Liputan6.com, San Francisco - Pejabat Senior AS untuk APEC dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Matt Murray merespons upaya Menlu Rusia Sergei Lavrov yang mendorong ASEAN untuk lepas dari dolar AS.
"Selama ini kami telah bekerja untuk APEC. Terutama dengan Indonesia dan mitra kami lainnya mengenai kekhawatiran tentang invasi Rusia di Ukraina dan dampak ekonomi yang ditimbulkan di kawasan Indo Pasifik," kata Matt Murray dalam pernyataan pers-nya bersama 20 jurnalis yang terpilih dalam program FPC Reporting Tour on Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region dari Kemlu Amerika Serikat, Kamis (13/7/2023) secara virtual.
Baca Juga
"Kami sudah menyampaikan pandangan kami yang cukup jelas soal kekhawatiran aktivitas Rusia dan bagaimana hal itu berdampak pada kawasan. Jadi saya tidak punya sesuatu hal untuk disampaikan dan diperhatikan terkait masalah dolar (yang disampaikan Menlu Lavrov)," lanjut Matt Murray.
Advertisement
Di tengah upaya Rusia mendorong ASEAN lepas dari penggunaan dollar Amerika Serikat, Matt Murray menegaskan bahwa pihaknya saat ini telah melakukan banyak hal, termasuk berdiskusi soal kawasan di Indo Pasifik.
"Kami sudah melakukan diskusi dengan rekan-rekan di kawasan ini, tentang kekhawatiran yang lebih luas terkait aktivitas Rusia dan dampaknya terhadap perekonomian daerah."
Rusia meminta Indonesia agar bisa mendorong negara anggota ASEAN tak lagi bergantung dengan Amerika Serikat, terutama terkait alat tukar mata uang dolar.
Seperti yang diketahui, Indonesia saat ini memegang posisi presidensi ASEAN dengan menggelar Pertemuan Antarmenteri ASEAN dan bakal mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada September.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, langkah ini bertujuan untuk menyingkirkan dolar AS dan Euro dalam transaksi bisnis di negara Asia Tenggara, dikutip dari laman Russia Today.
Kemlu AS Ikut Respons Upaya Rusia Tandatangani Traktat Anti-Senjata Nuklir ASEAN
Sementara itu saat ditanya soal upaya Rusia yang siap menandatangani Traktat Anti-Senjata Nuklir ASEAN, Biro Urusan Asia Timur Pasifik dari Kemlu AS Camille Dawson menyampaikan bahwa pihaknya terus menginginkan keamanan dan kepatuhan terhadap konvensi internasional.
"Amerika Serikat dan mitra kantor punya hubungan erat dengan pihak berwenang untuk memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap konvensi internasional," kata Camille.
"Saya hanya ingin menyampaikan secara singkat dari sudut pandang AS yang terus mendukung IAEA dan ketentuan Non Proliferasi nuklir."
Camille juga menekankan bahwa Amerika Serikat akan terus mengampanyekan strategi Indo Pasifik AS sebagai visi afirmatif untuk kawasan yang bebas dan terbuka, terhubung, sejahtera serta aman.
"Saya ingin menekankan bahwa strategi pemerintah soal Indo Pasifik benar-benar merupakan upaya pemerintah dan bahkan seluruh masyarakat untuk bekerja dalam koordinasi yang sangat erat. Kami bekerja sama erat dengan Dewan Keamanan Nasional, dan seluruh lembaga pemerintah AS untuk memajukan tujuan strategi Indo Pasifik. Kami percaya bahwa peran AS di kawasan Indo Pasifik harus lebih efektif dan bertahan lebih lama dari sebelumnya."
Advertisement
Meningkatkan Peran di Indo Pasifik di Tengah Upaya Dominasi China
Camille menegaskan, AS menghadapi tantangan yang meningkat dari China dan menyebut visi di Indo Pasifik untuk kawasan ini tidak dapat dicapai sendiri.
"Masalah strategis dan tantangan membutuhkan tingkat kerja sama. Dan kami menyadari bahwa tantangan yang dihadapi kawasan ini akan menjadi peluang yang lebih besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk beroperasi dalam koordinasi yang erat dengan banyak pihak lainnya."
Camille menyebut, pada Februari 2023, AS menandai peringatan satu tahun sejak peluncuran strategi Indo Pasifik dan sudah mengambil langkah bersejarah dengan sekutu dan negara mitra untuk mewujudkan visi bersama di kawasan.
Seputar FPC Reporting Tour Terkait Keamanan dan Ekonomi di Kawasan Indo Pasifik
Tahun ini, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat lewat Foreign Press Centers (FPC) menyelenggarakan Reporting Tour dengan tema Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region atau Keamanan dan Ekonomi di Kawasan Indo Pasifik.
Program ini berfokus pada visi Administrasi Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk kawasan Indo-Pasifik yang makmur secara ekonomi dan memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan mitra di kawasan tersebut.
FPC Reporting Tour on Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region ini memberi para 20 jurnalis dari 18 negara kesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana keamanan dan ekonomi memperkuat keamanan Indo-Pasifik.
Program berlangsung para 11-21 Juli 2023 di San Francisco, California dan Honolulu, Hawaii.
Advertisement