Liputan6.com, Lund - Anne L’Huillier dari Universitas Lund, Swedia, berhasil memenangkan hadiah Nobel Fisika 2023. Ia meraih Nobel berkat studi terkait dinamika elektron pada materi (matter).
Ada yang unik pada kemenangan Anne L’Huillier, pasalnya dosen itu bukannya selebrasi tetapi malah lanjut mengajar di kelasnya. Murid di kelasnya membagikan foto ketika pemenang Nobel itu kembali ke kelas sembari mengajar dengan tongkat panjang.
Baca Juga
Årets Nobelpristagare i fysik föreläser för oss efter (!!) att hon blev meddelad om att hon vann!! pic.twitter.com/URnGSnUF7c
— Aron (@lantisfjantis) October 3, 2023
Hadiah Nobel itu diraih Anne L'Huillier. bersama Pierre Agostini (The Ohio State University) dan Ferenc Krausz (Ludwig-Maximilians-Universitas Munchen).
Advertisement
"Setelah saya mendapatkan kabar itu, saya masuk lagi dan melanjutkan kelas. Saya memberi tahu murid-murid bahwa kita akan selesai sedikit lebih awal, sebab saya harus ke kantor saya jam 11.45. Saya tidak bilang apa-apa lagi, tetapi saya pikir beberapa dari mereka mungkin paham apa yang sedang terjadi. Saya kemudian lanjut mengajar dalam setengah jam berikutnya," ujarnya seperti dikutip situs resmi Universitas Lund, Kamis (5/10/2023).
Saat diwawancara viia video oleh pihak kampus, fisikawan Swedia itu tampak malu-malu dan rendah hati. Ia mengaku bersyukur atas hadiah Nobel ini.
"Saya merasa sangat bahagia. Sangat bersyukur," ujar Anne L'Huillier dalam YouTube resmi Universitas Lund.
Baginya, dampak dari hadiah Nobel ini akan sangat berdampak kepada ranah penelitian yang ia lakukan. Wanita itu berkata tertarik dengan radiasi dan memulai masuk ke ranah penelitian ini pada 30 tahun yang lalu.
"Saya menjadi sangat bersemangat dengan penelitian ini. Dan kamu belajar hal baru sepanjang waktu, bahkan setelah 30 tahun," kata pemenang Nobel tersebut.
Ikuti Passion
Anne L’Huillier memberikan saran kepada para pecinta sains untuk mengikuti intuisi dan passion (keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai motivasi) mereka.
"Ikuti intuisimu. Itu saran saya. Jika kamu punya sebuah passion untuk sains: ikutilah! Ini berlaku terutama untuk para wanita muda," ujarnya.
Lebih lanjut, sang dosen juga berkata para wanita bisa punya keluarga sembari menjadi peneliti.
"Adalah hal mungkin untuk menggabungkan karier penelitian dengan kehidupan biasa dengan keluarga dan anak-anak. Itu mungkin jika kamu menginginkannya," tegas Anne L’Huillier.
Ia pun mengakui bahwa menjadi peneliti wanita di Swedia diuntungkan karena sistem pelayanan anak yang baik, serta masyarakat yang lebih terbuka terhadap ibu yang berkarier, meski ia menyayangkan bahwa peneliti wanita di bidang fisika masih sedikit.
Anne L’Huillier turut menyorot bahwa fisika adalah subyek yang memiliki jumlah pemenang wanita paing sedikit di dalam Nobel. Namun, ia optimistis bahwa jumlah pemenang wanita akan bertambah dalam di masa yang akan datang.
Anne L’Huillier merupakan wanita kelima yang meraih Nobel Fisika. Wanita pertama yang meraih Nobel Fisika adalah sang peneliti legendaris Marie Curie.
Advertisement
Erick Thohir Diskusi Bersama Peraih Nobel Ekonomi untuk Sejahterakan Indonesia
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berkomitmen nyata untuk menyejahterakan negara dan bangsa Indonesia ke depan. Bahkan Eks Presiden Inter Milan ini berdiskusi bersama Peraih Nobel Ekonomi tahun 2001 yang juga mantan Penasihat Presiden Amerika Serikat, Joseph Stiglitz untuk memajukan ekonomi Indonesia.
“Pagi ini saya bertemu Joseph Stiglitz yang pernah menjadi penasihat Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton. Ia juga peraih Nobel Ekonomi pada 2001,” kata Erick Thohir, dikutip Rabu (6/9).
Pertemuan tersebut dilakukan Erick Thohir di sela-sela kesibukannya dalam menghadiri KTT ke-43 ASEAN. Hal ini merupakan bentuk komitmen Erick Thohir dalam menjalin relasi dengan berbagai pihak untuk kepentingan Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, banyak hal yang dibahas oleh Erick Thohir dengan Stiglitz. Salah satunya membahas perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin pesat serta membicarakan potensi kerja sama.
Selain itu, Erick Thohir juga membahas perkembangan situasi internasional saat ini. Mulai dari tantangan ekonomi global saat ini setelah pandemi berakhir dan juga situasi geopolitik yang turut mempengaruhi perekonomian global.
Apalagi saat ini tengah terjadi perang antara Rusia dan Ukraina yang turut mempengaruhi iklim perekonomian internasional.
“Kami berdiskusi tentang ekonomi dunia yang kini penuh tantangan termasuk kebangkitan ekonomi pascapandemi dan geopolitik,” pungkas Erick Thohir.