonesia Net-Zero Summit 2023 (INZS 2023), Rabu (21/6/2023) di Bakoel Koffie Jakarta.
Advertisement
"Intinya kami akan mendorong masyarakat terutama pemerintah untuk get out of your comfort zone," imbuhnya.
"It's now or never," kata Dino.
Menurut Dino, "kita terbiasa menyadari krisis kalau sudah terjadi. We cannot afford to wait 20-30 tahun lagi, kita harus mulai dari sekarang, makanya temanya sekarang adalah it's now or never, karena kalau mau mencapai dunia 1,5 derajat by mid century, emisi harus dipotong 50 persen dari sekarang".
"Ini sudah dihitung carbon stock nya berapa emisi yang harus dikurangi untuk menjaga agar carbon stock memenuhi target 1,5 derajat sesuai dengan Perjanjian Paris," tambah Dino.
Dalam acara ini, sambung Dino, akan diumumkan tema dan deklarasi net zero.
"Ada generasi Y dan Z, kita tambah generasi net zero. Semua bayi yang lahir sekarang hingga antara 2045, generasi inilah yang mempunyai potensi besar untuk menghidupkan semangat net zero ini, karena ada surveinya bahwa generasi muda isu paling besar (yang disorot) adalah perubahan iklim. Jadi, siapa pun yang akan menjadi pemimpin bangsa atau pun nasional, di Jakarta atau daerah, menyadari kalau mereka mau kredibel harus memiliki pandangan dan perspektif kebijakan perubahan iklim yang jelas," tegas Dino.
Acara INZS 2023 digelar pada Sabtu, 24 Juni 2023 pukul 09.00 - 21.00 WIB, bertempat di Djakarta Theatre XXI, Jakarta. Perhelatan ini akan ditutup dengan "Konser untuk Iklim" bersama band papan atas Indonesia, KOTAK dan D'MASIV.
Tahun 2021 lalu, FPCI menyelenggarakan INZS secara daring untuk pertama kalinya dengan tema "Selamatkan Indonesia Emas 2045 dari Ancaman Darurat Iklim". Bersama dengan 152 kelompok pegiat iklim dan pemuda dari seluruh Indonesia, FPCI menyuarakan aspirasi serta harapan bagi Indonesia untuk mewujudkan langkah konkret menuju pencapai net-Zero emission nasional.
Upaya FPCI Menggalakkan Kesadaran Publik Soal Perubahan Iklim
Founder FPCI Dino Patti Djalal menuturkan bahwa organisasi yang dinaunginya sudah sejak lama menggalakkan isu perubahan iklim.
"Untuk membangunkan kesadaran masyarakat, FPCI sejak 2021 kami berbangga bisa menjadi ormas (organisasi masyarakat) yang menggalakkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim," ungkap Dino.
Tahun 2021, jelas Dino, saat itu pemerintah masih sibuk dengan pandemi COVID-19. "2020 juga, baru setelah itu mulai terpikir perlu ada kebijakan perubahan iklim. Jadi akhirnya ada net zero target 2070 dan maju lagi ke 2060."
"Bagi FPCI kami berharap 2050 net zero atau bahkan 2045. Dari tur ke Korea dan Denmark, baik dari negara Barat maupun negara berkembang dari Timur juga mempunyai ambisi yang tinggi untuk menjadi bagian dari solusi perubahan iklim," paparnya.
Dino pun mengatakan bahwa momen INZS kali ini merupakan yang kedua kalinya. "Tahun lalu sudah terjadi menjadi climate forum terbesar di Indonesia dari jumlah pesertanya," pungkas dia.
Advertisement
It's Now or Never!
Puteri Indonesia 2022 Laksmi Shari De-Neefe Suardana, mengatakan momen INZS 2023 merupakan wadah untuk mencari solusi iklim. "It's now or never!, saya mendapat hak istimewa sebagai anak muda untuk berdialog, berdiskusi tentang isu-isu yang sangat penting ini," katanya.
"Ini bukan hanya untuk menarik perhatian publik, kita sudah tahu isu (perubahan iklim) ini sudah lama sekali, kita harus mengakselarasi masalah ini, membuat aksi yang lebih kuat karena isu ini sangat urgent. It's now or never, perubahan iklim bisa mempengaruhi banyak hal. Anak muda dari beragam kalangan bisa ikut serta," ungkap Laksmi Shari De-Neefe Suardana.
"Itu tanggung jawab kita sebagai anak muda, suka atau tidak, kita harus bergandeng tangan. Momen INZS ini adalah peluang bagus, untuk mendengarkan upaya-upaya dari berbagai pihak, dari sisi bisnis dalam hal iklim, dan juga mungkin sebuah kesempatan bagi kita, anak muda untuk menciptakan solusi yang baik bagi Bumi," imbuhnya.
Rangkaian Acara dan Panel Diskusi INZS 2023:
- The Climate Crisis in 15 Minutes
- Mimbar Iklim: Ambisi Iklim untuk Mencapai Indonesia Emas 2045
- Deklarasi Generation Net-Zero
- Krisis Iklim, Tanggung Jawab Siapa?: Gotong Royong di Tahun Politik Indonesia
- Deadline 2030: Cara Menggalang Triliunan Dolar untuk Dunia 1,5 derajat Celcius
- Mimpi Indonesia Bebas Emisi: Apakah Kebijakan, Regulasi, dan Insentif saat ini Sudah Cukup?
- Resep untuk Iklim: Transisi Energi Terbarukan dengan Speed and Scale
- Small Actions, Big Impact: Cara KAMU Selamatkan Bumi
- Menjaga Semesta, Indonesia Sejahtera: Menilik Potensi Alam untuk solusi Iklim
- Menempatkan Isu Iklim di Hati Pemda Indonesia
- Teknologi Untuk Net-Zero: Mana Yang Benar-Benar Solusi?
- Menciptakan Lingkungan Politik Indonesia yang Pro-Iklim
- Rembuk Kebangsaan untuk Iklim
- Climate Hero 'Awarding Ceremony'
- Konser untuk Iklim
Advertisement